Cara Abu Nawas Mendapatkan Wanita Impiannya

 
Cara Abu Nawas Mendapatkan Wanita Impiannya

LADUNI.ID, Siapa yang tak kenal Abu Nawas, seorang pujangga yang sangat kocak sekali dengan deretan kisah lucunya. Nama lengkap Abu Nawas adalah Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami (756-814), biasanya dikenal sebagai Abū-awās atau Abū-Nuwās (Bahasa Arab:ابونواس), adalah seorang pujangga Arab. Dia dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia, dengan darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya.

Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu Satu Malam dalam salah satu cerita ia pernah berpura pura gila karena tidak ingin menjadi kadi setelah mendengar wasiat ayahnya dengan cara menaiki batang pisang seperti kuda kudaan ia juga sering ditantang oleh raja harun al rasyid maupun oleh teman temanya dengan hal yang aneh,berisiko dan bahkan tidak mungkin terjadi seperti memindahkan istana raja ke bukit, memantati raja dan lain lain.

Kala masih bujang Abu Nawas ingin segera mendapatkan jodoh. Kemudian menikah dan hidup bersama jadi satu keluarga. Suatu ketika Abu Nawas sangat tergila-gila pada seorang wanita. Wanita yang disenanginya sungguh cantik, pintar serta termasuk wanita ahli ibadah. Abu Nawas ingin menjadikannya istri.

Karena cintanya begitu membara, dia lantas berdoa dengan khusyuk meminta kepada Allah SWT. Tejemahanan doanya dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut:

"Ya Allah, jika memang gadis itu baik untuk saya, dekatkanlah kepadaku. Tetapi jika memang menurutmu ia tidak baik buatku, tolong Ya Allah, sekali lagi tolong...pertimbangkan lagi ya Allah,"

Ucap Abu Nawas sambil menyebut nama gadis itu dan terkesan memaksa kehendak Allah.

Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu. Selama berbulan-bulan ia pun menunggu tanda-tanda dikabulkan doanya.

Tiga bulan berlalu Abu Nawas merasa doanya tak dikabulkan. Dia kemudian introspeksi diri. ”Mungkin Allah tak mengabulkan doaku karena aku kurang pasrah atas pilihan jodohku," ucapnya dalam hati.

Kemudian Abu Nawas bermunajat lagi. Tapi kali ini dia ganti strategi. Doa kali ini tidak diembel-embeli spesifik pakai nama si gadis. Apalagi berani "maksa" kepada Allah seperti doa sebelumnya.

"Ya Allah berikanlah istri yang terbaik untukku," begitu bunyi doanya.

Berbulan-bulan dia terus memohon kepada Allah.  Namun Allah tak juga mendekatkan jodoh Abu Nawas, wanita yang menjadi punjaanya itu. Allah bahkan belum juga mempertemukan Abu Nawas dengan wanita yang mau diperistri. Lama-lama ia mulai khawatir juga.

Takut menjadi bujangan tua, Abu Nawas memutar otak. Dia mencari cara agar doanya cepat terkabul. Dia memang terkenal cerdas. Kali ini doanya sedikit "diplomatis" dengan Allah. Dia mengubah doanya. 

"Ya Allah, kini aku tidak minta lagi untuk diriku. Aku hanya minta wanita sebagai menantu Ibuku yang sudah tua dan sangat aku cintai Ya Allah. Sekali lagi bukan untukku Ya Tuhan. Maka, berikanlah ia menantu," begitu doa Abu Nawas.

Dasar Abu Nawas. Pakai bawa nama ibunya segala. Padahal permintaanya tetap saja untuk dirinya. Allah Maha Tahu, tidak perlu dipolitisir segala. 

Barangkali karena keikhlasan dan "keluguan" waliyullah Abu Nawas, Allah pun menjawab doanya. Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu menjadi istri Abu Nawas. Abu Nawas bersyukur bisa mempersunting gadis pujaannya. Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah.