Usai Bulan Ramadhan, AS Akan Setujui Prakarsa Damai untuk Timteng

 
Usai Bulan Ramadhan, AS Akan Setujui Prakarsa Damai untuk Timteng

LADUNI.ID, Jakarta - Pada kesempatan setelah bulan suci Ramadhan atau hari raya Idul Fitri tahun ini, Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan menyetujui isi prakarsa damainya untuk Timteng yang dinamai “Kesepakatan Abad Ini”.

Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Jared Kushner, penasehat politik sekaligus menantu Presiden AS Donald Trump, di Club Majalah Time Selasa (23/4) kemarin.

Selain itu, Dia mengakui semula berharap prakarsa itu dikemukakan pada akhir tahun lalu, tetapi ditunda karena ada permintaan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang saat itu mengumumkan penyelenggaraan pemilu Israel dan perlu juga menggalang koalisi politik di Israel.

"Setelah selesai, kita harus menunggu bulan Ramadhan, dan kita harus menunggu sampai usai Ramadhan, setelah itu kami akan mengungkap rencana kami," tuturnya.

Kemudian, Kushner juga menyinggung kasus yang membelit Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman (MbS) dengan bersaran uang yang mendukung transparansi yang terkait dengan kampanye Saudi Jamal Khashoggi.

"Saran yang saya sampaikan tentang sedapat mungkin memungkinkan tranparan, harus ada Pengaman atas apa yang terjadi," jelasnya.

Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang MbS, Kushner tidak memberikan kapan pun dia akan berbicara langsung kepada MbS tentang pembunuhan yang terjadi di Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018 tersebut.

Kendati demikian, Kushner sudah pernah berbicara dengan MbS melalui telefon beberapa hari usai kemenangan itu, selain juga telah mengadakan pertemuan tentang kunjungan Kushner ke beberapa negara Teluk Persia Arab pada Februari lalu.

Sebelumnya diketahui, mutilasi dan pelenyapan jenazah korban yang dilakukan oleh para perwira tinggi Saudi di Istanbul sehingga mengundang kutukan dari khalayak regional dan bahkan dunia.

Dinas rahasia AS, CIA, berkesimpulan bahwa MbSuar di balik dugaan sadis itu, namun para pejabat Riyadh membantahnya. Saat ditanya tentang ini, Kushner hanya mengatakan, "Saya tidak akan pernah meragukan imbauan-imbauan badan intelijen AS," pungkasnya.