Hujan Laba-laba Turun di Langit Brasil, Apa yang Terjadi?

 
Hujan Laba-laba Turun di Langit Brasil, Apa yang Terjadi?

 

LADUNI.ID,INTERNASIONAL- Setiap kali suhu di Brasil bagian tenggara melonjak naik, puluhan atau mungkin ratusan laba-laba muncul menghiasi langit pedesaan di negara bagian Minas Gerais selatan.

Warga setempat menyebut fenomena itu sebagai hujan laba-laba. Bagaimana tidak, mereka tampak seperti bergelantungan di kaki langit dengan jaring tak kasatmata.

Ini bukanlah fenomena langka. Menurut para ahli, ratusan laba-laba itu muncul di wilayah tersebut setiap kali cuaca sedang panas dan lembab.

Salah satu orang yang merekam momen ini adalah João Pedro Martinelli Fonseca.

Fonseca merekam kejadian tersebut ketika sedang berjalan-jalan di area pertanian miliki kakek neneknya di Espírito Santo do Dourado, sekitar 250 km di timur laut São Paulo. Awalnya Fonseca  melihat hujan laba-laba itu sebagai ratusan titik-titik hitam yang menyelimuti langit.

Kepada media lokal, Fonseca menggambarkan hal tersebut sebagai fenomena yang mengagumkan sekaligus menakutkan.

Meski begitu, nenek Fonseca yang bernama Jercina Martinelli mengaku bahwa dirinya pernah melihat lebih banyak laba-laba dibanding rekaman video yang diabadikan cucunya.

"Kami pernah melihat seperti ini sebelumnya, selalu saat senja dan ketika cuaca sangat panas," kata Jercina seperti dilansir Guardian, Jumat (11/1/2019).

Lantas, apa yang sebenarnya dilakukan ratusan laba-laba itu di cuaca sangat panas?

Seorang profesor biologi ahli arachnologi (ilmu yang mempelajari tentang laba-laba, red) dari Universitas Federal Minas Gerais, Adalberto dos Santos, mengatakan bahwa ratusan laba-laba itu tidak jatuh dari langit seperti halnya hujan.

"Mereka sebenarnya bergelantungan di jaring raksasa untuk menangkap mangsa," kata Dos Santos.

Pelaku hujan laba-laba itu adalah spesies Parawixia bistriata. Mereka adalah kelompok laba-laba sosial langka yang mampu membangun jaring raksasa sangat bagus karena hampir tidak terlihat, oleh manusia sekalipun. Bisa dikatakan laba-laba ini membuat ilusi mengambang di udara.

"Mereka membangun jaring laba-laba raksasa pada siang sampai sore hari yang tergantung di antara pohon dan semak belukar. Biasanya jaring yang mereka buat berukuran empat meter dan ketinggian tiga meter," jelas Dos Santos.

Setelah semalaman menangkap mangsa dengan jaringnya, di pagi hari serangga berkaki delapan itu akan mulai menikmati hasil tangkapan mereka. Bila beruntung, mereka bisa menangkap burung kecil.

Menyaksikan hujan laba-laba mungkin menyeramkan. Namun Dos Santos berkata, racun spesies ini tidak akan membahayakan manusia. Hanya saja gigian P bistriata lebih mengganggu dibanding semut merah.

Selain itu, jaring raksasa yang dibuat P bistriata juga berfungsi untuk mengusir lalat dan nyamuk.

"Mereka memberi kita lebih banyak keuntungan dibanding bahaya," tegasnya.

SUMBER:Kompas.com