Penting Tak Pentingnya Berdebat

 
Penting Tak Pentingnya Berdebat

LADUNI.ID - Seorang Kyai pembimbing saya pernah memberi arahan bahwa berdebat dengan pihak yang berbeda keyakinan itu percuma. Kalau pun dia kalah dalam perdebatan, maka dia takkan menjadi sadar melainkan hanya diam untuk mencari dalih lainnya di kemudian hari. Jadi perdebatan takkan mengubah apapun, sama sekali tak penting.

Sampai titik tertentu saya sepakat dengan pandangan beliau. Tapi bila semua berpikiran seperti itu, maka pihak yang benar takkan pernah terlihat unggul di mata orang awam. Perdebatan itu tercela bila tujuannya pamer, tapi terpuji bila tujuannya menampakkan kebenaran bagi mereka yang masih gamang dalam menentukan pilihan.

Para Imam besar adalah mujadil (pendebat) ulung yang mampu menghentikan penyebaran paham nyleneh di tengah masyarakat. Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, Imam Abul Hasan Al-Asy’ari, Imam al-Maturidi, Imam al-Baqillani dan banyak lainnya adalah para bintang di arena perdebatan. Bahkan Imam Ghazali sekalipun yang banyak mengajak orang menjauhi perdebatan, beliau sendiri justru pionir dalam hal menaklukkan lawan diskusi yang argumennya aneh-aneh. Wajadilhum billati hiya ahsan, debatilah mereka dengan cara yang lebih baik, itulah kata al-Qur’an.

Mungkin benar bahwa lawan debat takkan sadar sebab ada rasa gengsi (dan mungkin juga sakit hati) bila kalah, tapi pemirsa akan sadar siapakah yang benar dan siapa yang sebenarnya salah paham. Betapa banyak pendapat menyimpang diterima luas di masyarakat bukan karena pendapat tersebut unggul secara nalar atau dalil, tetapi semata karena orang yang mengerti memilih jalan diam. Dari sini terlihat bahwa perdebatan ada pentingnya, bahkan sangat penting.

Tapi perdebatan berpotensi membuat hati mengeras. Tipis sekali perbedaan antara menampakkan kebenaran dengan mencari menang atau pamer. Ini efek samping yang hanya mampu diatasi oleh orang-orang tertentu yang mawas diri.

Oleh: Abdul Wahab AHmad 

 

 

Tags