Hari ini IHSG Menguat Terbaik di Asia Dipicu Penunjukan KH. Ma'ruf Amin Dampingi Jokowi

 
Hari ini IHSG Menguat Terbaik di Asia Dipicu Penunjukan KH. Ma'ruf Amin Dampingi Jokowi

LADUNI.ID, Jakarta - Penunjukkan KH. Ma'ruf Amin oleh Joko Widodo sebagai pendampingnya dalam menghadapi kontestasi pilpres 2019 mendatang dipandang tepat oleh banyak kalangan, dengan menggandeng Ketua MUI tersebut, peluang Jokowi dalam memenangkan pilpres 2019 dianggap semakin lebar. Melansir Detikcom, berdasarkan hasil survei yang diselenggarakan PolMark Indonesia di Jawa dan Sumatera, elektabilitas Jokowi mengungguli Prabowo., bahkan sebelum deklarasi  cawapres elektabilitas Jokowi jauh mengungguli lawannya (Prabowo).

"Laporan ini merupakan hasil olahan data dari 71 survei polmark research center - polmark Indonesia di tingkat Provinsi, kabupaten dan kota dalam waktu 15 Januari 2016 sampai 11 Juni 2018," ujar CEO Polmark Eep Saefullah Fatah, dikutip dari Detikcom.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai terpilihnya Sandiaga sebagai cawapres akan menimbulkan kesan bahwa kubu Prabowo meninggalkan amanat ijtimak ulama.

"Prabowo meninggalkan ulama dan umat. Itu berat. Pada saat yang sama Pak Jokowi merangkul ulama," kata Pangi di Jakarta, Kamis (9/8/2018), seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Selama ini, pelaku pasar memang bisa dibilang menyukai kepemimpinan presiden Joko Widodo dengan trademark yang dimilikinya yakni pembangunan infrastruktur yang bisa menopang perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.
Di sisi lain, Prabowo yang sering menyuarakan penolakannya terhadap campur tangan pihak asing sering dianggap kurang favorable bagi pasar modal.

Dengan terpilihnya Ma'ruf Amin untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang berimbas pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,46% pada akhir sesi 1 ke level 6.093,1. IHSG lantas menjadi bursa saham dengan performa terbaik di kawasan Asia, seiring dengan indeks Nikkei yang turun 0,64%, indeks Shanghai turun 0,14%, indeks Hang Seng turun 0,46%, indeks Strait Times turun 1,21%, indeks Kospi turun 0,78%, dan indeks SET (Thailand) turun 0,66%. Sementara itu, indeks KLCI (Malaysia) bisa menguat walaupun masih di bawah IHSG, yakni sebesar 0,16%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,22 triliun dengan volume sebanyak 3,98 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 191.191 kali.

Sentimen perang dagang membuat bursa saham Benua Kuning tak bisa berbicara banyak. DIsaat tensi perang dagang dengan China masih panas pasca kedua negara balas-membalas mengenakan bea masuk, kini perang dagang antara AS dengan Uni Eropa yang memanas.

Beberapa waktu lalu, AS dan Uni Eropa sepakat untuk 'berdamai' dan melakukan negosiasi untuk menghindari perang dagang. Salah satu komitmen dalam kesepakatan itu adalah Uni Eropa akan membeli lebih banyak gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) dari AS.

Namun, ternyata janji itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Jean-Claude Juncker, Presiden Uni Eropa, mengeluhkan harga LNG dari AS yang dinilainya terlalu mahal.

"Ekspor LNG dari AS, jika harganya kompetitif, akan memainkan peran penting dan strategis untuk menjaga pasokan di Uni Eropa. AS perlu melakukan sesuatu," kata Juncker, seperti dikutip Reuters.

Keluhan dari Juncker ini sangat mungkin membuat Presiden AS Donald Trump geram.
Kemudian nilai tukar yuan yang melemah melawan dolar AS juga memberikan tekanan. Di pasar spot, yuan melemah 0,29%. Sementara di pasar offshore, yuan melemah 0,08%.

Ketika yuan melemah, ada kekhawatiran mengenai tergoncangnya stabilitas perekonomian Negeri Panda. Sebelumnya, pemerintah dan bank sentral China memang berusaha mati-matian untuk menghentikan depresiasi yuan