Bagian Pertama: Asal Muasal Para Habaib di Nusantara

 
Bagian Pertama: Asal Muasal Para Habaib di Nusantara
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Tulisan ini mencoba mengulas dan menceritakan tentang asal-usul para Habaib yang kini tinggal dan berdakwah di Nusantara, Indonesia. Tulisan ini akan dibagi pada 3 artikel yang akan disajikan secara berkala. Artikel ini akan menjadi artikel perdana dari tiga seri yang akan disajikan selanjutnya. Selamat membaca.

Dalam kitab Adwar al-Tarikh al-Hadrami, Muhammad bin Ahmad Al-Syatri menjelaskan bahwa bangsa Arab terbagi menjadi tiga golongan: Al-Ba’idah yaitu bangsa Arab terdahulu dan kabar berita tentang mereka telah terputus karena sudah terlalu lama. Kedua, Al-’Aribah yaitu orang-orang Arab Yaman keturunan Qahthan. Ketiga, Al-Musta’ribah yaitu keturunan Nabi Ismail AS (Adnaniyah).

Dari kisah itu, maka golongan yang pertama sudah tidak ada lagi. Para ahli sejarah hanya mengkaji golongan yang kedua dan ketiga, yaitu bani Qahthan dan bani Ismail. Bani Ismail AS adalah keturunan dari Nabi Ismail AS anak Nabi Ibrahim AS yang mula-mula berdiam di kota Ur yang merupakan kota di Babylonia. Nabi Ibrahim AS meninggalkan kota Ur dan berpindah ke Palestina. Setelah Nabi Ibrahim AS mempunyai anak dari Siti Hajar yang bernama Ismail as, mereka pindah ke Hijaz tepatnya di Wadi Mekkah.

Nabi Ismail AS mempunyai putra sebanyak dua belas orang, masing-masing mempunyai keturunan. Tetapi kemudian keturunan mereka terputus, hanya keturunan Adnan-lah yang berkembang biak, sebab itu bani Ismail ini dinamai juga bani Adnan. Sedangkan Bani Qahthan menurunkan suku Tajib dan Sodaf. Bani Qahthan berasal dari Mesopotamia dan kemudian pindah ke negeri Yaman. Penduduk asli Yaman adalah kaum ‘Ad yang kepada mereka diutus Nabi Hud AS. Mereka dibinasakan oleh Allah swt dengan menurunkan angin yang amat keras. Kaum ‘Ad yang dibinasakan ini disebut kaum ‘Ad pertama, sedangkan kaum ‘Ad yang masih mengikuti Nabi Hud AS disebut kaum ‘Ad kedua.

Setelah Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah di Mekkah, jadilah kota Mekkah itu kota yang paling masyhur di tanah Hijaz, dan berdatanganlah orang dari segenap penjuru jazirah Arab ke Mekkah untuk naik haji dan ziarah ke Baitullah. Karena itu lama kelamaan kota Mekkah menjadi pusat perniagaan.

Pertama kali kota Mekkah dipegang oleh bani Adnan, karena itu bani Adnanlah yang memelihara dan menjaga Ka’bah. Sesudah runtuhnya kerajaan Sabaiah, maka berpindahlah satu suku yang bernama Khuza’ah dari Yaman ke Mekkah dan mereka merampas kota Mekkah dari tangan bani Adnan. Dengan demikian berpindahlah penjagaan Baitullah dari bani Adnan kepada bani Khuza’ah.

Pada kemudian hari, suku Quraisy memiliki seorang pemimpin yang kuat dan cerdas, namanya Qushai. Qushai ini beruntung dapat merebut kunci Ka’bah dari bani Khuza’ah dan kemudian mengusir bani Khuza’ah itu dari Mekkah. Maka jatuhlah kembali kekuasaan di Mekkah ke tangan bani Adnan. Kemudian Qushai diangkat menjadi raja yang di tangannya terhimpun kekuasaan keagamaan dan keduniaan. Sesudah Qushai meninggal kekuasaan tersebut dipegang oleh keturunannya yang bernama Abdi Manaf.

Abdu Manaf mempunyai empat anak: Abdu Syams, Naufal, Al-Muththalib dan Hasyim. Hasyim adalah keluarga yang dipilih oleh Allah yang diantaranya muncul Muhammad bin Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hasyim. Rasulullah saw pernah bersabda :

“Sesungguhnya Allah telah memilih Isma’il dari anak keturunan Ibrahim, memilih Kinanah dari anak keturunan Isma’il, memilih Quraisy dari anak keturunan Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim.” (H.R. Muslim dan at-Turmudzy).

Dari Al-’Abbas bin Abdul Muththalib, dia berkata, Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu Dia menjadikanku dan sebaik-baik golongan mereka dan sebaik-baik dua golongan, kemudian memilih beberapa kabilah, lalu menjadikanku diantara sebaik-baik kabilah, kemudian memilih beberapa keluarga Ialu menjadikanku diantara sebaik-baik keluarga mereka, maka aku adalah sebaik-baik jiwa diantara mereka dan sebaik-baik keluarga diantara mereka.” (Diriwayatkan oleh At-Turmudzy).

Dari keturunan inilah Allah swt telah menerbitkan cahaya cemerlang, menerangi semesta alam, dikarenakan agama Islam yang dibawa keturunan Adnan kepada masyarakat Hadramaut yang berasal dari keturunan Qahthan. Diantara keturunan Adnan yang berada di Hadramaut adalah kaum Alawiyin, sebelumnya mereka menetap di Basrah, Iraq.

Kisah selanjutnya, akan dilanjutkan pada judul yang sama di bagian kedua.
 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 26 Juli 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
_________________
Editor: Kholaf Al Muntadar