Wahdatul Wujud#10 : Menyikapi Kontroversi Dunia Wahdatul Wujud

 
Wahdatul Wujud#10 : Menyikapi Kontroversi Dunia Wahdatul Wujud

LADUNI.ID, TASAWUF- wahdatulWujud merupakan salah satu proses yang di alami oleh salik (penempuh ibadah) menuju penghayatan terhadap ke-wujud-an Allah SWT dalam kehidupan seseorang manusia, dimulai dengan proses mujahadah an-nafs (memerangi hawa nafsu) dengan melakukan ketaatan kepadaNya dan menjauhi laranganNya, kemudian diiringi dengan proses dzikir yang terus menerus (mudawamah) sehingga asma-asma Allah SWT tersebut diterjemahkan ke dalam bentuk penghayatan dalam hati hamba tersebut.

 Proses mengukir nama Allah SWT dalam hati seseorang melalui dzikir yang diambil secara talqin (baiat thariqah) dari seorang mursyid yang kamil, yang bersambung sanadnya kepada Rasulullah s.a.w., merupakan suatu proses perjalanan kerohanian ke arah menghayati ke-wujud-an Allah SWTdi balik semua kehidupan hamba tersebut.

 Tentunya  dengan dzikir sirri secara terus-menerus dalam hati-dengan izin Allah SWT seseorang akan lebur dari merasakan wujud dirinya sendiri. Hal ini dikenali sebagai fana'(lebur), yaitu penyaksian hati yang  tenggelam dalam menyaksikan ke-wujud-an Allah SWTsehingga tidak menyadari lagi keadaan dirinya sendiri. Ini suatu keadaan di mana seseorang sibuk dalam menyaksikan ke-wujud-an Allah swt sehingga tidak menyadari lagi kewujudan dirinya. Dia tenggelam dalam musyahadah Allah SWT dan tidak lagi diliputi apapun melainkan Allah SWT . Hatinya selalu fokus kepada Allah SWT.

Beranjak dari itu terlepas dari berbagai pemahaman bertasawuf dengan wahdatul wujud yang telah melahirkan kontroversial  dikalangan para ulama, tentunya kita harus arif dalam menyikapinya tanpa harus memvonis dengan membabibuta dengan tidak menghargai ranah ilmiah yang disertai dalil dan pemahaman para warasatul ambia. Setidaknya perbedaan itu akan semakin menumbuhkan gairah dan semangat untuk terus menggali dan menyelami lautan ilmu dan terus berfastabiqul khairat.

Menyalahkan bahkan mencelanya dengan jalan yang tidak arif termasuk dalam masalah wahdatul wujud juga bukan bagian dari esensi tasawuf itu sendiri. Mari kita mewarnai perbedaan dan beramar ma’ruf nahi mungkar sebagai khalifah dimuka bumi ini dengan jalan tasawuf  dalam bingkai “mauizah hasanah” demi mengharapkan ridha-Nya dan kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat. Semoga….!!!

Wallahu Muwaffiq Ila ‘Aqwamith Tahriq

Wallahu’alambishawab

 

Helmi Abu Bakar El-Langkawi

Penggiat Literasi dan Sosial Agama serta Dewan Guru Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Bireun