Tarekat Naqsyabandiah #11: Guru Spiritual Sang Mursyid ada Syaratnya

 
Tarekat Naqsyabandiah #11: Guru Spiritual Sang Mursyid ada Syaratnya

LADUNI.ID, TASAWUF-Dunia tarekat penuh dengan mefafisika yang diluar logika kebiasaannya. Tentu saja hal semacam itu hasil dari anwnar az-zikru dalam menempuh ibadah dengankeyakinan dan mengamalkan petunjuk guru atau yang lebh popular dikenal dengan mursyid. engan menyimak misi, tugas-tugas, dan ciri khas dakwah Rasulullâh SAW dan para khalifah (pengganti) beliau dapat dipahami bahwa tidak setiap ulama’ dapat serta-merta menjadi Mursyid terutama dalam kapasitasnya sebagai pemimpin dan guru spiritual.

Menjadi Mursyid itu anugerah ilahi, bukan hal yang dibuat-buat karena diantara ulama ada pula bahkan banyak sekali yang sekedar berbaju ulama tetapi prilakunya justru bertentangan dengan esensi ulama’ itu sendiri, yaitu takut kepada Allâh SWT sebagaimana diisyaratkan Alquran:

Dalam kitab Mutammimat, disebutkan bahwa  Nabi SAW mengajarkan kalimat thayyibah kepada para sahabat agar hati mereka jernih dan bersih jiwanya, dan selanjutnya bisa sampai kepada Allâh SWT dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Akan tetapi bagi orang yang berdzikir itu tidak bisa menghasilkan hati yang jernih dan jiwa yang bersih, dan juga tidak bisa menghasilkan inti dari dzikir kecuali berguru kepada seseorang yang alim yang mengamalkan ilmunya dengan sempurna dan yang memahami makna Alquran dan kitab-kitab agama, serta memahami ilmu Hadis dan sunnah, juga mengerti tentang akidah dan ilmu wushul.

Serta silsilahnya sampai kepada Nabi SAW Orang yang memiliki sifat seperti inilah yang harus dijadikan guru, karena mencari guru itu harus teliti dan serius. Lantas bagaimana syarat seoran mursyid itu?

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Liaterasi dan Pecinta Tasawuf Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh.  Sumber: alif.id