Bagaimana Kisah Harut dan Marut Sebenarnya dalam Al-Quran

 
Bagaimana Kisah Harut dan Marut Sebenarnya dalam Al-Quran
Sumber Gambar: ilustrasi.Png

LADUNI.ID, Jakarta - Harut dan Marut adalah dua nama yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan juga dikenal dalam kisah-kisah umat terdahulu. Namun sebagian orang masih bertanya-tanya tentang siapakah mereka sebenarnya? Bagaimana kisah lengkapnya? Dalam artikel singkat ini akan dijelaskan mengenai bagaimana kisah Harut dan Marut sebenarnya berdasarkan riwayat yang ada.

Kisah kedua sosok ini sempat diceritakan dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surah Al-Baqarah ayat 102.

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Dan mereka mengikuti apa  yang dibaca oleh syaitan-syaitan  pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat  di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu jangnalah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya . Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS.Al-Baqarah 2:102)

  • Lalu Siapakah Harut dan Marut?

Sejumlah ulama mencoba menafsirkan ayat di atas. Ada yang berpendapat, mereka benar-benar malaikat, tetapi ada pula yang menilai kedua nama itu merupakan orang yang sangat saleh seperti malaikat. Bahkan, ada pendapat mengatakan, Harut dan Marut merupakan orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.

Ulama Tabi’in, Qatadah dan Ibnu Syihab Az Zuhri rahimahumallah menyebutkan:

كانا ملكين من الملائكة، فأهبطا ليحكما بين الناس

“Mereka berdua adalah malaikat. Mereka turun ke dunia untuk menegakkan hukum di tengah manusia.” (Tafsir Ath Thabari, 2/420)

Ibnu Zaid mengatakan:

الشياطين والملكان يعلمون الناس السحر

“Maksud ayat ini, setan-setan dan dua malaikat mengajarkan sihir kepada manusia.” (Tafsir Ath Thabari, 2/420)

Sebagian ulama mengatakan bahwa Harut dan Marut adalah manusia, diantara yang menafsirkan demikian adalah Al-Qasimi. Beliau mengatakan:

والذي ذَهَب إليه الْمُحَقِّقُون أنَّ هَارُوت ومَارُوت كَانا رَجُلَين مُتَظَاهِرَين بالصَّلاح والتَّقْوى في بَابِل

“Pendapat yang dikuatkan pada ulama muhaqiq adalah bahwa Harut dan Marut adalah dua orang
yang menunjukkan kesalihan dan ketaqwaan di Babil.” (Tafsir Al-Qasimi, 210)

Dari keterangan-keterangan tersebut, pendapat paling kuat adalah pandangan yang mengatakan bahwa mereka adalah dua orang malaikat. Dalam Majmu’ Fatawa wal Maqalat Mutanawwi’ah (8:115) diterangkan bahwa “para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Yang paling rajih, Harut dan Marut adalah dua malaikat yang turun untuk menguji dan mengetes manusia.”

  • Tujuan Harut dan Marut Turun Ke Dunia

Kisah Harut dan Marut memang memiliki banyak versi. Salah satu yang terkenal, yakni keduanya merupakan malaikat yang diutus Allah turun ke Kota Babil. Saat itu warga di sana diliputi kegelisahan sekaligus kesyirikan akibat tersebarnya sihir. Kala itu, Kota yang dipimpin oleh Raja Nebucadnezar berantakan. Sihir yang menyebar bahkan menimbulkan penyakit serta perceraian suami istri.

Penyebaran sihir berawal saat Raja Nebudcanezar menahan orang-orang Yahudi setelah menyerang Palestina. Ketika sampai di Babil, para tawanan itu mulai memainkan sihir. Mereka lalu membuat warga Babil takut dengan membuat lingkaran besar sebagai lingkaran sihir. Lalu diutuslah Harut dan Marut untuk mengajarkan sihir kepada warga Babil. Hanya saja bukan untuk berbuat jahat, melainkan hanya untuk menjelaskan hakikat sihir.

Mereka mendatangi warga Babilonia dan menjalankan tugas mereka. Mereka juga mengingatkan masyarakat di sana agar tidak menyalahgunakan sihir yang dipelajari untuk berbuat syirik dan mendurhakai Allah SWT. Keduanya berkata, “Sesungguhnya kami hanya cobaan bagi kamu semua. Maka, sebab itu janganlah kamu kafir.”

Keduanya turut mengajarkan warga Babil cara menghilangkan lingkaran besar sihir buatan Yahudi. Setelah tugas selesai, Harut dan Marut kembali ke langit, tetapi warga Babil malah tidak mengikuti peringatan para malaikat tersebut. Warga justru merusak dengan ilmu sihir yang diajarkan. Sampai akhirnya Kota Babil semakin berantakan.

Dari kisah tersebut dapat dipahami bahwa tujuan utama mereka turun ke dunia adalah memperlihatkan hakikat sihir kepada warga Babilonia agar mereka tidak diperdaya oleh setan dengan segala tipu muslihat sihir. Namun pada akhirnya, ajaran keduanya diselewengkan dan peringatan mereka tidak dihiraukan yang berakibat pada kekacauan.

Adapun kisah yang beredar tentang Harut dan Marut bahwa mereka adalah malaikat yang dihukum oleh Allah kemudian mereka melakukan zina, mabuk dan membunuh, ini kisah dari Israiliyat yang tidak boleh diyakini. Ibnu Katsir mengatakan:

حاصلها راجع في تفصيلها إلى أخبار بني إسرائيل ، إذ ليس فيها حديث مرفوع صحيح متصل الإسناد إلى الصادق المصدوق المعصوم الذي لا ينطق عن الهوى

“Kesimpulannya, rincian kisah Harut dan Marut itu berasal dari Israiliyat. Karena tidak ada hadis yang sahih marfu’ muttashil sanadnya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang tidak bicara dengan hawa nafsu.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/360)

Senada dengan pendapat Ibnu Katsir, As-Sa’di juga mengatakan bahwa semua kisah tersebut adalah kisah israiliyat. Jadi mereka mengajarkan sihir sebagai bentuk ujian bagi manusia. Syaikh As Sa’di menjelaskan:

وكذلك اتبع اليهود السحر الذي أنزل على الملكين الكائنين بأرض بابل من أرض العراق، أنزل عليهما السحر امتحانا وابتلاء من الله لعباده

“Demikian juga orang Yahudi biasa mempraktikan sihir yang dahulu diturunkan kepada dua malaikat yang ada di bumi, di negeri Babil, di Iraq. Mereka berdua diberi ilmu sihir sebagai bentuk ujian dari Allah bagi para hamba.” (Tafsir As Sa’di, 61)

Berkenaan dengan tujuan utama Harut dan Marut turun ke dunia, imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa mereka merupakan dua malaikat yang menjelaskan bahaya sihir sebagai ujian fitnah bagi manusia. Dan bagi Allah, lanjut Al-Qurthubi, sangat berhak untuk menguji hamba-Nya menurut kehendak-Nya sebagaimana Dia telah menguji Thalut.

Keterangan, dalam kitab:
Tanwir Al-Qulub (Muhammad Amin Al-Kurdi)

وَأَمَّا مَا اشْتَهَرَ مِنْ قِصَّةِ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ وَجَعْلُهُمَا مَلَكَيْنِ يُعَلِّمَانِ السِّحْرَ مَعَ زِيَادَةِ كَذِبِ الْمُؤَرِّخِيْنَ أَنَّهُمَا عُوْقِبَ وَمُسِخَا فَذَلِكَ كُلُّهُ كَذِبٌ وَزُوْرٌ وَبَاطِلٌ لاَ يَحِلُّ اعْتِقَادُهُ فِيْهِمَا أَنَّهُمَا إِنْ لَمْ يَكُوْنَا مَلَكَيْنِ فَتَعْلِيْمُهُمَا السِّحْرَ لَمْ يَكُنْ  لِأَجْلِ الْعَمَلِ بِهِ بَلْ لِلتَّحَرُّزِ مِنْهُ بِتَعْرِيْفِ حَقِيْقَتِهِ وَبَيَانِ شَرِّهِ وَعُقُوْبَتِهِ. وَلِهَذَا أَخْبَرَ اللهُ إِنَّهُمَا مَا كَانَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُوْلاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ.

Adapun kisah yang terkenal tentang Harut dan Marut, yang kemudian keduanya dijadikan sebagai malaikat yang mengajarkan sihir disertai adanya tambahan kebohongan oleh para sejarahwan bahwa keduanya telah dihukum dan berubah bentuknya, semuanya itu adalah dusta, palsu dan batil , tidak layak untuk diyakini dan didengarkan. bukan malaikat maka masalahnya menjadi jelas.

Namun perlu dipahami, meskipun Harut dan Marut mengajarkan hakikat sihir, bukan berarti sihir dibolehkan. Karena sihir pada saat itu diajarkan sebagai ujian dan dengan tujuan agar dihindari, tidak diamalkan. Imam At-Thabari berkata, “Mengetahui ilmu sihir itu tidak berdosa, sama seperti tidak berdosanya seseorang yang melihat cara membuat minuman keras, memahat patung. Letak dosa itu manakala ia mengamalkan dan mempraktikkannya.” Wallahu a’lam.

 

Sumber: Ahkamul Fuqaha no. 45 KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-3 Di Surabaya Pada Tanggal 12 Rabiuts Tsani 1347 H. / 28 September 1928 M.

___________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Jumat, 29 Juni 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.
Editor : Sandipo