Ini 5 Wasiat Sang Mediator pada Pendirian NU

 
Ini 5 Wasiat Sang Mediator pada Pendirian NU

LADUNI.ID, Jakarta - KHR. As’ad Syamsul Arifin merupakan ulama kharismatik Asal Situbondo. Beliau lahir di Makkah Al Mukarromah pada tahun 1897 dan pada usia 11 tahun dibawa oleh ayahandanya ke Kembang Kuning Pamekasan Madura. Selanjutnya hijrah ke Asembagus Situbondo dan mendirikan pondok pesantren di wilayah tersebut.

Beliau juga termasuk salah seorang santri kesayangan dari Syaikhona Cholil Bangkalan Madura, bahkan menjadi mediator tunggal antara Syaichona Cholil dengan Hadlratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari saat pendirian Jam'iyyah Nahdlatul Ulama.

Beliau memiliki wasiat untuk para santrinya yang terdiri 5 macam wasiat, antara lain:

1. Santri Sukorejo yang keluar dari NU, jangan berharap berkumpul dengan saya di akhirat.

2. Santri saya yang pendiriannya tidak sama dengan saya, saya tidak bertanggung jawab di hadirat Allah SWT.

3. Santri saya yang pulang atau berhenti harus ikut mengurusi dan memikirkan paling tidak salah satu dari tiga hal dibawah ini:

  • Pendidikan Islam
  • Dakwah melalui NU
  • Ekonomi Masyarakat

"Biar alim, biar kaya tapi tidak ikut salah satu tersebut, saya ingin tahu kesempurnaan hidupnya, sebaliknya biar bodoh, biar miskin, tapi ikut mengurusi aau cawe-cawe paling tidak salah satunya dengan ikhlas, rasakan sendiri kesempurnaan hidupnya".

4. Istiqamah baca Ratibul Haddad

5. Santri saya sebenarnya umum, anak siapa saja, dalam keadaan bagaimana saja, pasti selamat dan jaya asal jujur, giat dan ikhlas.

Semoga Allah menjadikan insan yang beliau cita-citakan. Amiin..