Dahsyatnya Pahala Puasa Tarwiyah

 
Dahsyatnya Pahala Puasa Tarwiyah

LADUNI.ID - Tanpa terasa kita saat ini berada di bulan Zulhijah yang merupakan bulan di mana umat muslim di dunia melakukan ibadah haji. Perlu diketahui juga, di bulan ini terdapat amalan yang sangat luar biasa untuk dilakukan.

 

Lantas amalan apa itu? Di antara ibadah yang sangat dianjurkan adalah puasa sunah pada 8 Zulhijah, atau disebut puasa Tarwiyah. Ibadah ini sangat besar keutamaannya sebagaimana disebutkan dalam banyak hadis.

Lafal niat puasa Tarwiyah yaitu Nawaitu Sauma Tarwiyah Sunnatan Lillahi Ta'alah. Artinya saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Kelebihan dan keutamaan beribadah pada 10 awal Zulhijah sangat besar termasuk berpuasa pada hari Tarwiyah. Dalam hal ini Rasulullah bersabda yang bunyinya: 

"Barang siapa yang tidak melakukan ibadah haji, maka ia di sunnahkan baginya untuk berpuasa pada hari Tarwiyah yaitu hari ke-8 bulan Zulhijah di mana ia akan memperoleh kebaikan dari Allah berupa pengampunan dosa 1 tahun yang telah lalu" (HR. Bukhari).

Bahkan Rasulullah mengambarkan mereka yang melakukan ibadah pada sepuluh awal pertama itu lebih besar dari jihad. Maka dalam bulan ini pula sangat beralasan para ahli sufi dan ahli tarekat menjadikan sepuluh awal sebagai waktu untuk melakukan ibadah suluk.

Ini seperti yang dipraktikkan di Dayah Darussalam Labuhan Haji, Dayah Lueng Ie Ulee Kareng, dan dayah lainnya yang melakukan ibadah tersebut.

Hadis yang menjelaskan kelebihan tersebut berbunyi: "Tidak ada amal yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih baik daripada yang dilakukan pada sepuluh hari ini." Para sahabat bertanya, "Tidak pula jihad?" Beliau menjawab, "Tidak pula jihad, kecuali seorang lelaki yang keluar dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan membawa apapun." [H.R. al-Bukhari, no. 969).

Hadis lain yang menyebutkan juga tentang kelebihan sepuluh awal Zulhijah: "Tidak ada hari-hari yang beramal shalih pada hari itu lebih baik dari-pada yang dilakukan pada hari-hari ini." Yakni sepuluh hari pertama bulan Zulhijah.


Nabi s.a.w. bersabda; “Tidak ada hari yang paling banyak Allah membebaskan hambanya pada hari tersebut dari neraka dari hari ‘Arafah” (Riwayat Imam Muslim).

Sementara itu Imam An-Nawawi berkata dalam Syarh Muslim (3/251), "Yang dimaksud dengan sepuluh hari di sini adalah sembilan hari pertama dari bulan Dzulhijjah.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Masalah Pendidikan dan Keagamaan asal Aceh.