Kisah KH. Idham Chalid, Pimpin NU Selama 28 Tahun

 
Kisah KH. Idham Chalid, Pimpin NU Selama 28 Tahun

LADUNI.ID, Jakarta - Tidak banyak orang yang memiliki pengalaman seperti almarhum Mantan Ketua Umum PBNU KH. Idham Chalid dengan berbagai peran dan jabatan yang disandangnya.

Idham Chalid, lahir pada tanggal 27 Agustus 1922 di Setui, dekat Kecamatan Kotabaru, bagian tenggara Kalimantan Selatan. Beliau adalah anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya H. Muhammad Chalid, penghulu asal Amuntai, Hulu Sungai Utara, sekitar 200 km dari Banjarmasin.

Almarhum memiliki pengabdian dan pengalaman yang begitu beragam. Setidaknya Idham Cholid yang telah memimpin NU selama 28 tahun ini dalam karirnya selalu berada dalam tiga sosok, yaitu ketua NU sebagai ormas, NU sebagai parpol dan sebagai pejabat negera. Dia juga pernah memimpin tiga partai yaitu Masyumi, NU dan PPP.

Kiai Idham Chalid pernah menduduki tiga jabatan menteri, yaitu wakil perdana menteri, menkopolkam, dan menteri sosial. Di posisi legislatif, ia juga menduduki berbagai jabatan mulai dari anggota DPRD Kalsel, DPR dan MPR.

Mengenai kemampuannya membawa NU dalam berbagai situasi, hal ini dikarenakan ia merupakan orang moderat yang selalu berada di tengah, disertai sikap kesantunan sehingga bisa diterima oleh semua pihak. Kiai Idham Chalid juga telah berhasil membawa NU keluar dari masa-masa pelik, bahkan genting saat Indonesia masih berusia muda dengan dinamika politik yang luar biasa.

Kiai Idham tercatat sebagai tokoh yang paling muda sekaligus paling lama memimpin ormas Islam yang didirikan para ulama pada tahun 1926 tersebut. Dalam ormas berlambang bola dunia dan bintang sembilan itu, Idham menapaki karir yang sangat cemerlang hingga menjadi pucuk pimpinan.

Dalam usia 34 tahun, Idham dipercaya menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Jabatan tersebut diembannya selama 28 tahun, yaitu hingga tahun 1984. Selanjutnya posisi Idham di PBNU digantikan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Setelah tidak berkiprah di panggung politik praktis yang telah membesarkan namanya, waktu Idham dihabiskan bersama keluarga dengan mengelola Pesantren Darul Ma'arif di Bilangan Cipete.


Artikel ini ditulis oleh Sya’roni Asyamfuri