Soal Cuitan Dubes Arab, Jalur Diplomatik Ditempuh GP Ansor

 
Soal Cuitan Dubes Arab, Jalur Diplomatik Ditempuh GP Ansor

LADUNI.ID, Jakarta - Gerakan Pemuda Ansor memutuskan untuk menempuh langkah diplomatik atas cuitan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi, Osamah Muhammad Al-Shuaibi. Sebab jalur diplomatik dinilai merupakan media terbaik untuk menyelesaikan sengketa antar negara.

Kendati demikian, cuitan itu sebenarnya bukan hanya masalah Ansor dan NU saja. Ciutan Osamah atas kondisi politik Indonesia adalah bentuk intervensi kelompok luar negeri atas kondisi politik dan kedaulatan sebuah negara.

"Ini bukan hanya penghinaan untuk Ansor dan NU saja. Tapi saya melihat ini adalah bentuk intervensi pada kedaulatan negara," terang Ketua Umum Ansor Yaqut Cholil Qoumas seperti dilansir dari laman NU Online, Kamis (6/12) malam.

Menurutnya, sangat wajar jika apa yang dilakukan Osamah menuai kritik dari banyak kalangan seperti MUI, sejumlah partai politik dan kelompok lain. "Saat ini saya lihat desakan sudah datang dari berbagai pihak seperti parpol. PKB dan PPP sudah melayangkan protes serupa. PDIP kabarnya juga sudah (memprotes)," terang Gus Yaqut.

Selain daripada itu, ia juga meminta agar parpol lain terutama parpol pendukung pemerintah agar melayangkan memprotes atas intervensi Dubes Arab Saudi itu terhadap kedaulatan politik Indonesia.

Meski begitu, Gus Yaqut enggan berspekulasi mengenai alasan di balik intervensi Dubes Osamah tersebut. "Jika mau berspekulasi ya banyak. Misalnya dia dekat dengan kelompok oposisi pemerintah, atau akun twitter orang Indonesia yang di-follow twitternya hanya akun Prabowo misalnya. Banyak jika mau berspekulasi. Tapi dalam hal ini biar kita tempuh jalur diplomatik saja," pungkasnya.

Seperti yang diketahui sebelumnya, dalam sebuah ciutan di twitter, Dubes Kerajaan Arab Saudi, Osamah Muhammad Al Shuaibi yang secara eksplisit menyebut Ansor sebagai 'Organisasi Sesat'. Ia mengaitkan bahwa Aksi 212 di kawasan Monumen Nasional pada 12 Desember lalu merupakan aksi protes atas pembakaran bendera HTI yang dilakukan oleh 'jamaah almunharifah' yang berarti organisasi yang sesat atau menyimpang.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pengamat Timur Tengah M Najih Arromadloni. Menurutnya, ciutan Dubes Osamah yang mengintervensi perkembangan politik dalam negeri Indonesia dinilai sebagai pelanggaran serius etika diplomasi. Sekjen Alumni Suriah Indonesia (Alsyami) ini menyatakan bahwa ciutan itu patut dijadikan peringatan dini bagi pemerintah untuk mencegah intervensi Saudi lebih lanjut.