Kisah Iblis Ceramahi Nabi Musa as

 
Kisah Iblis Ceramahi Nabi Musa as
Sumber Gambar: Pinterest,Ilustrasi: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - Kisah Nabi Musa ‘alaihis salam merupakan salah satu kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Islam. Kisah-kisah tersebut tidak hanya menjadi bahan renungan bagi umat Islam, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika Nabi Musa menghadapi para penyihir Fir’aun. Dalam kisah ini, Nabi Musa menunjukkan kekuatan dan kebesaran Allah SWT melalui mukjizat yang diberikan-Nya. Meskipun para penyihir tersebut memiliki kemampuan sihir yang kuat, namun kekuatan Allah SWT jauh lebih besar dan mampu mengalahkan segala bentuk kekuatan dunia.

Selain itu, kisah Nabi Musa menyeberangi lautan untuk menghindari kejaran pasukan Fir’aun juga menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam. Dalam kisah ini, Nabi Musa menunjukkan keimanan dan kepercayaan yang kuat kepada Allah SWT. Meskipun dihadapkan dengan situasi yang sulit dan tidak mungkin diatasi oleh akal manusia, Nabi Musa tetap tenang dan yakin bahwa Allah SWT akan menolongnya.

Tak kalah menarik adalah kisah pertemuan Nabi Musa dengan Nbai Khidir. Dalam kisah ini, Nabi Musa belajar tentang ketabahan, kesabaran, dan kepasrahan kepada kehendak Allah SWT. Meskipun pada awalnya Nabi Musa merasa heran dengan tindakan Nabi Khidir yang terlihat aneh dan tidak masuk akal, namun akhirnya beliau memahami bahwa segala yang dilakukan oleh Nabi Khidir adalah atas kehendak dan kebijaksanaan Allah SWT.

Imam Al-Ghazali (w. 505 H) dalam Kitab Ihya` ‘Ulumiddin juga menyampaikan sebuah kisah menarik tentang percakapan Nabi Musa dengan iblis. Dalam percakapan tersebut, iblis menceramahi Musa tentang hal-hal yang harus diwaspadai oleh manusia agar tidak dikuasai oleh iblis. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga iman dan menjauhi godaan serta tipu daya iblis yang selalu mengintai manusia.  

  • Mari kita simak kisah Selengkapnya

Alkisah, suatu ketika Nabi Musa sedang duduk di persinggahannya, datanglah iblis yang mengenakan burnus (pakaian semacam jubah yang terdapat tutup kepala) yang berwarna-warni. Namun, sebelum iblis mendekat kepada Musa, ia melepas pakaian tersebut dan meletakkannya. Kemudian barulah ia menghampiri Musa.

“Assalamu’alaika, wahai Musa.” Sapa Iblis.

“Siapa kamu?” tanya Musa.

“Aku iblis.” Jawab iblis.

“Semoga Allah tidak memberimu keselamatan (jawaban atas salam iblis kepada Nabi Musa), mengapa engkau datang ke sini?”

“Aku datang ke sini untuk mengucapkan salam atasmu karena kedudukan dan posisimu (yang mulia) di hadapan Allah.”

Nabi Musa yang merasa penasaran dengan pakaian yang baru saja dilepas iblis bertanya.

“Pakaian apa yang aku lihat padamu (yang kamu pakai) itu?”

“Itu adalah burnus, yang aku gunakan untuk menculik hati anak cucu Adam.” menculik hati manusia adalah ungkapan yang menunjukkan bahwa iblis menguasai hati manusia.

Jawaban tersebut membuat Nabi Musa semakin penasaran, kemudian beliau melanjutkan bertanya kepada iblis.

“Perbuatan apakah yang jika dikerjakan oleh manusia membuatmu dapat menguasai mereka?”

Iblis tanpa ragu menjawab, “ketika dia bangga dengan dirinya (‘ujub), menganggap amal baiknya telah banyak dan lupa akan dosa-dosanya.”

Setelah memberikan jawaban tersebut, iblis menceramahi Nabi Musa dan aku memperingatkanmu tentang tiga hal:

  • Pertama, jangan menyendiri dengan seorang perempuan, karena tidak menyendiri lelaki dan perempuan kecuali aku menjadi teman mereka sehingga aku akan menggoda keduanya (untuk bermaksiat).
  • Kedua, janganlah engkau berjanji kepada Allah kecuali engkau memenuhi janji tersebut.
  • Dan ketiga, janganlah engkau berniat untuk bersedekah kecuali engkau merealisasikan niat itu (dengan bersedekah), karena ketika seseorang berniat untuk bersedekah tetapi ia tidak merealisasikannya, maka aku menjadi temannya dan akan menghalanginya untuk bersedekah (hanya berhenti di niat).

Setelah memberi peringatan kepada Nabi Musa tentang tiga hal tersebut, sebelum iblis pergi meninggalkannya Iblis memberikan pesan terakhir.
Pesan terakhir Iblis kepada Musa as adalah, “Wahai Musa, saat engkau marah maka kendalikan dirimu karena aku akan menimbulkan fitnah,”

Lalu ia berbicara sendiri, “Sekarang Musa sudah mengetahui hal-hal yang akan ia peringatkan kepada manusia.”

Dari berbagai kisah tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa keimanan, ketabahan, kesabaran, dan kepasrahan kepada kehendak Allah SWT adalah kunci kesuksesan dalam menjalani kehidupan ini. Semua cobaan dan ujian yang kita hadapi merupakan ujian dari Allah SWT untuk menguatkan iman dan kepercayaan kita kepada-Nya.

Oleh karena itu, marilah kita selalu mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah para nabi dan rasul, termasuk kisah Nabi Musa ‘alaihis salam. Dengan memahami dan menghayati kisah-kisah tersebut, kita akan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga kita semua dapat menjadi umat yang taat, tawakal, dan selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Aamiin. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 11 September 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Sholihin HZ. Kepala MTs ASAJA Pontianak

Editor: Lisantono