Syakban Bulan Al-Quran

 
Syakban Bulan Al-Quran

LADUNI.ID, HIKMAH-Bulan Syakban sebagai bulan yang banyak kelebihan dan keberkahan. Ini juga di sebutkan dalam sebagian Astar disebutkan penamaan Sya’ban dengan Syahrul Qur’an (Bulan Alqur’an).

Adalah hal  yang dimaklumi bahwa membaca Alqur’an dianjurkan setiap saat, tetapi dalam saat – saat penuh berkah dan tempat – tempat mulia seperti halnya Ramadhan, Sya’ban, Makkah al Mukarramah dan Ar Raudhah al Musyarrafa (Makam Nabi shallallahu alaihi wasallam) malah lebih dianjurkan.

Pendapat demikian dinukil dari sebagian salaf. Ibnu Rajab al Hambali berkata: Kami meriwayatkan dengan sanad Dha’if dari Anas ra yang berkata: [Dulu kamu muslimin ketika masuk Sya’ban maka mereka total terhadap mushaf dan lalu membacanya.

Mereka mengeluarkan zakat harta benda sebagai menguatkan orang lemah dan miskin untuk berpuasa Ramadhan.

Salamah bin Kuhel berkata: [Bulan Sya’ban dulu disebut dengan bulan para pembaca (Syahrul Qurra’). Jika masuk Sya’ban maka Hubeb bin Abi Tsabit berkata: “Ini adalah bulan para pembaca”] Adalah Amar bin Qoes al Mula’i, jika masuk Sya’ban maka ia menutup tokonya dan berkonstrasi penuh membaca Alqur’an.

Hasan bin Sahl berkata: Sya’ban berkata: “Wahai Tuhanku, Engkau jadikanku di antara dua bulan mulia, lalu apa untukku?” Allah berfirman: “Aku menjadikan pembacaan Alqur’an di dalammu” ( Kitab Latha’if al Ma’aarif fiimaa Li masimil Aam min al Wazha’if li Ibni Rajab hal 157)

Al Allamah Syekh Ahmad bin Hijazi berkata: [Para salaf shaleh berkonsentrasi penuh di dalam Sya’ban dengan membaca Alqur’an maka teladanilah mereka sebab tiada dari kalian kecuali telah mengumpulkan sebagian Alqur’an seperti alfatihah ummul qur’an, ayat kursi, surat ikhlash, muawwidztain dll. maka hendaknya seseorang sibuk dengan yang ia kumpulkan (hafalkan) dibulan ini.( kitab Tuhfatul Ikhwan lis Syekh Ahmad bin Hijazi al Fasyni hal 78).

Termasuk keistimewaan Alqur’an adalah Allah memerintahkan hambaNya agar beribadah dengan membacanya. Dia menjanjikan pahala dariNya dan kedekatan kepadaNya hanya karena mengulang-ulang lafazhnya meski tanpa ada disertai pemahaman. Apalagi jika pembaca menyertakan pemahaman dalam bacaannya, tentu Dia akan menambah pahala di atas pahala.