Batas Ukuran Potong Rambut Seorang Wanita

 
Batas Ukuran Potong Rambut Seorang Wanita
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Batas, ukuran, potong, dan rambut adalah elemen-elemen kunci yang menjadi bagian penting dalam proses pemeliharaan dan perawatan rambut bagi wanita. Secara historis, rambut telah menjadi simbol kecantikan dan identitas bagi banyak perempuan di berbagai budaya. Dalam konteks ini, pemilihan gaya rambut yang sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup dapat menjadi hal yang sangat penting.

Batas dan ukuran merupakan dua aspek yang berkaitan erat dalam proses pemotongan rambut. Batas adalah garis yang digunakan sebagai panduan dalam melakukan potongan rambut, sementara ukuran mengacu pada panjang dan bentuk akhir rambut. Seorang wanita seringkali akan bekerja sama dengan penata rambut untuk menentukan batas dan ukuran yang paling sesuai dengan preferensinya, berdasarkan struktur wajah, tipe rambut, dan gaya yang diinginkan.

Proses potong rambut merupakan langkah krusial dalam menciptakan gaya rambut yang diinginkan. Penata rambut akan menggunakan berbagai teknik, termasuk gunting dan pisau cukur, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selama proses ini, penata rambut akan memperhatikan detail-detail kecil seperti tekstur rambut dan perbedaan panjang agar memastikan hasil akhir sesuai dengan harapan.

Selain aspek teknis, rambut juga merupakan manifestasi dari identitas dan ekspresi diri seorang wanita. Gaya rambut dapat menjadi cara yang kuat untuk mengekspresikan kepribadian, kreativitas, dan sikap terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, pemilihan batas, ukuran, dan potong yang tepat menjadi hal yang penting bagi wanita dalam merayakan keunikan dan keindahan diri mereka melalui rambut mereka.

Namun dalam hukum Islam apakah ada batas ukuran pendek bagi rambut wanita?

Dalam Kitab Shahih Muslim 1/176/754 disebutkan:

وحدثنى عبيد الله بن معاذ العنبرى قال حدثنا أبى قال حدثنا شعبة عن أبى بكر بن حفص عن أبى سلمة بن عبد الرحمن قال دخلت على عائشة أنا وأخوها من الرضاعة فسألها عن غسل النبى -صلى الله عليه وسلم- من الجنابة فدعت بإناء قدر الصاع فاغتسلت وبيننا وبينها ستر وأفرغت على رأسها ثلاثا. قال وَكَانَ أَزْوَاجُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْخُذْنَ مِنْ رُءُوْسِهِنَّ حَتَّى تَكُوْنَ كَالْوَفْرَةِ


…. Dari Abu Salamah bin Abdurrahman dia berkata: “Aku masuk pada Aisyah bersama saudara laki-laki sesusuannya. Lalu dia menanyakan kepadanya tentang mandi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam karena junub. Lantas Aisyah meminta wadah yang memuat kira-kira satu sha’, lalu dia mandi dengan meletakkan tabir di antara kami dan dia. Aisyah menuangkan air ke atas kepalanya sebanyak tiga kali. Dia berkata: “Para istri Rasulullah SAW memotong rambut mereka, hingga panjangnya seperti al-wafrah.
Dalam Syarh Imam Nawawi 2/23 :

قَوْلَهُ : ( وَكَانَ أَزْوَاجُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْخُذْنَ مِنْ رُءُوْسِهنَّ حَتَّى تَكُوْنَ كَالْوَفْرَةِ ) اَلْوَفْرَة أَشْبَعُ وَأَكْثَرُ مِنَ ( اللُّمَّةِ ) ، وَاللُّمَّةُ مَا يَلُمُّ بِالْمَنْكِبَيْنِ مِنَ الشَّعْر ، قَالَهُ الْأَصْمَعِيُّ ، وَقَالَ غَيْرُهُ : اَلْوَفْرَةُ أَقَلُّ مِنَ اللُّمَّةِ ، وَهِيَ مَا لَا يُجَاوِزُ الْأُذُنَيْنِ  وَقَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ : اَلْوَفْرَةُ مَا عَلَى الْأُذُنَيْنِ مِنَ الشَّعْر .

Al-wafrah lebih lebat dan lebih banyak dari al-lummah. Al-lummah ialah rambut yang terkumpul di kedua pundak demikian dikatakan oleh al Ashma’i. Lainnya ada yang mengatakan bahwa al-wafrah lebih sedikit dari al-lummah. Al-lummah ialah rambut yang tidak melewati dua telinga. Abu Hatim berkata: Al-wafrah ialah rambut yang berada di atas dua telinga.

قَالَ الْقَاضِيْ عِيَاضٌ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى : اَلْمَعْرُوْفُ أَنَّ نِسَاءَ الْعَرَبِ إِنَّمَا كُنَّ يَتَّخِذْنَ الْقُرُوْنَ وَالذَّوَائِبَ ، وَلَعَلَّ أَزْوَاج النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلْنَ هَذَا بَعْدَ وَفَاتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَرْكِهِنَّ التَّزَيُّنَ ، وَاسْتِغْنَائِهِنَّ عَنْ تَطْوِيْلِ الشَّعْرِ ، وَتَخْفِيْفًا لِمُؤْنَةِ رُءُوْسِهِنَّ . وَهَذَا الَّذِي ذَكَرَهُ الْقَاضِيْ عِيَاضٌ مِنْ كَوْنِهِنَّ فَعَلْنَهُ بَعْدَ وَفَاتِهِ لَا فِيْ حَيَاتِهِ ، كَذَا قَالَهُ أَيْضًا غَيْرُهُ وَهُوَ مُتَعَيِّنٌ ، وَلَا يُظَنُّ بِهِنَّ فِعْلُهُ فِيْ حَيَاتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِيْهِ دَلِيْلٌ عَلَى جَوَازِ تَخْفِيْفِ الشُّعُوْرِ لِلنِّسَاءِ : وَاللهُ أَعْلَمُ .

Hadis ini merupakan dalil bolehnya memangkas rambut bagi wanita.
Al-halqu itu maknanya izalah al-sya'ri (menghilangkan rambut) istilah kita cukur gundul plontos, sementara at-taqshiru adalah al-akhdzu minasysya'ri bi miqashshin aw ghairihi (mengambil/memotong sebagian rambut dengan gunting atau lainnya).
Ta'bir dari kitab Tuhfatul Muhtaj 15/268-69:

( وَالْحَلْقُ ) أَيْ إزَالَةُ الشَّعْرِ   وَبِهَذَا يُعْلَمُ أَنَّ التَّقْصِيرَ حَيْثُ أُطْلِقَ فِي كَلَامِهِمْ أُرِيدَ بِهِ الْمَعْنَى الْأَوَّلُ ، وَهُوَ الْأَخْذُ مِنْ الشَّعْرِ بِمِقَصٍّ ، أَوْ غَيْرِهِ

Adapun hukumnya AL HALQU bisa dibaca ta'bir berikut:

1. Al-Majmu' 8/204:

(السابعة) أجمع العلماء على انه لا تؤمر المرأة بالحلق بل وظيفتها التقصير من شعر رأسها قال الشيخ أبو حامد والدارمى والماوردي وغيرهم يكره لها الحلق

* وقال القاضى أبو الطيب والقاضى حسين في تعليقهما لا يجوز لها الحلق ولعلهما ارادا انه مكروه وقد يستدل للكراهة بحديث علي رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم (نهي ان تحلق المرأة رأسها) رواه الترمذي وقال فيه اضطراب

2. Fathul Bari 10/375 :

"تنبيه": كما يحرم على المرأة الزيادة في شعر رأسها يحرم عليها حلق شعر رأسها بغير ضرورة، وقد أخرج الطبري من طريق أم عثمان بنت سفيان عن ابن عباس قال: "نهى النبي صلى الله عليه وسلم أن تحلق المرأة رأسها" وهو عند أبي داود من هذا الوجه بلفظ: "ليس على النساء حلق، إنما على النساء التقصير" والله أعلم

Wallohu A'lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 12 Februari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar