Brunei Darussalam Negara Kaya Raya Akhirnya Minta Bantuan Ke Cina

 
Brunei Darussalam Negara Kaya Raya Akhirnya Minta Bantuan Ke Cina

LADUNI.ID, Brunei Darussalam -  Brunei Darussalam negeri yang kecil dan makmur yang merupakan negara tetangga dari Indonesia, walaupun negara ini terbilang sangat kecil, yaitu luasnya hanya sekitar 5.765 kilo meter persegi dan penduduknya hanya sekitar 415.717 jiwa, tetapi negara ini terkenal dengan kekayaan dan kemakmurannya.

Menurut Dana Moneter Internasional, Brunei memiliki produk domestik bruto (PDB) per kapita terbesar ke-5 di dunia dalam keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB). Yaitu perkapitanya mencapai US$73.233 dari total PDB KKB US$30.212 miliar. Bandingkan dengan Indonesia yang baru mencapai US$12.421 dari total US$1,015 triliun.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Brunei juga tergolong sangat tinggi yaitu 0,825 dan merupakan tertinggi ke-2 di Asia Tenggara setelah Singapura. Sehingga Brunei pun digolongkan sebagai negara maju. Bandingkan dengan Indonesia yang IPM-nya baru mencapai 0,708. 

Sementara Forbes menempatkan Brunei Darussalam sebagai negara terkaya ke-5 dari 182 negara di dunia dan nomor 2 di Asia Tenggara setelah Singapura. Kekayaan negara ini bersumber dari ladang minyak bumi dan gas alam yang luas.

Negara kerajaan yang menganut sistem pemerintahan absolut monarki ini dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah yang merangkap sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan sekaligus sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan.

Bahkan menurut data Bornrich, kekayaan Sultan Hassanal Bolkiah mencapai angka US$20 miliar, dan menempatkannya menjadi salah satu pemimpin negara terkaya di dunia. Dan satu hal yang paling menonjol dari Sultan adalah koleksi mobilnya yang mencapai angka 7.000 unit.

Dari sekian banyak koleksi mobilnya, yang paling mahal dan terkenal adalah mobil eksklusif Rolls-Royce Silver Spur Limo yang harganya ditaksir mencapai US$14 juta atau setara Rp192,9 miliar.

Menurut laman Autopartstoys, mobil itu dilapisi dengan emas 24 karat di seluruh bagian mobil.
Negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya kini sedang menghadapi masalah yang serius pasalnya harga minyak dunia yang terus turun. Dan sebagai akibatnya ekonomi Brunei Darussalam pun terganggu karena komoditi utama mereka hanya bergantung dari minyak bumi.

Dan diberitakan, Brunei Darussalam pun dengan terpaksa harus meminta bantuan ke negara Republik Rakyat China (RRC). Bantuan yang dimaksud ialah menanamkan modal Beijing ke Brunei sebagai bagian dari politik infrastruktur negeri tirai bambu itu.

Hikmah yang bisa diambil dari kejadian yang menimpa Brunei Darussalam adalah Ternyata sebuah negara tidak boleh bergantung sepenuhnya pada SDA-nya yang melimpah ruah. Apalagi SDA tersebut dikelola oleh negara asing? Bagaimana jika suatu saat SDA-nya habis atau harganya jatuh dalam waktu yang cukup lama?

Pembangunan SDM seperti yang dilakukan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Negara-negara Eropa, Jepang, Korea Selatan dan RRC ternyata sangat-sangat penting dan harus terus dilakukan.

Dan pembangunan infrastruktur seperti pembangunan kilang penyulingan minyak, bendungan, jalan tol, pelabuhan laut dan bandara bertaraf internasional juga sangat dibutuhkan untuk menarik investor asing.

Indonesia harus kuat dalam kedua hal ini. SDM yang kuat dan infrastruktur yang memadai. Untuk itu pengembangan pendidikan yang berkualitas tinggi dan revolusi mental yang kuat juga mutlak harus terus dilakukan.

Budaya malas masyarakat yang ingin dilayani dengan subsidi dan perilaku korup dari pejabat negara dan swasta juga harus diberantas habis. Seperti RRC yang telah lama menerapkan hukuman mati terhadap para koruptor nampaknya juga harus diterapkan di negeri ini agar negara kita juga maju bahkan lebih maju dari RRC.
Semoga saja suatu saat negara Indonesia menjadi negara maju, yaitu SDA dan SDM-nya menjadi yang paling maju di dunia.

Sumber:

Ensiklopedia bebas Wikipedia bahasa Indonesia
TribunJateng.com
Kompas.com
Liputan6.com