Jangan Sepelekan Do’a Dalam Setiap Hajat

 
Jangan Sepelekan Do’a Dalam Setiap Hajat
Sumber Gambar: Kamis Pahing, 11 Mei 2023 laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam hal ibadah (yang mana merupakan tujuan diciptakannya manusia), berdo’a merupakan identitas utama yang tak bisa lepas dari diri seseorang.
Ia merupakan amal ibadah yang mudah dan praktis untuk dikerjakan, serta bersifat fleksibel karena tidak terikat oleh waktu dan tempat.
Kapan pun waktunya dan di mana pun tempatnya, seorang hamba dituntut untuk senantiasa berdo’a kepada Allah SWT.

Dan Perlu kita ketahui juga, do’a merupakan musuh utama dari segala macam cobaan dan ujian. Karenanya, ia akan melindungi kita dari mara bahaya.
Do’a akan menghilangkan dan menyembuhkan penyakit. Do’a akan mencegah turunnya malapetaka, mengangkatnya, atau minimal meringankan malapetaka yang sedang terjadi.

Dari Sahabat Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhuRasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ : (( مَا عَلَى الأرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو الله تَعَالَى بِدَعْوَةٍ إِلاَّ آتَاهُ اللهُ إيَّاها ، أَوْ صَرفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ، مَا لَمْ يَدْعُ بإثْمٍ ، أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ )) ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ القَومِ : إِذاً نُكْثِرُ قَالَ : (( اللهُ أكْثَرُ )) . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ ))

“Tidak ada seorang muslim berdo’a kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Allah akan mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selagi tidak berdo'a sesuatu dosa atau pemutusan kerabat. Ada seorang laki-laki dari suatu kaum berkata : Jikalau begitu saya akan memperbanyak (do'a).
Beliau bersabda : ‘”Allah mengabulkan do’a lebih banyak daripada yang kalian minta”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Do’a 13/78. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al-'Asqalani Al-Mishri  dalam Kitab Fathul bari 11/98].

Dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuNabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda.

لا يَزَالُ يُسْتَجابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بإثم أو قَطِيعَةِ رَحِمٍ ما لم يستعجلْ ، قيل : يا رَسول الله ، ما الاستعجال ؟ قال : يقول : قد دعوتُ ، وقد دَعَوتُ فلم أرَ يستجيب لي ، فَيَسْتَحْسِرُ عند ذلك ، ويَدَعُ الدعاءَ

“Do’a seorang hamba akan selalu dikabulkan selagi tidak memohon sesuatu yang berdosa atau pemutusan kerabat, atau tidak tergesa-gesa. Mereka bertanya : Apa yang dimaksud tergesa-gesa ?
Beliau menjawab : ” Dia berkata ; Saya berdoa berkali-kali tidak dikabulkan, lalu dia merasa menyesal kemudian meninggalkan do’a“.
Menurut Imam An-Nawawi yang dimaksud menyesal adalah meninggalkan doa. [Kitab Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim].

Di mata Allah SWT, seorang hamba hakikatnya adalah butuh dan tidak mampu. Sekaya-kayanya seseorang, sekuat-kuatnya dia, semampu-mampunya dia, maka ia tetaplah miskin dan lemah serta tidak berdaya di mata Allah SWT. Sejatinya seorang hamba akan senantiasa butuh terhadap pertolongan dan bantuan-Nya.
Allah SWT berfirman Dalam QS. Fathir 35:15

۞ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ (١٥)

15. “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir 35:15)

Seorang hamba, baik itu yang kaya maupun yang miskin, baik itu yang kuat maupun yang lemah; kesemuanya butuh dan dituntut untuk berdo’a dan meminta pertolongan kepada Allah SWT dalam setiap permasalahan yang dihadapi.

Karunia tidak terhitung yang Allah SWT berikan untuk Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, kesemuanya itu Allah SWT berikan berkat do’a yang beliau panjatkan kepada-Nya,

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لَّا يَنْۢبَغِيْ لِاَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِيْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ* فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيْحَ تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖ رُخَاۤءً حَيْثُ اَصَابَۙ * وَالشَّيٰطِيْنَ كُلَّ بَنَّاۤءٍ وَّغَوَّاصٍۙ * وَّاٰخَرِيْنَ مُقَرَّنِيْنَ فِى الْاَصْفَادِ

“Dia (Sulaiman) berkata, ‘Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi.’ Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya. Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan (setan) yang lain yang terikat dalam belenggu.” (QS. Shad: 35-38)

Ketahuilah, sesungguhnya Allah SWT akan senang apabila seorang hamba senantiasa berdo’a dan meminta pertolongan kepada-Nya dalam setiap hal yang sedang dihadapi dan dibutuhkannya.
Sebaliknya, Allah SWT akan murka apabila seorang hamba merasa tidak butuh kepada-Nya, tidak pernah berdo’a kepada-Nya.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan marah kepadanya.” (HR. Imam At-Tirmidzi no. 3373, Imam Ibnu Majah no. 3827 dan Imam Ahmad no. 9719)

Mengapa ? Karena di dalam do’a yang kita panjatkan, terdapat pengakuan akan ketidakberdayaan diri kita di hadapan Allah SWT. Di dalam lantunan do’a yang kita baca, terselip keimanan akan agungnya keesaan Allah SWT atas segala sesuatu. Keyakinan bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya Zat yang berhak disembah. Satu-satunya Zat yang menciptakan dan mengabulkan permohonan. Sedangkan di dalam keteledoran kita ketika tidak berdo’a, maka itu menunjukkan keangkuhan diri kita, menunjukkan pula rasa sombong seorang hamba kepada Tuhannya.

Do’a merupakan senjata utama bagi seorang muslim saat menghadapi ujian dan memiliki keinginan. Do’a juga menjadi sebab terbesar tergapainya impian dan cita-cita.
Betapa banyak kesedihan dan cobaan menjadi mudah karena berdo’a. Betapa banyak impian-impian yang nampaknya mustahil, terwujud karena do’a.
Allah SWT menegaskan kepada kita akan betapa dekat diri-Nya dengan hamba-hamba yang berdo’a dan butuh kepada-Nya,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia berdo’a kepada-Ku.
Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. Al-Baqarah 2:186)

Teruslah berdo’a kepada Allah SWT. Mintalah apa pun kebutuhanmu kepada-Nya. Serahkan seluruh hasil dan perkaramu kepada-Nya. Bersungguh-sungguhlah dalam berdo’a.
Besarkan rasa harapmu kepada-Nya, karena sungguh ia tidak pernah menolak sebuah do’a.

Ingat! Terkabulnya do’a tidak melulu tentang terwujudnya impian dan tercapainya keinginan. Bukan pula terjadinya sesuatu sebagaimana yang kita harapkan. Bisa jadi Allah kabulkan do’a kita dengan bentuk yang lain.
Bisa jadi Allah kabulkan do’a kita dengan menghindarkan sebuah mara bahaya yang seharusnya menimpa kita. Bisa jadi juga Allah SWT jadikan do’a-do’a kita yang belum terwujud sebagai tabungan amal untuk diri kita di akhirat kelak.

Siapa saja yang berbaik sangka kepada Tuhannya, maka kebaikan-kebaikan akan mengalir kepadanya. Dan Allah SWT pastilah sesuai dengan persangkaan hamba-Nya.

Semoga Allah SWT jadikan diri kita sebagai hamba-Nya yang senantiasa bergantung dan berserah diri kepada-Nya. Senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah SWT atas setiap hajat dan keinginan yang ingin dicapai serta memohon keselamatan dari mara bahaya yang akan menimpa kita.

 

Sumber : Kitab Fathul Bari Juz 11 Karya Ibnu Hajar Al-'Asqalani Al-Mishri
dan Kitab Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim Karya Imam An-Nawawi

___________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Selasa, 23 April 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Sandipo

Kamis Pahing, 11 Mei 2023
Kamis          : 8
Pahing        : 9