Maju dan Berkembangnya Dayah Al-Minatuddiniyah Babussalam Kota Santri

 
Maju dan Berkembangnya Dayah Al-Minatuddiniyah Babussalam Kota Santri

 

LADUNI.ID, Aceh sebagai daerah syariat Isalm, ribuan dayah dan Balee Pengajian serta majelis taklim menghiasi propinsi paling barat di Nusantara ini.

Kabupaten Bireuen yang terkenal sebagai kota santri  telah berdiri beberapa dayah terbesar di bumi auliau tersebut, salah satunya Dayah Al-Madinatunniyah Babussalam Blang Blahdeh yang kini dipimpin oleh Tgk. H. Muhammad Amin atau akrab disapa Abu Tumin Blang Blahdeh.

Beliau merupakan ulama kharismatik Aceh yang juga murid senior Abuya Muda Waly Al-Khalidy.Keberadaan dayah yang dipimpin ulama yang spesifik di bidang tauhid itu telah melahirkan banyak ulama yang terbesar di berbagai daerah baik Aceh maupun nusantara.

Sejarah telah mencatat dayah Blang Blahdeh sebagai dayah salafiyah di Aceh yang sudah mendidik santri sejak zaman Belanda. Menurut penuturan sumber terpercaya menyebutkan, awalnya dayah tersebut  didirikan oleh abusyiknya, Tgk H Imam Hanafiah pada tahun 1890. Perkembangan dayah dulu mungkin tidak seperti saat ini dan tidak banyak yang mencatat profil dan kiprah dayah di masa kepemimpinan Tgk. H.Imam Hanafiah tersebut.

Setelah sekian lamanya memimpin, seperti biasanya dalam khazanah dunia dayah, pasca meninggalnya  Tgk Imam meninggal, selanjutnya estafet kepemimpinan dayah itu diteruskan sang anaknya yang bernamaTgk Mahmudsyah. 

Dayah di bawah kepemimpinan Tgk. Mahmudsyah masih mempertahankan dengan ciri salafiahnya dan para santri yang menuntut ilmu juga tidak sedikit yang berjihad di dayah yang kini terletak di pinggir jalan nasional.

Secara singkat setelah Tgk Mahmudsyah meninggal dunia, Dayah Babussalam Madinatuddiniyah diteruskan Abu Tumin yang merupakan putra almarhum Tgk. Mahmudsyah. Kini di bawah kepemimpinan Abu Tumin adalah cucu Tgk Imam Hanafiah terus berbenah dan berkembang.

Abu Tumin dalam sebuah kesempatan menyebutkan, Dayahnya merupakan adayah salafiah yang terus berupaya melahirkan kader-kader ulama dan berjuang keras agar syariat Islam tidak hanya sebatas wacana.

Dayah yang berciri khas pengajian ilmu fiqih, tauhid, dan tafsir saat ini memiliki ribuan santri dengan jumlah dewan guru yang tidak sediki. Dalam rentang waktu yang sudah mencapai lebih satu abad t mendidik generasi muda, dayah itu sudah dikenal luas dan telah ada belasan pesantren lain yang merupakan cabang dari dayah tersebut.

Di dayah tersebut santri juga diajarkan ilmu jual beli, qadhi, sosial, zakat, pernikahan, pinjam meminjam dan sebagainya. Dayah yang berada di kompleks Masjid Al-Ikhlas Blangbladeh itu, memiliki beberapa bangunan bertingkat selain tempat penginapan santri dan balai pengajian.

Bahkan, dayah itu dibangun pada dua lokasi terpisah, yaitu satu untuk putra yang disebut Babussalam Putra yang ada di Blangbladeh dan satu lagi Babussalam Putri yang berada di Desa Kuala Jeumpa.

Sosok Abu Tumin sebagai ulama yang dianggap sebagai tokoh kharismatik baik  di Bireuen dan Aceh, Abu Tumin selain memimpin dayah itu secara terjadwal ia juga memimpin pengajian di rumahnya dan setiap bulan diundang untuk memimpin pengajian dengan puluhan ulama lain di Kampung Beusa Seubrang, Peureulak, Aceh Timur, Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Mesjid Nurul Mukmin Kembang Tanjung dan lainnya.

Salah satu ciri khas dayah di Aceh ada beberapa dayah di Aceh untuk dayah cabang dengan sebutan tertentu. Dayah  Minatuddiniyah adalah bagian dari Alminatuddiniyah Babussalam Bireuen, Darusaa’adah adalah cabang dari Darussaa’adah Teupin Raya (Pidie).

Sedangkan dayah MUDI sebutannya dengan Al-Aziziyah adalah dayah yang lahir di Samalanga, dayah Darussalam Labuhan Haji di sebut akhirnya dengan Al-Waliyah.

Dayah Blang Blahdeh kini telah maju dan berkembang, santri yang membeludak datang dari berbagai daerah baik dari kawasan Aceh sendiri juga tidak sedikit dari luar Aceh, kita berharap dayah yang dipimpin dayah Abu Tumin terus maju membumikan syariat di negeri ini.

*** Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi dan Dewan Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga.