Tuntunan Puasa Tarwiyah

 
Tuntunan Puasa Tarwiyah

Pertanyaan: Benarkah dalam bulan Dzhulhijjah hanya sunah puasa Arofah (tanggal 9, sebelum Idul Adlha) dan puasa Tarwiyah taggal 8 adalah bid’ah? MWC NU Tandes Jawaban: Mari terlebih dahulu kita menyimak beberapa hadis dan penafsiran para ahli hadits. Dalil hadis sahih secara umum adalah: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِىِّ  أَنَّهُ قَالَ: مَا الْعَمَلُ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ أَفْضَلَ مِنَ الْعَمَلِ فِى هَذِهِ قَالُوا وَلاَ الْجِهَادُ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَىْءٍ (رواه البخارى رقم 969) “

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada amal yang lebih utama daripada amal ibadah di 10 hari Dzulhijjah ini. Sahabat bertanya: “Apakah tidak dengan jihad? Rasulullah Saw menjawab: “Tidak juga jihad, kecuali orang yang keluar dengan diri dan hartanya, kemudian tidak kembali membawa apapun” (HR al-Bukhari No 969)

Dari hadis ini al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: وَاسْتُدِلَّ بِهِ عَلَى فَضْلِ صِيَامِ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ لِانْدِرَاجِ الصَّوْمِ فِي الْعَمَلِ (فتح الباري لابن حجر - ج 3 / ص 390) “Hadis ini dijadikan dalil keutamaan puasa di 10 hari Dzulhijjah, sebab puasa masuk dalam amal ibadah” (Fath al-Bari 3/390) Sedangkan dalil yang secara khusus pada hari Tarwiyah adalah: صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَّةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ (رواه أبو الشيخ ابن حبان في كتاب الثواب على الأعمال وابن النجار في تاريخه عن ابن عباس) “Puasa hari Tarwiyah menghapus dosa setahun dan Puasa ‘Arafah menghapus dosa dua tahun” (HR Ibnu Hibban dan Ibnu an-Najjar dari Ibnu Abbas)

Sementara dalam Madzhab Malikiyah secara tegas dianjurkan melakukan puasa Tarwiyah: وَفِي الْجَوَاهِرِ يُسْتَحَبُّ صَوْمُ تَاسُوْعَاءَ وَيَوْمُ التَّرْوِيَّةِ وَقَدْ وَرَدَ صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَّةِ كَصِيَامِ سَنَةٍ وَصَوْمُ اْلأَشْهُرِ الْحُرُمِ وَشَعْبَانَ وَعَشْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ وَقَدْ رُوِيَ أَنَّ صِيَامَ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا يَعْدِلُ سَنَةً (الذخيرة للقرافي 2/ 530) “Di dalam kitab al-Jawahir: Dianjurkan puasa 9 Muharram dan puasa hari Tarwiyah. Sebab berdasarkan hadis ‘Puasa Tarwiyah seperti puasa setahun‘.

Dan puasa di Bulan Mulia, Sya’ban, 10 hari Dzulhijjah. Dan diriwayatkan bahwa puasa sehari dari hari-hari tersebut sama seperti puasa setahun” (adz-Dzakhirah, Syaikh al-Qarafi, 2/530) Dari dalil hadits dan penjelasan para ulama, bisa disimpulkan bahwa puasa tanggal 8-9 Dzulhijjah sebagaimana yang banyak diamalkan umat Islam adalah sunah, bukan bid’ah. Sumber: Buku JAWABAN AMALIYAH DAN IBADAH Yang Dianggap Bid’ah, Sesat, Syirik dan Kafir