D Zawawi Imron Paparkan Ciri Khas Seorang Santri

 
D Zawawi Imron Paparkan Ciri Khas Seorang Santri

LADUNI.ID, Jombang – Menjadi seorang santri, ternyata ada sejumlah ciri yang akan membedakan antara mereka yang berpredikat sebagai santri dengan kalangan lain. Yang utama adalah memiliki etos belajar tinggi dan berutur kata dengan kalimat indah.

Hal tersebut dituturkan oleh D Zawawi Imron. Penyair nasional tersebut menyampaikan pesannya pada Muwadaah dan Tasyakuran Kelas Akhir Madrasah Aliyah Unggulan KH Abd Wahab Hasbulloh (MAUWH) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, pada hari Sabtu (20/4) lalu.

Penyair yang dikenal dengan sebutan Sang Celurit Emas itu mengatakan bahwa, santri adalah mereka yang belajar kalimat suci dan indah yaitu Al-Qur’an. Karena seperti diketahui, kitab suci umat Islam tersebut keindahannya tidak tertandingi.

“Karena itu  para santri harus bertutur santun dan kalimat yang disampaikan indah,” ungkap kiai yang kini tinggal di Sumenep.

Akhlak tersebut menjadi pembeda karena para santri meniru kiai serta ulama. “Dan kiai juga meniru apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW,” jelasnya.

Selain itu, Zawawi Imron juga memaparkan di hadapan para undangan, ratusan wisudawan dan wali murid tersebut bahwa alasan KH Abd Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab menyatakan hubbul wathan minal iman.

“Karena tidak ada alasan untuk tidak cinta tanah air,” tutur peraih sejumlah penghargaan dari dalam dan luar negeri ini.

Kendati begitu, komitmen cinta tanah air harus dibuktikan dengan perilaku nyata. Seperti dengan tidak berbuat maksiat, menebar kebencian di negeri sendiri, dan sejenisnya. “Bagi Mbah Wahab, tanah air bukan semata ibu pertiwi, tetapi juga sajadah kita,” urainya. Oleh sebab itu tidak ada kamus memberontak di kalangan santri, lanjutnya.

Selain hal tersebut, hal yang juga menonjol dan tidak boleh hilang bagi setiap santri adalah tingginya etos belajar.

“Barangsiapa yang malas belajar di waktu muda, bertakbirlah empat kali atas kematiannya,” tuturnya ketika mengutip pernyataan Imam Syafii.

Bukan hanya itu saja, Zawawi Imron juga memberikan penegasan terkait anak muda yang tidak memiliki semangat belajar.

“Mereka adalah anak yang gagal dilahirkan oleh ibunya. Dengan demikian, santri yang malas belajar tidak layak untuk hidup,” jelasnya.

Zawawi Imron di akhir orasinya kemudian membacakan puisi berjudul Ibu yang mampu menghipnotis hadirin. Pada kesempatan tersebut dirinya juga mengajak hadirin untuk membacakan shalawat demi kejernihan rohani.