Jihad Para Perempuan di Masa Nabi Muhammad SAW

 
Jihad Para Perempuan di Masa Nabi Muhammad SAW
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Jihad dalam Islam merupakan konsep yang sering kali disalahpahami, terutama dalam konteks modern yang serba kompleks. Namun, dalam sejarah awal Islam semasa kehidupan Nabi Muhammad SAW, jihad bukanlah sekadar perang fisik, tetapi juga melibatkan perjuangan batin dan spiritual. Para perempuan pada zaman Nabi Muhammad SAW juga turut berperan dalam jihad ini, meskipun perannya mungkin tidak sering diungkapkan dalam catatan sejarah yang terkenal.

Para perempuan di zaman Nabi Muhammad SAW berpartisipasi dalam jihad dengan berbagai cara yang sesuai dengan konteks sosial dan budaya mereka. Mereka mendukung pasukan Muslim dengan menyediakan bantuan logistik, perawatan medis, dan dukungan moral kepada para pejuang. Beberapa di antara mereka bahkan turut berperan dalam peperangan fisik, meskipun dalam skala yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan para pejuang pria.

Selain itu, para perempuan juga memainkan peran penting dalam menyebarkan pesan Islam dan mendukung komunitas Muslim. Mereka terlibat dalam pendidikan, memberikan nasihat dan bimbingan kepada sesama Muslim, serta menjadi teladan dalam menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berperan aktif dalam jihad spiritual dan mendukung perjuangan umat Islam, para perempuan pada masa itu membuktikan bahwa jihad bukanlah monopoli kaum pria, tetapi merupakan tanggung jawab bersama bagi seluruh umat Muslim.

Dalam konteks modern, penting bagi umat Islam untuk memahami bahwa jihad tidak selalu berarti perang fisik atau kekerasan. Jihad juga mencakup perjuangan untuk memperbaiki diri sendiri, membela keadilan, dan memperjuangkan perdamaian. Seperti yang ditunjukkan oleh peran para perempuan dalam sejarah Islam, jihad adalah upaya kolektif umat Muslim untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan sosial, yang melibatkan seluruh komunitas tanpa memandang gender. Selain itu, jihad perempuan sudah pernah terjadi di masa Rasulullah SAW. Lalu seperti apa jihad mereka itu?

Dalam hadis dijelaskan bahwa, jihadnya wanita adalah haji dan umroh, meskipun sebetulnya ada wanita zaman Nabi dulu juga ada yang ikut perang, tapi bagian pengobatan dan konsumsi.

صحيح البخاري : باب جهاد النساء

2720 حدثنا محمد بن كثير أخبرنا سفيان عن معاوية بن إسحاق عن عائشة بنت طلحة عن عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها قالت استأذنت النبي صلى الله عليه وسلم في الجهاد فقال جهادكن الحج وقال عبد الله بن الوليد حدثنا سفيان عن معاوية بهذا

الحاشية رقم: 1قوله : ( باب جهاد النساء ) ذكر فيه حديث عائشة " جهادكن الحج " وقد تقدم في أول الجهاد ، ومضى شرحه في كتاب الحج . وله شاهد من حديث أبي هريرة أخرجه النسائي بلفظ " جهاد الكبير - أي العاجز الضعيف - والمرأة الحج والعمرة " .

صحيح البخاري : [ ص: 92 ] قوله : ( باب غزو النساء وقتالهن مع الرجال )

وقع في هذه الترجمة حديث الربيع بنت معوذ ، وسيأتي بعد باب . وفي حديث أم عطية الذي مضى في الحيض وفي حديث ابن عباس عند مسلم " كان يغزو بهن فيداوين الجرحى " الحديث ووقع في حديث آخر مرسل أخرجه عبد الرزاق عن معمر عن الزهري قال " كان النساء يشهدن مع النبي صلى الله عليه وسلم المشاهد ويسقين المقاتلة ويداوين الجرحى ،

ولأبى داود من طريق حشرج بن زياد عن جدته أنهن خرجن مع النبي صلى الله عليه وسلم في حنين وفيه " أن النبي صلى الله عليه وسلم سألهن عن ذلك فقلن : خرجنا نغزل الشعر ونعين في سبيل الله ونداوي الجرحى ونناول السهام ونسقي السويق ولم أر في شيء من ذلك التصريح بأنهن قاتلن ، ولأجل ذلك قال ابن المنير : بوب على قتالهن وليس هو في الحديث . فإما أن يريد أن إعانتهن للغزاة غزو وإما أن يريد أنهن ما ثبتن لسقي الجرحى ونحو ذلك إلا وهن بصدد أن يدافعن عن أنفسهن ، وهو الغالب انتهى .

وقد وقع عند مسلم من وجه آخر عن أنس " أن أم سليم اتخذت خنجرا يوم حنين فقالت : اتخذته إن دنا مني أحد من المشركين بقرت به بطنه " ويحتمل أن يكون غرض البخاري بالترجمة أن يبين أنهن لا يقاتلن وإن خرجن في الغزو ، فالتقدير بقوله : وقتالهن مع الرجال " أي هل هو سائغ ، أو إذا خرجن مع الرجال في الغزو يقتصرن على ما ذكر من مداواة الجرحى ونحو ذلك .


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 Februari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar