Benteng Pertahanan Bangsa adalah Pesantren

 
Benteng Pertahanan Bangsa adalah Pesantren

LADUNI.ID, Purworejo - Bila tidak ada kiai dan santri, niscaya patriotisme bangsa ini sudah terkikis habis. Begitulah ungkapan seorang berkewarganegaraan Belanda, Douwes Dekker. Dia yang diutus untuk membantu penjajah Belanda, namun berubah pikiran setelah bertemu dengan kiai dan santri di Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan Pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo, Jawa Tengah KH Achmad Chalwani Nawawi Al Qodiri dalam kegiatan An-Nawawi Bershalawat, Sabtu (15/12) malam. 

Pada kegiatan yang diikuti oleh sedikitnya 2.500 santri itu digelar sebagai rangkaian peringatan Maulid Nabi Ponpes setempat. "Ungkapan tersebut sangatlah obyektif karena disampaikan oleh orang luar pesantren yang dapat memotret secara utuh bagaimana peran kiai dan santri saat itu dalam membangun patriotisme rakyat Indonesia," tuturnya.

Pernyataan Douwes Dekker juga diperkuat oleh Ki Hadjar Dewantara. Menurutnya, pendidikan yang paling berhasil adalah pendidikan berbasis pesantren. Alasannya karena lingkungan pesantren sangatlah mendukung kegiatan belajar mengajar.

"Karena melihat keberhasilan sistem pesantren saat Ki Hajar Dewantoro  nyantri kepada Kiai Sulaiman Zaenudin Kalasan Sleman Jogjakarta itulah kemudian Ki Hadjar Dewantara membangun lembaga pendidikan yang diberi nama Taman Siswa," jelasnya.

Kendati demikian, Wakil Rais PWNU Jawa Tengah tersebut menyayangkan, sejarah yang demikian tersebut tidak pernah diajarkan secara utuh di bangku sekolah.  "Yang disampaikan di sekolah-sekolah hanyalah Tut Wuri Handayani. Namun latar belakang Ki Hajar sendiri seolah-olah dipotong," tambahnya.

Oleh karena itu, KH Chalwani meminta kepada para santrinya untuk tidak berkecil hati menempuh pendidikan di Pesantren. Dirinya sepakat dengan pendapat Ki Hajar Dewantara, seorang pakar pendidikan berpendapat bahwa saat ini sistem pendidikan yang berhasil adalah pondok pesantren yang dikelola dengan manajemen modern.

Bukan hanya para santri yang hadir, kegiatan An-Nawawi bershalawat tersebut juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Pesantren An-Nawawi, Kepala Kantor Kementerian Agama, Ketua PCNU Kabupaten Purworejo, pimpinan Banom NU, Kapolsek Gebang, Danramil Gebang serta sejumlah ulama di Kabupaten Purworejo.

Menurut Ketua Yayasan Pesantren An-Nawawi, KR Maulana Alwi dalam sambutannya, An-Nawawi bersalawat tersebut digelar sebagai pengganti dari kegiatan safari Albarzanji yang biasanya digelar sendiri-sendiri oleh organisasi daerah yang ada di Pesantren An-Nawawi. 

"Semoga kegiatan An-Nawawi Bershalawat ini dapat menambah kecintaan kita terhadap Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Berkahnya membuat An-Nawawi semakin berkembang, baik secara kuantitas maupun kualitasnya," pungkasnya.