Mulai dari Wakil Bupati hingga Jagung Bakar asal Pidie Sambil Menanti Kemajuan Kota Juang

 
Mulai dari Wakil Bupati hingga Jagung Bakar asal Pidie Sambil Menanti Kemajuan Kota Juang

 

LADUNI.ID,KOLOM– Kota Bireuen merupakan kota perdagangan yang dihuni oleh banyak komunitas bahkan kaum pendatang dari negeri barat atau sering populer dengan sebutan Cina Hitam menjadi “Penguasa” Di negeri yang terkenal dengan sebutan Kota Juang.

Bukan hanya Di bidang perdagangan bahkan pemerintahan juga mereka “kuasai”, banyak keturunan negeri Teungku Chiek Di Tiro memegang peranan penting disana, salah satunnya wakil bupati Bireuen putra Kembang Tanjung dan masih banyak lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Kita tinggalkan sejenak fenomena pusat kotanya yang juga tekenal Di daerah tersebut salah satu kota yang terdapat banyak kuliner dengan ciri khas nya masing masing,seperti,Sate Matang salah satu contohnya.

Nama besar Sate Matang di kenal dengan rasa nya yang khas,dan berbeda dengan sate lain nya. Sate Matang berasal dari kota Bireuen juga tepatnya  Matang Glumpang Dua. Ini wajah tasmiahnya Sate Matang sehingga di namai dengan Sate Matang.

Salah satu potret lainnya yang menjadi ciri khas kuliner disana selain Sate Matang,j agung bakar yang dijual di sepanjang jalan nasional Banda Aceh -Medan, baik kawasan Pulo Lawang dan sekitarnya yang juga menjadi salah satu daya tarik kota Bireuen.

Kini terlihat sudah banyak jambo kecil tempat menjual jangung tersebut sudah kosong dan nampak sudah Lama ditinggalkan pemiliknya.
Biasanya mereka mulai berjualan siang hari sekitar jam 14:00 Wib hingga malam hari.

Saat song ibu separuh baya ketika ditanyakan banyaknya yang tidak lagi menjual karena harganya sudah mahal sekarang. “Jinou LA meuhai jagung Teungku,” jawab ibu berkulit hitam manis itu sambil membakar jagung pesan pembeli.

Mengenai harganya masih eksis seperti dulu walaupun ada sedikit perubahannya. Untuk harga satu jagung bakar tersebut sangatlah terjangkau,hanya Rp.5000/satu jagung bakar.

Dulu pernah juga ketika harga jagung membajiri dimana-dimana bisa jadi murah lagi. Bahkan saat jagung sedang masa panen harganya bisa lebih murah lagi,hanya dengan Rp 10.000 dapat 3 jagung bakar,kata salah satu penjual jagung bakar.

Lima ribu rupiah untuk zaman now termasuk harga yang sangat murah bukan,dengan ukuran jagung yang begitu besar dan berkualitas.

Rupanya Pidie Raya (Pidie-Pidie Jaya) bukan hanya menjadi “Raja” dagang dan lainnya termasuk pasokan jagung bakar juga dari Pidie. Ternyata negeri Pedir (Pidie) mampu membawa keberkahan Di berbagai level penduduk dunia ini termasuk Bireuen sang Kota Juang.

Ini sebagaimana diungkapkan wanita yang terus mengayuh kipas sambil membakar jagung yang menyebutkan selama tidak ada pasokan jagung wilayah Pidie Raya yang kini telah ditanami tanaman lain
semakin mahal jagung dan biasanya sering di ekspor oleh Teungku Haji asal daerah tersebut.

Semoga kemajuan Bireuen yang kini kolaborasi Bireuen-Pidie dengan bapak Saifannurnya sebagai bupati dan Muzakkar A. Gani sosok kaya pengalaman di bidang pemerintah asal Pidie bisa menjadikan Bireuen negeri yang maju dan makmur di segala lini. Semoga

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penikmat Kopi BMW Cen Pen Lamkawe