Ini Rahasia Makanan Barokah dan Mengapa ada Orang yang Membid'ahkan?

 
Ini Rahasia Makanan Barokah dan Mengapa ada Orang yang Membid'ahkan?

Nusantara, khususnya di Indonesia, banyak acara peringatan maulid nabi atau perayaan keagamaan lainnya yang biasanya untuk mengenang semangat dan mengkaji pengajaran, serta meneladani ajaran Rasulullah. Pada umumnya acara peringatan tersebut dibarengi dengan banyaknya sajian atau suguhan makanan yang biasanya dimakan setelah membaca doa ataupun shalawat.

Belakangan ini, banyak orang yang menyatakan tidak setuju pada kebiasaan di atas dengan menganggapnya sebagai bid’ah, sehingga mengharamkan makanan yang disuguhkan dalam perayaan keagamaan. Pengharaman dan pembid’ahan kebiasaan makan bersama setelah berdoa ini dapat dianggap sebagai kesalahpahaman akibat ketidaktahuan.

Ulama dan para masyarakat Islam terdahulu justru sangat mengistimewakan suguhan dan makan bersama suguhan setelah dibacakan doa dan shalawat. Makanan yang dibacakan doa dan shalawat tersebut akan menjadi makanan yang barokah, sehingga apabila dimakan akan menjadi darah dan daging yang memiliki barokah.

Darah dan daging yang memiliki barokah akan selalu membawa kebaikan bagi pemiliknya dan menuntun pemiliknya untuk selalu berbuat baik dan beribadah kepada Allah, sehingga dengan sebab ini, para ulama mendahulukan makanan barokah untuk dimakan oleh jamaah, karena pengajaran ilmu belum tentu mudah diterima oleh jamaahnya.

Maka, makanan yang barokah tersebut sangat dibenci oleh Iblis, sebagaimana sudah diajarkan bahwa setan dan Iblis akan selalu mendorong manusia untuk malas beribadah, senang berbuat maksiat, dan banyak menumpuk dosa, sehingga membawa manusia untuk terjerumus ke neraka.

Ulama menyatakan bahwa makanan yang barokah yang sudah masuk ke manusia terbukti lebih sulit dihilangkan oleh Iblis. Iblis lebih mudah menghilangkan pahala orang membaca Qur’an, yaitu melalui cara semisal godaan-godaan duniawi, seperti wanita yang membuka aurat untuk menghilangkan pahala di pandangan mata si pembaca Qur’an.

Sebagai contoh, banyak kasus orang kesurupan, yang mana Iblis sudah masuk ke tubuh manusia, maka dapat diusir dengan makanan yang barokah, diberikan minuman yang telah diberikan doa.

Itulah mengapa, para orang tua pada waktu mauludan mendahulukan makanan sajian yang istimewa, dengan tujuan para jamaah akan tertarik untuk menikmati makanan yang barokah. Tujuannya jelas untuk membantu semua jamaah untuk terhindar dari godaan setan dan iblis dari makanan yang dimasukkan ke tubuh.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang membid’ahkan atau mengkafirkan kebiasaan menyajikan makanan yang barokah, sehingga mencegah orang memakan makanan barokah, yang mana dengannya akan mencegah orang untuk sulit digoda oleh setan dan iblis, maka kemungkinan orang-orang yang membid’ahkan dan mengkafirkan makanan barokah tersebut kemungkinan sudah terhasut oleh setan atau iblis.

Sumber: disadur dari ceramah Gus Muwaffiq