Kisah Pemuda yang Meminta Izin Berzina kepada Rasulullah

 
Kisah Pemuda yang Meminta Izin Berzina kepada Rasulullah
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Banyak penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadis yang menggambarkan keunggulan akhlak Rasulullah SAW. Sebagai utusan yang Allah SWT utus untuk memperbaiki hubungan antar manusia, Rasulullah SAW selalu mengedepankan kelembutan dan tata cara yang baik dalam upaya dakwahnya. Pendekatan yang lembut ini tidak hanya diterapkan kepada mereka yang dengan tulus mematuhi perintah Allah SWT, tetapi juga kepada orang-orang yang terlibat dalam pertarungan untuk melakukan dosa terang-terangan, beliau selalu mengingatkan mereka dengan cara yang baik.

Diantara pendapat yang mengulas cara baik Rasulullah SAW dalam mengingatkan orang yang terang-terangan meminta izin kepada beliau untuk bermaksiat, adalah sebuah berita yang disampaikan sendiri oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab musnadnya:

Ini adalah sebuah kisah yang menggambarkan betapa pentingnya kesadaran moral dan keutamaan dalam agama Islam. Diriwayatkan dari Abu Umamah r.a, suatu ketika ada seorang pemuda datang kepada Rasulullah SAW dengan maksud meminta izin untuk berzina. Namun, reaksi yang sangat tegas dari Rasulullah dan para sahabat yang hadir menunjukkan betapa seriusnya Islam menghormati nilai-nilai moral dan kehormatan.

Para sahabat dengan cepat mengusir pemuda tersebut seraya berkata "cukup, cukup", menegaskan bahwa tindakan yang dimaksud tidak dapat diterima. Rasulullah SAW kemudian mendekati pemuda itu dan dengan bijak mengajukan pertanyaan yang menggugah hati nurani. Beliau bertanya apakah pemuda itu akan rela jika ibunya, saudara perempuannya, atau bahkan bibinya dizinahi oleh orang lain.

Dalam setiap pertanyaan, pemuda itu dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak akan rela. Rasulullah SAW kemudian menguatkan pemahaman ini dengan menyatakan bahwa orang lain juga tidak akan rela jika hal yang sama terjadi pada keluarga mereka. Ini adalah pengajaran yang sangat kuat tentang empati dan kesadaran akan nilai-nilai moral serta kehormatan keluarga.

Dengan mengakhiri kisah ini dengan doa untuk pemuda tersebut, Rasulullah SAW menunjukkan bahwa meskipun tindakan salah telah diingkari, tetapi kesalahan dapat diampuni dan seseorang dapat memperoleh pemulihan moral. Kisah ini mengilustrasikan pentingnya pendekatan yang penuh kasih dari Rasulullah dalam menangani kesalahan dan kesulitan moral, serta bagaimana kesadaran akan nilai-nilai agama dapat membimbing seseorang ke arah kebaikan dan kesucian.

Dari peristiwa tersebut kita dapat melihat bagaimana tenang, bijak, dan juga membunuh Rasulullah SAW yang diberikan oleh pemuda yang jelas-jelas meminta izin kepada dia untuk melakukan zina, yang termasuk dalam kategori dosa besar. Dia tidak marah, menghardik, atau mengusir pemuda tersebut, diminta yang dilakukan para sahabat kompilasi itu. Lantaran kesal dengan apa yang disampaikan pemuda tersebut kepada Rasulullah SAW.

Dia lebih memilih mengingatkan pemuda tersebut melalui pertanyaan persuasif dengan mengatasi perasaan pemuda tersebut, melalui pertanyaan-pertanyaan edukatif yang mempertanyakan tentang nilai, yaitu, jika ia sendiri tidak memiliki rela jika sanak famili dizinahi oleh orang lain, maka orang lainpun tidak rela jika sanak familinya dizinahi. Oleh karena itu, bahkan setelah itu, Rasulullah SAW mendoakan pemuda tersebut agar diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT dan dihapus agar tidak lagi memiliki komitmen untuk melakukan hal-hal yang diajukan oleh Allah SWT, dan dengan hal-hal tersebut si pemudapun yang mempertanyakan kebenarannya, bahkan, ia tak pernah lagi berpikir untuk melakukan hal-hal yang jelas-jelas ditolak oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Wallahu A’lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 19 Maret 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar