Habib Munzir : Jihad dengan Kekerasan adalah Cara Setan

 
Habib Munzir :  Jihad dengan Kekerasan adalah Cara Setan

LADUNI.ID, Kita tentunya mengenal yang namanya Jihad.

Namun kita harus tahu jihad itu seperti apa. Jangan bicara jihad kalau sedang emosi, itu setan bukan jihad namanya. Bedakan antara emosi dengan jihad. Kalau seandainya jihad, Rasulullah SAW bilang "Jangan memukul wajah, jangan menyerang wanita dan anak-anak, jangan menyerang yang tidak bersenjata, dan jangan menyerang yang tidak menyerang"

Nah Itu namanya jihad, kalau kita tidak diserang orang, maka kita haram menyerang orang. Itu untuk yang diluar Islam, apalagi yang sesama muslim.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu Adalah orang yang cinta kepada seluruh makhluk Allah, terutama kepada sesama manusia. Rasulullah ingin umatnya mencintai sesama manusia, Beliau berkata "Dan belum sempurna iman seseorang sebelum dia mencintai manusia satu sama lain"

Jika seseorang mencintai muslimin saja, tidak menyayangi orang-orang yang diluar Islam. Maka belum sempurna imannya seperti Sayyidina Muhammad.

Memang tidak ada yang bisa menyamai imannya Nabi Muhammad, tetapi paling tidak kita mengambil sebutir saja daripada mutiara-mutiara keindahan budi pekerti Nabi Muhammad. Dari rahasia kemuliaan Isra wal Mi'raj Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.

Siapa yang tidak ingin orang non muslim masuk Islam?

Begitupun Rasulullah, Tetapi Rasul justru lemah lembut kepada orang-orang yang non muslim.

Suatu hari Seorang Pemuda Yahudi datang ke rumah Rasulullah bilang mau tinggal di rumah Rasul.

Kalau orang-orang zaman sekarang pasti bilang "Ngapain kamu Non Muslim, kamu najis masuk rumah saya" tidak seperti itu akhlak dan budi pekerti Sayyidina Muhammad. Yahudi diterima oleh Rasulullah SAW. Dan tinggal di rumah Nabi, makan sepiring dengan tangan Baginda Rasul. Jari-jarinya persentuhan dengan jari-jari Nabi.

Minum segelas dengan sang nabi, tinggal sehari, dua hari, tiga hari, dan berhari-hari tidak diusir oleh Nabi, dan terus disambut sebagai tamu sampai pemuda itu pulang.

Suatu saat Nabi Muhammad SAW keluar, ketika pulang, Nabi tidak menjumpai pemuda itu berada di Rumahnya.

Nabi tidak pernah berkata "Masuklah Kamu ke rumahku dan kamu harus masuk Islam, karena aku ini Nabi pembawa Islam" Nabi tidak berkata demikian, tidak ada paksaan dalam agama.

Dan ketika Pemuda Yahudi itu pergi dari rumah Beliau, Nabi tidak malah bersyukur dan bilang "Syukurlah orang Yahudi itu sudah keluar dari rumah Saya, repot ngurusin orang Yahudi" tidak demikian.

Rasulullah mengejar Pemuda Yahudi itu kerumahnya, barangkali ada salah ketika berada di rumah Rasul, atau kurang jamuan.

Ketika Rasulullah sudah sampai ke rumahnya, ternyata Pemuda Yahudi itu sedang sakit dan sakaratul maut.

Saat itu Nabi membimbing Pemuda itu untuk mengucapkan Sahadat, akan tetapi pemuda itu malah menatap Bapaknya yang seorang Yahudi.

Bapaknya tidak masuk Islam akan tetapi melihat budi pekerti Nabi Muhammad dan jasanya yang telah memperbolehkan anaknya untuk tinggal di rumah Beliau.

Kemudian Bapaknya berkata " Taatilah Ucapan Rasulullah SAW"

Kemudian Pemuda itu mengucapkan sahadat.

Agama Islam akan berkembang luas dengan kelembutan, bukan dengan kekerasan. kekerasan hanya akan menghancurkan Islam dan Agama kita sendiri serta diri kita sendiri.

Maka oleh sebab itu kelemah lembutan itu perlu. Budi pekerti itu senjata terkuat untuk mencapai kemenangan dan keberhasilan di dalam dakwah kita.

Oleh sebab itu juga layak kita pahami. Sebagai Ulama (orang yang ahli ilmu agama Islam) dan Umara (para pejabat negara) harus bersatu untuk supaya ada pembenahan masyarakat yang baik.

Kalau Ulama dan Umaro saling hantam, musuh-musuh Islam akan tepuk.

Kalau umara kita punya kesalahan maka coba ajukan pertanyaan kepada gurumu, gurumu kepada gurunya, sampai kepada guru-gurunya yang punya hubungan dengan para pejabat, untuk menyampaikan kesalahannya.

Begitulah akhlak Sayyidina Muhammad, demi Allah! seandainya Beliau masih hidup itulah yang akan Beliau perbuat.