Kisah seorang Penebang Kayu

 
Kisah seorang Penebang Kayu

"Jika saya punya waktu 6 jam untuk menebang pohon, saya akan menghabiskan 1 jam pertama untuk mengasah kapak yang saya punya" (Abraham Lincoln)

Salah satu cerita yang saya suka sekali adalah kisah "Penebang kayu / The Carpenter".

Karena selalu mengingatkan saya pentingnya seorang pengbisnis atau manager meluangkan waktunya untuk mengasah skill bisnisnya dan tidak terjebak kepada urusan teknis saja sehingga kehilangan ketajaman strategi bisnis / leadershipnya.

Itulah sebabnya banyak pebisnis yang suka atau tidak suka, senang atau tidak senang harus, kalau boleh saya katakan "wajib mengUPGRADE skill bisnis dan value bisnisnya”.

Ceritanya kurang lebih sebagai berikut:

Suatu hari seorang pengusaha kayu menerima pelamar penebang kayu, dan sang penebang kayu berjanji melakukan yang terbaik.
Sang pengusaha kemudian memberikan modal kerja kepada penebang kayu berupa kapak yang masih baru dan amat tajam.

Pada hari pertama bekerja sang penebang bekerja sepenuh hati dan bisa menebang 10 pohon kayu karena kesungguhan kerja dan ketajaman kapak tersebut. Sang pengusaha melihat hasilnya akhirnya memuji kepada pegawai barunya, “waaah kerja luar biasa, belum pernah ada penebang kayu dengan hasil seperti engkau... Bagus!!!.. Teruskan!"
“Terimakasih Tuan,” sahut sang penebang sambil tersenyum puas atas hasil kerjanya hari ini.

Hari kedua sang penebang berangkat dengan semangat dan penuh motivasi karena dipuji oleh sang majikan. Dia bekerja keras, tapi anehnya dia hanya mampu menebang 8 pohon.
Hari berikutnya dia mencoba bekerja lebih keras dan berangkat lebih pagi, tapi sekali lagi dia hanya mampu menebang 7 pohon.

Sang penebang kayu itu berangkat lebih pagi lagi dan pulang lebih sore.
Dia mencoba bekerja lebih keras dan keras lagi.
Tapi sekali lagi hasil tebangan kayunya semakin lama semakin menurun.
Dengan menunduk lesu dan tidak bersemangat sang penebang kemudia menemui sang majikannya.
“Tuan, sepertinya aku sudah kehilangan kemampuan dan keahlianku dalam menebang kayu. Aku malu dengan hasil kerjaku,” kata sang penebang kayu dengan menunduk penuh penyesalan.

Sang majikan dengan penuh perhatian menyimak dan berkata, “coba ceritakan kepadaku apa yang terjadi.”
Maka sang penebang kayu bercerita dengan sejujurnya.
“Hmmmmm.. Boleh saya bertanya?..” kata sang majikan.
“Kapan terakhir kali anda mengasah kapak yang aku berikan kepadamu?”

Sang penebang kayu mendongak, dan menunjukkan muka keheranan.
“... mengasah kapak?.!! Bagaimana aku sempat mengasah kapak?!!”

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”

“Tuan, sungguh saya sibuk sekali menebang kayu. Dari pagi sampai sore saya menebang kayu… Mana sempat saya menghabiskan waktu mengasah kapak yang tuan amanahkan kepadaku?” jawab si penebang kayu.

Sambil tersenyum sang majikan menjawab, “Tahukah Anda?... Di sinilah letak masalah terbesar Anda. Masih ingat ketika saya memberikan kapak baru dan tajam untuk bekerja pertama kali? Ditambah dengan skill dan keahlianmu maka anda mencapai hasil dan prestasi yang luar biasa.” kata majikan mengawali.

Sambil menghela nafas, sang majikan melanjutkan, “hari berikutnya engkau bekerja seperti biasa dengan skill dan tenaga yang sama, tetapi hasilnya menurun. Semakin hari engkau bekerja semakin keras dan bekerja semakin keras. Tetapi ketika alat pendukungmu yaitu kapak tidak engkau asah maka ketajamannya menumpul. Sesibuk apapun engkau bekerja maka hasilnya akan menurun, maka sempatkanlah mengasah kapakmu.”

Akhirnya sang penebang kayu menyadari kesalahannya, “terima kasih tuan.. saya sudah menyadarinya, saya siap memperbaiki kesalahan saya.”
Dan sang penebang kayu mulai mengasah kapaknya sebelum dia berangkat kerja, memastikan bahwa kapaknya setajam ketika baru dan akhirnya kemampuan menebang kayu dan hasilnya sesuai harapannya.

Seorang pebisnis atau seorang pekerja, siapapun Anda, setiap hari tanpa sadar Anda TERJEBAK pada POLA YANG SAMA setiap hari dengan RUTINITAS KERJA dari pagi sampai sore.
Sibuk dan sibuk terus menciptakan RUTINITAS YANG TERPOLA.
Sehingga sering melupakan sisi yang sama pentingnya yaitu "MELAKUKAN JEDA", beristirahat, mengasah KAPAK KEMAMPUAN DIRI.

Mengasah diri dengan berhenti dari RUTINITAS, dengan bertamasya, rekreasi, MENGEVALUASI DIRI, mengikuti WORKSHOP adalah hal penting yang perlu dilakukan.
Tujuannya adalah menambah wawasan, menambah pengetahuan, menambah skill baru, dan mengisi energi spiritual atau me-recharge ulang energi terbaik Anda.

Ingat Dunia berubah dengan cepat, berkembang amat sangat pesat, begitu juga dengan kompetitor anda, pesaing anda.
Anda juga dituntut untuk berkembang dan mampu menyusun strategi dan inovasi baru dalam bisnis atau ketika anda menjadi seorang pemimpin. Beristirahat sejenak artinya melakukan jeda, untuk melihat apakah Anda berjalan sesuai impian dan cita-cita Anda.

Bagi anda yang saat ini sudah mempunyai Mentor atau Coach atau Pendamping maka bersyukurlah karena ada orang "BISA MELIHAT BLIND SIDE" atau sisi yang tidak bisa Anda lihat.
Orang yang mampu menunjukkan kelemahan anda dan hal hal yang tidak Anda ketahui, sehingga Anda bisa berjalan bahkan berlari lebih cepat.

Seorang mentor, pendamping atau coach juga bisa mengingatkan Value Anda apakah hari ini Anda berjalan sesuai dengan target yang Anda susun atau tidak.
Membangun potensi terbaik Anda dengan memberikan HOME FUN untuk Anda selesaikan, yang menjadi tantangan terbesar anda saat ini.

Selamat mengasah Kapak Ilmu Bisnis dan Kemampuan Anda.!!!

Semoga bermanfaat.

Semoga bermanfaat.
Angkyandang