Presiden Trump Merasa Terancam dengan Kecanggihan Teknologi Perusahaan Ini

 
Presiden Trump Merasa Terancam dengan Kecanggihan Teknologi Perusahaan Ini

LADUNI.ID, Pengumuman itu disertai penandatanganan surat perintah presiden yang secara efektif melarang semua perusahaan AS menggunakan jasa telekomunikasi asing yang diyakini menghadirkan risiko keamanan terhadap negara.

Trump tidak menyebut nama perusahaan secara spesifik dalam surat perintah tersebut.

Sejumlah analis menduga Trump sejatinya sedang menyasar perusahaan telekomunikasi raksasa China, Huawei.

Donald Trump, mengumumkan darurat nasional demi melindungi segenap jaringan komputer AS dari "musuh-musuh asing".

Berbagai negara, termasuk AS, telah mengungkapkan kerisauan mereka bahwa produk-produk perusahaan tersebut dapat dipakai pemerintah China untuk memata-matai. Huawei sendiri berkeras produk mereka tidak menimbulkan ancaman.

Apa bunyi perintah Trump?

Menurut pernyataan Gedung Putih, perintah Trump bertujuan "melindungi Amerika dari musuh-musuh asing yang secara aktif terus menciptakan dan mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur dan layanan informasi serta komunikasi".

Perintah itu memberi kewenangan kepada menteri perdagangan untuk "melarang transaksi yang menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional yang tidak bisa diterima".

Langkah Trump disambut baik Ketua Komisi Komunikasi Federal, Ajit Pai, yang menyebut tindakan tersebut "sebuah langkah signifikan menuju pengamanan jejaring Amerika".

Sebelum Trump mengumumkan darurat nasional, pemerintah AS telah melarang lembaga-lembaga federal menggunakan semua produk Huawei sekaligus mendorong para negara sekutu untuk menolak perusahaan itu.

Sejauh ini Australia dan Selandia Baru telah memblokir peranti Huawei dalam penggunaan jaringan 5G.

Akan tetapi, Huawei menolak tuduhan itu mentah-mentah.

Dalam pertemuan di London, Selasa (14/5), Direktur Huawei, Liang Hua, menyatakan pihaknya "bersedia menandatangani kesepakatan larangan memata-matai dengan pemerintah-pemerintah".

Bagaimana dengan perang dagang?

Langkah Trump terkini amat mungkin memperkeruh hubungan dengan China, yang sudah memburuk akibat perang dagang.

Pada Jumat (10/5), AS menambah bea masuk lebih dari dua kali lipat untuk produk-produk China senilai US200 miliar. China kemudian membalas dengan langkah serupa.

Di tengah aksi saling balas ini, pasar saham cukup stabil pada Rabu (15/5) lantaran ada harapan kedua negara melanjutkan perundingan bulan depan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, menyatakan kedua pemimpin "melangsungkan kontak melalui berbagai cara".

Trump berkata dia bakal bertemu Presiden China, Xi Jinping, pada pertemuan G20 di Jepang.