Ciri-Ciri Sosok Pemimpin Harapan Umat

 
Ciri-Ciri Sosok Pemimpin Harapan Umat
Sumber Gambar: Unsplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

LADUNI.ID, Jakarta - Kita sangat berharap seorang pemimpin itu mampu membawa pengaruh yang positif bagi mereka yang dipimpinnya. Sebuah pemerintahan akan dapat berjalan dengan maksimal dan baik, menuju penggenapan visi, memerlukan pengaruh positif yang kuat dari seorang pemimpin. pengaruh positif yang kuat ini akan menciptakan atmosfir yang kondusif bagi pertumbuhan dan kemajuan. Dalam hal pemerintahan adalah hal yang sulit mencapai nilai kesejahteraan dalam masyarakat, jika tidak ada pengaruh positif yang kuat dari seorang pemimpin.

Dalam Islam sendiri kepemimpinan itu ibarat seperti qalbu, diri pemimpin itu baik akan mewarnai kebaikan untuk masyarakat dan umat yang dipimpinnya, begitu juga sebaliknya, apabila sang pimpinan tidak baik, tentunya rakyatpun akan menjauhi dari kebaikan dan melanggar perintah syariat “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Kehadiran sosok pemimpin harus mampu membawa pengaruh dalam segala sendi dan lini kehidupan. Pengaruh sang pemimpin ibarat air kehidupan bagi mereka yang dipimpinnya. Efektifitas positif yang kuat ini lahir dari integritas. Keberadaan khalifah (pemimpin) yang berintegritas akan sangat kuat pengaruhnya kepada ia yang dipimpinnya. Integritasnya itu merupakan suara kehidupannya yang dia gemakan bagi mereka yang dipimpinnya. Dari integritas inilah lahir keteladanan dan wibawa. 

Pernyataan ini seperti isi pidato politik pertama khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kejadian ini sehari setelah dibaiat kaum muslimin sebagai khalifah di Saqifah Bani Saidah, Abu Bakar Ash-Shiddiq berjalan pelan menuju mimbar Rasulullah Saw di Masjid Nabawi dengan perasaan gugup. Diantara bunyinya: “Amma badu, wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku telah diangkat sebagai pemimpin kalian meski aku bukan yang terbaik di antara kalian. Jika aku berbuat baik, dukunglah saya. Sebaliknya jika aku berbuat salah, luruskanlah saya, …..Taatlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kalian tidak wajib taat kepadaku. Bangunlah untuk melaksanakan shalat, semoga Allah merahmati kalian."

Apa yang disampaikan dalam pidato politik perdana Abu Bakar ash-Shiddiq juga di ungkapkan oleh Sun Tzu bunyinya, “Pemimpin Memimpin Dengan Teladan Bukan Dengan Kekerasan”.  Lahirnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa tentunya dari pemimpin yang berintegritas, memancarkan teladan yang baik sehingga pengaruh positifnya sangat kuat melingkupi seluruh jajaran pemerintahan yang ia pimpin dan bahkan sampai kepada  hati seluruh lapisan masyarakat di mana dia memimpin. Bahkan John C. Maxwell juga menyebutkan dengan nada yang hampir sama, “Kepemimpinan adalah pengaruh”. 

Betapa berpengaruhnya kepemimpinan sehingga segala  sesuatu akan jatuh atau bangun, terpuruk atau bangkit tergantung dari kepemimpinan yang ada. Dengan kata lain segala hal dalam kehidupan ini terutama dalam sebuah organisasi apalagi dalam sebuah pemerintahan sosok seorang pemimpin sangatlah penting karena menentukan segala hal.  Kesejahteraan, kedamaian, ketenteraman,  dinamika, pertumbuhan – dan masih banyak hal lain lagi- semua ini tergantung pada kepemimpinan yang ada, bergantung pada sosok seorang pemimpin. (Esensi Kepemimpinan, Andrew King, 2010)


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 06 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

______

Editor: Athallah