Ziarah di Makam Syech Maqdum Wali, Pendakwah Islam di Banyumas

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Syech Maqdum Wali, Pendakwah Islam di Banyumas

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta -  Syech Maqdum Wali nama lain dari Pangeran Maqdum Wali dikenal sebagai merupakan ulama penyebar Islam di Banyumas pada awal abad ke-15. Beliau merupakan utusan langsung dari Sultan Alam Akbar (Raden Fatah) sebagaimana disebut Mawi Khusni dalam artikelnya “Sejarah Islamisasi di Banyumas”  (2017).

Raden Fatah mengutus Pangeran Maqdum Wali untuk mengemban misi islamisasi ke Kadipaten Pasir Luhur yang masih setia beragama Buddha. Dalam misi Islamisasi ke Kadipaten Pasir Luhur, Pangeran Makdum Wali ditemani oleh Patih Hedin dan Patih Husein. Pada saat itu, Kadipaten Pasir Luhur dipimpin oleh Adipati Raden Banyak Belanak dengan patihnya bernama Wirakecana alias Raden Banyak Glek. Mereka adalah kakak beradik dan masih beragama Buddha. Sekitar tahun 1457 M, Adipati Banyak Belanak masuk Islam. Berkat kegigihan Adipati Banyak yang turut serta dalam Islamisasi wilayah Banyumas, beliau diberi gelar Pangeran Senopati Mangkubumi.

Profil

Syech Maqdum Wali adalah seorang priyayi berasal dari Kerajaan Demak Bintoro. Dahulu kala beliau datang di tlatah kadipaten Pasir Luhur atas utusan raja Demak yaitu Raden Patah dengan maksud untuk menyiarkan agama Islam. Di wilayah yang kini berubah menjadi Banyumas.

Syech Maqdum Wali  dan Adipati Banyak Blanak akhirnya mengislamkan dari Pati sampai dengan Citarum. Karena jasanya Adipati Banyak Blanak diberi gelar Pangeran Senopati Mangkubumi I oleh Sultan Demak. Selain itu, Pasir Luhur dibebaskan dari pajak setiap tahunnya, diberi Mustaka Masjid, dan diberi seribu pikul jebuk wangi (jambe).

Namun saat Demak berganti pemerintahan di bawah Sultan Trenggana, putra Adipati Banyak Blanak, Banyak Thole keluar dari Islam. Banyak Thole pun berseberangan dengan patih Banyak Geleh (pamannya). Banyak Thole kemudian memberontak kepada Sultan Trenggana. Banyak Thole pun mengirimkan pasukan untuk menyerang Demak.

Namun Banyak Geleh yang juga murid Syech Maqdum Wali menyatakan kesetiaannya terhadap Demak. Atas bantuan Syech Maqdum Wali, Banyak Geleh atau Wirakencana bisa mengalahkan pasukan Banyak Thole. Namun Banyak Thole berhasil melarikan diri. Karena Jasanya Banyak Geleh atau Wirakencana dinobatkan sebagai Adipati dan diberi gelar Pangeran Mangkubumi II oleh Sultan Trenggana.

Syech Maqdum Wali kemudian mendapat izin untuk membangun padepokan yang diberi nama Padepokan Dekah Ambawang Gula Gumantung yang berfungsi sebagai masjid dan pesantren yang mengajarkan agama Islam. Kadipaten Pasir Luhur kemudian dipindah ke arah timur laut Sunggai Logawa, dan berganti nama menjadi Kadipaten Pasir Bathang.

Namun Syech Maqdum Wali dan padepokannya tetap di Ambawang Gulo Gumantung, sampai akhir hayatnya. Beberapa tahun kemudian Pangeran Mangkubumi II pun wafat, dan dimakamkan satu liang dengan makam Syekh Makhdumwali.

Sebelumnya pernah terjadi perjanjian antara Syech Maqdum Wali dengan Pangeran Mangkubumi II, bahwa kalau nanti sampai akhir hayatnya keduanya akan disemayamkan pada liang lahat yang sama. Hal ini menunjukan kesetiaan Mangkubumi II terhadap Gurunya yaitu Syech Maqdum Wali dalam mempertahankan dan mengamalkan ajaran Islam di Kadipaten Pasir Luhur.

Lokasi Makam

Makam Syech Maqdum Wali terletak Karanglewas sekitar 500 meter ke utara dari jalan Raya Karanglewas. Untuk menuju ke komplek makam yang berada di tempat asri itu harus melalui jalan lingkar Karang Lewas

Di komplek pemakaman Syech Maqdum Wali terdapat tiga makam. Yakni di sebelah utara tedapat makam Senopati Mangkubumi I, sedangkan dua makam yang ada aulanya masing-masing makam Syech Maqdum Wali yang berdampingan dengan makam Mangkubumi II.

Di makam Syech Maqdum Wali inilah biasanya para peziarah melakukan amalan dan ritual seperti berdzikir serta tahlil atau kegiatan ritual lainnya. Khususnya pada setiap Kamis Wage atau malam Jumat Kliwon. Sedangkan setiap bulan Sya’ban di tempat ini digelar acara haul Akbar Syech Maqdum Wali dan Senopati Mangkubumi.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada 2 Sya'ban tahun Hijriah di Komplek Pemakaman Syech Makdum Ali Banyumas

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Syech Maqdum Alii banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Banyumas saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berkunjung di makamnya yang berada di Komplek pemakaman di Banyumas.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  Syech Maqdum Ali, maka akan dimudahkan dalam meraih cita-citanya bagi para santri atau dimudahkan urusannya bagi para peziarah, dimudahkan dalam mendapatkan derajat hidup lebih baik, dimudahkan dalam mencari rezeki yang berkah, dimudahkan dalam mendapatkan anak yang sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Banyumas di antaranya:
Kerak Telor, Putu Mayang, Kue Kembang Goyang, Roti Buaya, Telur Gabus Keju, Kue Semprong, Akar Kelapa, Tape Uli.

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan

 

 

 

 

 

 

 

yang Sudah Mengunjungi Ziarah di Makam Syech Maqdum Wali, Pendakwah Islam di Banyumas

  • asmuni zaenal ali asmuni zaenal ali