Fenomena Caleg Stres Pasca Pemilu

 
Fenomena Caleg Stres Pasca Pemilu

LADUNI.ID, KOLOM-Pemilihan legislatif sudah selesai. Para calon wakil rakyat sebagiannya sudah tahu hasilnya. Ada yang bahagia karena doa dan kerja kerasnya untuk terpilih menjadi wakil rakyat, tidak sia-sia.

Tapi ada pula yang kecewa, depresi karena mimpinya harus terkubur. Angan-angan menjadi penyuara aspirasi rakyat gagal ditunaikan. Reaksinya pun berbeda-beda. 

Ada yang meminta kembali bantuan yang pernah ia berikan kepada rakyat. Di NTT, seorang caleg di sebuah kabupaten menutup akses jalan ke pemukiman warga penduduk, karena ia gagal terpilih. Caleg di Kolaka Utara membongkar rumah pasangan suami isteri lanjut usia yang tinggal di lahan miliknya karena dua pasangan tersebut tak memilih dirinya di 17 April kemarin sehingga ia mengalami kekalahan. Di Ciamis, Jawa Barat, sekitar 14 caleg yang gagal, menjalani pengobatan di Padepokan karena depresi (Kompas.com 26 April 2019). 

Lucu sekaligus sedih melihat sikap para calon wakil rakyat tersebut. Mereka nampaknya sejak awal sudah terlampau percaya diri untuk memenangkan kursi legislatif.

Tentu dengan segala kalkulasi yang dibuat, bahkan dipaksakan, sekadar ingin mengikuti hembusan angin keberkahan politik, meskipun baru semata mimpi. Di antara mereka mungkin sudah memforsir banyak modal dan jerih payah yang digunakan sebagai sarana untuk menggaet pemilih. 

Uang dalam jumlah besar, barang-barang serta janji-janji untuk mengikat pemilih agar mencobos dirinya. Tentu yang digelontorkan bukan sedikit. Maklum biaya politik di era demokrasi liberal seperti saat ini bukan sedikit.

Dengan iklim kompetisi yang sudah seperti pasar bebas, para caleg harus kuat-kuatan mengatur strategi untuk mengungkit daya jual politiknya di hadapan rakyat.

Ada yang menggelontorkan fulus ratusan juta sampai milyaran untuk mempromosikan dirinya lewat pemasangan baliho di jalan-jalan besar, pembuatan spanduk hingga stiker.

Tidak sedikit pula yang membagi barang-barang (sembako, kalender, alat olahraga, dll) sebagai salah satu cara untuk menarik simpatik pemilih. Ada yang menggunakan acara kematian warga hingga acara khusus kumpul warga agar bisa menemui rakyat, dengan memberikan janji-janji politik disertai pembagian amplop sebagai bentuk perhatian mereka terhadap rakyat. 

Asruddin P, Peneliti,analisadaily.com