Hukum Hewan yang Berada di Air

 
Hukum Hewan yang Berada di Air

PERTANYAAN :

Assalamualaikum sedulur kabeh. Saya penduduk pesisir laut dengan aneka ragam ikan yang dihasilkan dari laut. Waktu di Madrasah dulu saya pernah di ajarkan hewan yang dilarang dimakan, diantaranya karena hidup di dua alam (darat dan air), masyarakat mencontohkannya Kepiting/Krustasea (yuyu, wideng, kepiting, dll. kalau Rajungan boleh karena hidupnya hanya di air). Ketika SMP diajarkan tentang alat pernapasan makhluk hidup. Kebanyakan makhluk hidup bernapas dengan Paru-paru (manusia/mamalia) dan Insang (ikan). Pertanyaanya, seperti apakah/kriteria hewan dua alam yang dilarang dikonsumsi? Karena Manusia bernapas dengan paru-paru dan hidupnya di darat juga bisa hidup didalam air walau hanya beberapa menit. Sepeti halnya Paus dan Lumba-lumba (ilmuan mengkategorikan mamalia bukan ikan karena menyusui) yang hidupnya di air dan ketika didaratpun bisa hidup karena pernapasannya dengan paru-paru. Begitupun Ikan Lele dan Gabus yang bernapas dengan insang namun punya alat bantu pernapasan yang dibebut Labirin sehingga bisa hidup didalam lumpur sekian bulan walaupun tanpa air, juga bisa hidup didarat karena punya cadangan oksigen untuk beberapa saat lamanya. Sedangkan Kepiting bernapas dengan Insang namun ketika didarat bisa hidup kerana punya cadangan oksigen dalam cangkangnya untuk beberapa hari. Beda halnya dengan katak / amfibi, bernapasnya dengan paru-paru (setelah dewasa) ketika didarat dan dengan kulit ketika didalam air.Maaf persoalannya banyak, pertanyaannya mah satu. Saya ucapkan terimakasih atas kerjasamanya.

JAWABAN :

Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Hewan yang tidak bisa mati oleh air ada dua macam :

1.hewan yang hidupnya di air dan ketika dikeluarkan dari air maka hidupnya sama dengan hidupnya hewan yang disembelih.

2.hewan yang bisa hidup di air dan didarat.

Penjelasan :

1. Macam yang pertama contohnya adalah ikan dengan berbagai macamnya, hukumnya halal dimakan tidak tidak perlu disembelih baik dia mati karena adanya sebab yang dhohir maupun mati sendiri.adapun jika ikan tersebut bentuknya tidak seperti ikan pada umumnya maka ada tiga pendapat yang masyhur :

a. halal mutlak, ini adalah pendapat yang ashoh

b. haram.

c. jika bentuknya sama dengan hewan yang halal di makan di daratan maka hukumnya halal, jika tidak maka haram.

Jadi berdasarkan ketiga pendapat tersebut, jika ada ikan yang tidak ada bentuk yang serupanya di daratan maka hukumnya halal. Imam Nawawi berkata : " berdasarkan hal ini maka ikan yang menyerupai himar tidak halal walaupun himar liar di daratan halal dimakan, ini telah dijelaskan oleh pemilik kitab as syamil dan at tahdzib serta selain keduanya. Jika mengikuti pendapat yang awwal, yaitu semuanya halal, apakah disyaratkan menyembelihnya ? ataukah bangkainya halal ? ada dua pendapat, dan yang ashoh adalah halal bangkainya.

2. Macam yang kedua yaitu hewan yang bisa hidup di air dan di darat, misalnya burung air seperti bebek, angsa dan yang semisal dengan keduanya, maka hukumnya halal dimakan tapi bangkainya tidak halal. Syeh Abu Hamid dan gurunya yaitu al imam pemilik kitab at tahdzib memasukkan katak dan kepiting kedalam macam yang ini.dan keduanya (katak dan kepiting) hukumnya haram menurut pendapat yang masyhur. Hewan yang beracun haram secara mutlak, buaya haram menurut pendapat yang shohih dan kura kura juga haram menurut pendapat yang ashoh.

Perlu diketahui bahwa jama'ah ulama' mengecualikan katak dari hewan yang tidak hidup kecuali di air, hal ini sebagai cabang dari pendapat yang ashoh yaitu hewan yang tidak bisa hidup kecuali di air hukumnya halal semuanya.begitu juga para ulama' mengecualikan ular dan kala jengking.pemahaman pengecualiaan ini bahwa katak tidak bisa hidup kecuali di air, dan mungkin saja itu adalah katak jenis tertentu dan jenis lainnya.al qodhi at thobary juga mengecualikan hewan nisnas (nggak tau artinya) berdasarkan pendapat yang ini, namun imam rouyani dan selainnya melarang untuk mengikuti pendapat ini .imam nawawi berkata :" syeh abu hamid mengikutinya ". Wallohu a'lam bis showab.

- kitab roudhoh (3/24-275) :

فصل الحيوان الذي لا يهلكه الماء ضربان : أحدهما : ما يعيش فيه ، وإذا أخرج منه كان عيشه عيش المذبوح ، كالسمك بأنواعه ، فهو حلال . ولا حاجة إلى ذبحه كما سبق ، وسواء مات بسبب ظاهر ، كضغطة أو صدمة أو انحسار ماء أو ضرب من الصياد ، أو مات حتف أنفه . وأما ما ليس على صورة السموك المشهورة ، ففيه ثلاثة أوجه . ويقال : ثلاثة أقوال . أصحها : يحل مطلقا ، وهو المنصوص في " الأم " ، وفي رواية المزني واختلاف العراقيين ؛ لأن الأصح أن اسم السمك يقع على جميعها . والثاني : يحرم . والثالث : ما يؤكل نظيره في البر ، كالبقر والشاء ، فحلال ، وما لا ، كخنزير الماء في كلبه ، فحرام . فعلى هذا ، ما لا نظير له حلال . قلت : وعلى هذا لا يحل ما أشبه الحمار ، وإن كان في البر حمار الوحش المأكول ، صرح به صاحبا " الشامل " و " التهذيب " وغيرهما . والله أعلم .

وإذا أبحنا الجميع ، فهل تشترط الذكاة ، أم تحل ميتته ؟ وجهان : ويقال : قولان ، أصحهما : تحل ميتته . الضرب الثاني : ما يعيش في الماء وفي البر أيضا ، فمنه طير الماء ، كالبط والأوز ونحوهما ، وهي حلال كما سبق ، ولا تحل ميتتها قطعا . وعد الشيخ أبو حامد والإمام ، وصاحب " التهذيب " من هذا الضرب الضفدع والسرطان ، وهما محرمان على المشهور . وذوات السموم حرام قطعا . ويحرم التمساح على الصحيح ، والسلحفاة على الأصح .

واعلم أن جماعة استثنوا الضفدع من الحيوانات التي لا تعيش إلا في الماء ، تفريعا على الأصح ، وهو حل الجميع . وكذا استثنوا الحيات ، والعقارب . ومقتضى هذا الاستثناء أنها لا تعيش إلا في الماء . ويمكن أن يكون منها نوع كذا ، ونوع كذا . واستثنى القاضي الطبري ، النسناس على ذلك الوجه أيضا . وامتنع الروياني وغيره من مساعدته . قلت : ساعده الشيخ أبو حامد . والله أعلم .

- kitab Almajmuu' Syarh Muhadzab :

المجموع شرح المهذب :

( أما الأحكام ) فقال أصحابنا : الحيوان الذي لا يهلكه الماء ضربان ( أحدهما ) ما يعيش في الماء ، وإذا خرج منه كان عيشه عيش المذبوح ، كالسمك بأنواعه فهو حلال ، ولا حاجة إلى ذبحه بلا خلاف ، بل يحل مطلقا سواء مات بسبب ظاهر كضغطة أو صدمة حجر أو انحسار ماء أو ضرب من الصياد أو غيره . أو مات حتف أنفه سواء طفا على وجه الماء أم لا ، وكله حلال بلا خلاف عندنا ،

- kitab Hasyiyah Bujairomy :

/ حاشية البجيرمي على الخطيب الجزء 4 ص 324 :

قوله : ( السمك والجراد ) قال في المنهاج ولو صادهما مجوسي قال المحلي ولا اعتبار بفعله . والسمك هو كل حيوان يكون عيشه في البحر عيش مذبوح ولو على صورة الخنزير مثلا ومنه القرش ومن السمك ما لا يدرك الطرف أوله وآخره لكبره وتحل سمكة في قلب سمكة ما لم تتفتت وتتغير ويحل ما طفا على وجه الماء وانتفخ ما لم يضر , ويجوز بلعه وقليه حيا وشيه

- kitab Bughyatul Mustarsyidin :

بغية المسترشدين :

(مسألة: ك): قال في التحفة: حيوان البحر ما يعيش فيه بأن يكون عيشه خارجه عيش مذبوح أو عيش حي لا يدوم اهـ. والذي يظهر أن مراده بعدم دوام حياته، إما لأن تكون حياته في البر كحياته في البحر بحيث لو زادت في البحر على حياته في البر يصدق عليه أنه لم تدم حياته في البر.

Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah