Generasi Aceh Harus Menulis dan Jangan Melupakan Sejarah Endatu

 
Generasi Aceh Harus Menulis dan Jangan Melupakan Sejarah Endatu

 

LADUNI. ID, SEJARAH-Sejarah Aceh yang telah menghiasi blantika sejarah dunia hendaknya para generasi Aceh sekarang harus kembali menulis sejarah endatunya. 

Demikian diantara pesan yang disampaikan Dosen IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, Alkaf yang disampaikan dalam Diskusi Literasi Aceh "Sejarah yang tak Tertuliskan", di Seulawah Kopi, Beurawe, Banda Aceh, beberapa waktu yang lalu.

 Ia mengatakan generasi baru Aceh harus kembali menulis. Bukan hanya tentang segala keilmuan praktis, tapi juga tentang sejarah.


Ia menambahkan sejak abad yang lalu, di mana narasi besar selalu saja mendapatkan panggung, dan meminggirkan narasi kecil.

Alkaf menilai, penulisan terutama sejarah, selama ini memberi fokus kepada hal-hal besar; tokoh-tokoh sentral, daerah dan wilayah besar, alur besar dan organisasi mainstream. Akan tetapi, abai pada kelompok sempalan, suara orang-orang kecil dan aspirasi mahasiswa. 

"Untuk hal yang disebut terakhir, saya pernah menulis satu karya akademik, berbentuk tesis, tentang Pasang Surut Gerakan Mahasiswa: Kasus Referendum Aceh. Topik itu saya pilih karena melihat, penulisan sejarah politik Aceh pasca 1998 selalu saja menghadapkan dua “hal besar,” GAM dengan militer Indonesia," ungkap pendiri Padebooks ini.

Alkaf melanjutkan, kelompok sipil, dalam hal ini mahasiswa, dijadikan sebagai sub-ordinat belaka. Beranjak dari itu, ia menulis topik gerakan mahasiswa secara khusus. "Tentang apa-apa yang tumbuh dalam pikiran mereka di masa pergolakan pascareformasi, juga mengenai ide yang kemudian mereka gerakkan," kata mantan pekerja di Aceh Institut ini.

Untuk penulisan topik tersebut, Alkaf bertemu dengan berbagai elemen mahasiswa kala itu. Baik tokoh utamanya maupun tukang pasang spanduk. Menanyakan tentang apa yang dulunya mereka perjuangkan.

 "Tidak sebagai sub-ordinat gerakan lain. Akan tetapi sebagai gerakan mandiri, walau kadang muncul ke permukaan sepertinya mereka menempel di gerakan lain. Padahal secara intelektual mahasiswa itu punya idealisme tersendiri," jelasnya.

Selanjutnya, dosen muda itu menyebutkan, kita takut suatu saat kekaburan sejarah ini akan mengaburkan juga sebuah episode sejarah Aceh, terutama perjuangan rakyat Aceh, khususnya mahasiswa.