Menghias Kuburan dengan Sutera

 
Menghias Kuburan dengan Sutera

Menghias Kuburan dengan Sutera

Pertanyaan :

Bagaimana hukumnya menghias kuburan dengan sutera atau lainnya?

Jawaban :

Menghias kuburan selain kuburan Rasulullah Saw. dengan sutera (harir) hukumnya haram dan dengan salain sutera hukumnya makruh.

Keterangan, dalam kitab:

  1. Tarsyih al-Mustafidin[1]

وَيُكْرَهُ وَلَوْ لِامْرَأَةٍ تَزْيِيْنُ غَيْرِ الْكَعْبَةِ كَمَشْهَدِ صَالِحٍ بِغَيْرِ حَرِيْرٍ وَيَحْرُمُ بِهِ (قَوْلُهُ غَيْرِ الْكَعْبَةِ) أَمَّا هِيَ فَيَحِلُّ سَتْرُهَا بِالْحَرِيْرِ وَكَذَا قَبْرُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Makruh hukumnya walau bagi seorang perempuan memperindah (suatu tempat) kecuali Ka’bah, seperti kuburan orang saleh dengan selain sutera, dan haram jika dengan sutera. (Yang dimaksud selain Ka’bah), bahwa jika itu Ka’bah, maka boleh menutupinya dengan sutera, demikian halnya kuburan Nabi Saw.

[1] Zainuddin al-Malibari, Fath al-Mu’in dan Alawi al-Saqqaf, Tarsyih al-Mustafidin, (Beirut: Dar al-Fikir, t. th.), h. 124.

Sumber: Ahkamul Fuqaha no. 15

KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-1

Di Surabaya Pada Tanggal 13 Rabiuts Tsani 1345 H. / 21 Oktober 1926 M.