Ternyata Ini Dua Cara yang Dipakai Kelompok Lain untuk Lemahkan NU

 
Ternyata Ini Dua Cara yang Dipakai Kelompok Lain untuk Lemahkan NU

LADUNI.ID, Jakarta - H Robikin Emhas, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengungkap bahwa terdapat dua strategi sejumlah pihak yang digunakan untuk melemahkan organisasi NU. Dua cara ini sempat mempengaruhi sebagian kecil warga NU, tetapi kemudian gagal.

H Robikin Emhas menyampaikan hal ini dalam penutupan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) Gelombang Kedua Zona DKI Jakarta di Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, Sabtu (19/1) malam.

“Cara yang tidak henti-hentinya ditempuh kelompok lain untuk melemahkan NU adalah keberanian mereka menyerang, menyalahkan, dan membidahkan amaliah NU. Mereka menyebarkan fitnah, hoaks, dan berbagai macam tuduhan terhadap amaliah kita,” jelas H Robikin di hadapan sedikitnya 300 peserta MKNU Gelombang Kedua Zona DKI Jakarta.

Menurutnya, mereka menyusun argumentasi dan dalil naqli untuk mempengaruhi keyakinan warga NU atas amaliah yang selama ratusan tahun diamalkan oleh kalangan Ahlusunnah wal Jamaah. Mereka dengan demikian mencoba membuat warga NU ragu atas amaliah tersebut.

“Mereka tidak berhasil menyerang amaliah NU karena nahdliyin cukup kuat berpegang pada tradisi ulama Ahlusunnah wal Jamaah dan sanggup mempertahankan hujjah syar‘iyah. Meski demikian, mereka tidak mengurangi upaya tersebut. Silakan perhatikan media sosial di hape kita,” terang H Robikin.

Kemudian cara yang kedua, mereka menggunakan cara lain untuk melemahkan NU. Mereka mencoba menjauhkan warga NU dari para kiainya. Mereka berupaya membuat warga NU kehilangan kepercayaan terhadap pengurus-pengurus NU.

“Mereka kemudian putar strategi. Mereka menyerang tokoh-tokoh dan pengurus NU. Mereka menghujat Gus Dur, Mbah Moen, Kiai Makruf. Mereka menuduh Kiai Said sebagai pemikir liberal dan penganut Syiah. Ini upaya mereka untuk melemahkan NU. Kita sebagai kader NU harus paham strategi kelompok lain,” tutur H Robikin.

Hal ini, menurut Robikin bukan omong kosong belaka. Kedua cara ini dapat disaksikan di media sosial. “Kelompok lain betapa gencarnya melakukan kedua hal ini,” pungkasnya.