Mahasiswa Ini Raup Rp 15 Juta Setiap Bulan lewat Bisnis Undangan Online

 
Mahasiswa Ini Raup Rp 15 Juta Setiap Bulan lewat Bisnis Undangan Online

LADUNI. ID, MOTIVASI- Ada dua bisnis yang tidak akan habis sepanjang masa alias terus dicari konsumen, yaitu bisnis di bidang makanan-minuman dan di bidang sumber daya alam seperti pengadaan listrik atau bahan bakar. Selagi bumi berputar, orang akan selalu mencari makan dan membutuhkan asupan energi listrik. 

Tapi, ada satu lagi bisnis yang mungkin akan terus ada, berkembang, dan dicari pelanggan, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan pernikahan. Jumlah populasi di Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa dan naluri manusia untuk berpasangan membuat bisnis ini laris. Misalnya saja undangan online untuk sebuah pernikahan. 

Di media sosial seperti Instagram, banyak ditemukan jasa pembuatan undangan pernikahan secara online. Akun-akun yang menjajakan jasa ini menampilkan berbagai hasil desain grafis mereka dengan membubuhkan nama kedua calon mempelai dengan hiasan yang manis dan warna-warna pastel.

Salah satu pembuat undangan pernikahan dalam bentuk digital di Instagram adalah Najudin. Nama akunnya @undanganonlineku dari Mojokerto. Najudin bercerita, mulanya dia memulai bisnis ini lantaran kerap membantu ayahnya yang punya percetakan undangan secara fisik. 

Kala itu, dia berpikir bisnis ayahnya ini harus dikembangkan jadi sesuatu yang lebih jauh lagi, yaitu dengan membuat undangan pernikahan secara digital yang bisa langsung disebarkan si calon mempelai kepada para undangan. Peluang ini dia dapat karena masyarakat Indonesia sangat menggandrungi Instagram. Pemasaran akan mudah dilakukan lewat aplikasi ini. 

“Lagi pula kalau undangan kertas itu kan makan biaya yang banyak dan penyebaran waktunya yang lama. Akhirnya terpikir untuk buat undangan digital ini dalam bentuk gambar dan video,” kata Najudin saat dihubungi kumparan, Minggu (5/11). 


Najudin memulai bisnis dengan bermodalkan ilmu desak grafis yang dia dapat selama membantu ayahnya bekerja usai pulang sekolah atau kuliah. Jadi, kemampuan semacam corel draw, editing video sony vegas, motion graphic, dan lainnya sudah dikuasai dirinya sejak SMP.

Dia pun mantap memulai bisnis per Januari 2017 lalu. Seminggu dibuka, tidak ada konsumen yang pesan. Hasil desain undangan pernikahan dia pajang di Instagram. Setelah itu, ada satu konsumen yang pesan. Selama satu bulan pertama, diakuinya konsumennya hanya satu. 

“Tapi setelah itu ada testimonin yang memuaskan sehingga mereka rekomendasikan ke teman-temannya, baru di bulan kedua ada kenaikan orderan drastis antara 4-8 per hari, dan untuk sekarang jumlah orderan saya mencapai 7-20 per harinya,” lanjutnya. 

Najudin sendiri saat memulai bisnisnya baru berusia 18 tahun. Sebagai pelajar yang mau naik tingkat ke universitas, dia tidak mengambil semua pesanan. Apalagi, jika ada yang tanggal pernikahannya berdekatan, dia tolak.

“Sumber daya manusia saya masih belum mencukupi, karena saya juga masih kuliah sekarang,” jelasnya. 

Jenis undangan pernikahan yang ditawarkan Najudin berbentuk gambar dan video. Untuk per gambar, dihargai Rp 40 ribu dan video Rp 70 ribu. Tapi, jika konsumen meminta desain sendiri dan tambahan seperti ada denah rumah, cerita bagaimana kedua calon pengantin itu bertemu, biayanya akan bertambah. Harga paling mahal yang pernah diberi adalah Rp 160 ribu. Dalam satu bulan, ia bisa mengantongi pendapatan bersih antara Rp 7 juta hingga Rp 15 juta per bulan. 


Kebanyakan para konsumennya, diakui Najudin, memesan undangan dalam bentuk video. Video dan gambar undangan digital ini dikerjakan oleh dirinya dan 2 karyawan freelance. 

Per 7 November 2018, Najudin berusia 19 tahun. Ia saat ini duduk sebagai mahasiswa semester 3 di Akademi Komunitas Negeri Lamongan. Dia mengaku makin sibuk karena banyak orderan yang datang. Karena itu, kata dia, hasil yang bisa dijanjikan ke konsumen selesai sekitar 1-2 minggu tergantung pesanan.

“Sebenarnya pengerjaan 1 hari juga selesai cuma karena banyak jadi kita buat sistem jadwal. Biasanya 1-2 minggu. Karena biasanya saya kerjakan kalau sudah pulang kampus, lembur sampai jam 12 malam,” jelasnya. 

Najudi mengaku bisnis barunya ini terpisah dari bisnis percetakan undangan fisik milik ayahnya. Meski ayahnya masih setia dengan undangan fisik, dia melihat prospek bisnis undangan pernikahan secara online sangat bagus ke depannya. 

“Saya rasa ini sangat menjanjikan di era industri 4.0. Prediksi saya nanti undangan digital ini benar-benar bisa menggantikan undangan cetak. Apalagi setiap hari ada orang yang menikah kan,” jelasnya. 

SUMBER: KUMPARAN.COM