Majunya Kota Saree-Seulawah di Tangan Awak Blahdeh Seulawah

 
Majunya Kota Saree-Seulawah di Tangan Awak Blahdeh Seulawah

LADUNI. ID, KOLOM-SALAH SATU kawasan pinggiran jalan nasional yang kini semakin maju dan berkembang tepatnya Saree, Aceh Besar. Daerah ini merupakan sebuah kabupaten di Aceh dan lokasinya pun berdampingan dengan Kota Banda Aceh.

Kawasan tersebut memiliki pesona alam yang sangat indah dan menawarkan banyak destinasi wisata. Salah satu wisata di Aceh Besar tersebut adalah air terjun Tahura yang terletak bersampingan dengan rumah pohon atau yang sering disebut Tahura Aceh Besar.

Wisata air terjun Tahura tersebut terletak di ujung bawah atau tepatnya di antara kaki Gunung Seulawah Agam dan Gunung Seulawah Inong, Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Wisata air terjun Tahura Saree tersebut sedang banyak diminati atau dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah. Selain rumah pohon Tahura Saree tersebut, ada hal lainnya yang lebih menarik perhatian para pengunjung, yaitu air terjun Tahura Pocut Meurah Intan Saree.

Suasana sejuk kawasan Seulawah sepanjang jalan memang sangat berbeda dengan era 1990-an, banyak pohon besar dan sejuknya hawa walaupun bukan malam hari. Waktu terus berotasi, kini memang jauh berbeda dengan zaman dulu.

Biarpun demikian, pohon-pohon pinus sudah kelihatan jelas, berarti sekarang bus sudah memasuki areal taman hutan raya (Tahura) Pocut Meurah Intan. Sejauh mata memandang hanya terlihat kerimbunan pohon, hijau menyejukkan. Di samping jalan, juga ada pamflet yang bertuliskan “Insya Allah Hutan Lestari Rakyat Sejahtera”.

Berdasarkan informasi yang didapat, Tahura ini sendiri awalnya bernama Cut Nyak Dien, tokoh perempuan pejuang Aceh. Pocut Meurah Intan diambil dari sebuah legenda rakyat tentang seekor gajah. Di kawasan ini memang banyak gajah. Bahkan ada gajah yang dilatih khusus di kawasan ini dan bisa bermain sepak bola.

Tahura Pocut Meurah Intan ditetapkan dengan surat keputusan menteri kehutanan No.95/ kp-II / 2001, tanggal 15 Maret 2001. Dari luas awal 10.000 hektare, hanya 6.300 yang dijadikan Tahura. Kerimbunan Tahura ini juga menjadi jaminan bagi pasokan air di provinsi ini di masa depan.

Saree sebagai kawasan yang masuk wilayah administratif Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar itu memang dikenal sebagai kawasan hutan hujan tropis. Melihat potensi ini, pemerintah setempat berusaha kawasan Saree dikembangkan sebagai agrowisata.

Ini tidak bukan tanpa alasan, Tak heran, potensi yang dimiliki kawasan yang diapit oleh Gunung Seulawah Agam dan Gunung Seulawah Dara itu memiliki daya tarik tersendiri, khususnya bagi penggemar agrowisata disamping kawasan ini juga dikembangkan menjadi destinasi pariwisata.

Rombongan keluarga dengan pakaian berbagai corak dan sebagian berpeci terus menjelajah kawasan Hutan pinus yang membelah Jalan Nasional Banda Aceh – Medan layaknya oase di tengah hawa sedikit panas yang membekap perbukitan yang tidak pernah sunyi kenderaan lalu lalang. Lengkap dengan rumah pohon yang menjadi maskotnya serta permainan outbond seperti flying flog.

Ketika itu waktu menjelang dhuhur, rombongan itu terus melintasi kawasan ini, nampak jejeran kios yang menawakan oleh-oleh khas setempat berupa aneka keripik dan lainnya. Bahkan Warkop bertebaran termasuk Warkop yang baru diresmikan beberapa waktu yang lalu, mayoritas pedagang awak Blanh deh Seulawah mengutip pernyataan sekelompok komunitas yang dialamatkan kepada  Awak Cina Hitam Pidie.

Para pedagang dengan caranya tetap meminta "merayu" mereka yang melintasi kawasan Saree kepada rombongan sambil melempar senyumannya tanda kepuasannya.

Kios dan toko menjual aneka jenis umbi-umbian serta pisang menjadikan Sare sebagai habitat tumbuh suburnya bahan baku cemilan renyah nan gurih itu.

Mereka yang melintas Saree, salah satunya oleh-oleh “wajib” berupa aneka keripik. Tak heran, jika Saree kerap menjadi persinggahan bagi pelintas jalan raya tersebut.

Melihat fenomena ini, sejuknya kawasan yang diapit oleh gunung berapi aktif itu membuat pengunjung tak akan rugi jika menyambanginya khusus. Letaknya yang strategis di Jalur Lintas Sumatra (Jalinsum) dan terutama panorama yang disuguhkan membuat pengunjung betah berlama-lama. Bahkan dari dulu hingga kini terus berkembang.

Suatu saat nantinya Saree akan menjadi pusat Industri terbesar di Aceh bahkan Indonesia dengan di dukung are yang produktif, laham yang subur serta letak yang strategis, mungkin beberapa tahun kedepan sepanjang Saree dan sekitarnya tidak ada lagi lahan kosong. Namun ini harus ada perhatian pemerintah Aceh khususnya menjadikan Saree dan kawasan Seulawah pusat Industri dengan blueprint berbasis syariat dan kearifan lokal. Kapankah ini terwujud? Wallahu Allam.

Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq

*** Helmi Abu Bakar El-Langkawi, (HABeL), Penikmat Literasi