Pembelian Senjata S-400 Rusia sebagai Momen Kunci Hubungan Turki-Rusia

 
Pembelian Senjata S-400 Rusia sebagai Momen Kunci Hubungan Turki-Rusia

LADUNI. ID, INTERNASIONAL- Dalam laporannya Stratfor mengatakan Turki berusaha untuk mengisi "celah kemampuan kritis" untuk pertahanan rudal anti-balistik dengan pembelian S-400. 

Sementara itu dalam penilaian Stratfor tentang kekuatan dan batasan S-400 Rusia, menyebutkan bahwa kekuatan S-400 memiliki sensor canggih, jangkauan yang luas dan kemampuan untuk menyerang target yang mencakup pesawat terbang, dan pada tingkat lebih rendah terhadap rudal jelajah dan rudal balistik.

"Kemampuan penargetan yang fleksibel memungkinkan S-400 untuk bertahan terhadap berbagai ancaman dan serangan," sebut laporan tersebut .

Sementara itu ahli militer Rusia Viktor Litovkin mengakui kerentanan dengan S-400 tetapi menepis klaim bahwa sistem itu bisa kehilangan target. Klaim seperti itu dia anggap sebagai "pembahasan amatir".

"Itu tidak bisa menyerang kapal selam atau tank, tetapi tidak harus. Anda harus memahami bahwa (sistem) itu tidak sendirian di lapangan, selalu berjalan bersama dengan sistem pertahanan udara lainnya," kata Litovkin kepada The Moscow Times dalam sebuah wawancara telepon, yang dikutip Kamis (18/7/2019

Kemampuan anti-siluman memberi S-400 potensi untuk menjatuhkan pesawat tempur paling canggih milik musuh. Jangkauannya yang panjang memungkinkan sistem untuk menargetkan pesawat tanker pengisian bahan bakar dan AWACS (airborne early warning and control aircraft) atau peringatan dini udara dan pesawat kendali.

S-400 Rusia bisa dibilang salah satu sistem strategis strategis terbaik yang beroperasi saat ini.

Diantara keterbatasan S-400, jika batalion S-400 bertindak sendiri-sendiri atau tidak didukung oleh pertahanan udara modern lainnya, kemungkinan tidak memiliki cukup rudal untuk menahan serangan gencar yang ditentukan.

Satu batalion S-400 dengan delapan peluncur, masing-masing dipersenjatai dengan empat rudal, hanya dapat menyebabkan kerusakan serius jika terjadi serangan terbatas oleh musuh. Batalion tersebut tetap rentan terhadap serangan rudal dalam situasi buntu.

"Sensor S-400 dapat dibutakan oleh fitur geografis seperti medan pegunungan, membuat rudal jelajah yang terbang rendah lebih sukses melawan sistem itu ketimbang target yang terbang tinggi.Pada akhirnya, baterai S-400 yang terisolasi atau bahkan batalion tersebut dapat dihancurkan tanpa (sistem itu) menghancurkan satu pesawat musuh," ungkap sumber terpecaya. 

Konstantin Sokolov, pakar geopolitik di Russian Academy of Natural Sciences, mengatakan kepada The Moscow Times bahwa pengiriman sistem rudal menandai titik kritis dalam hubungan Rusia-Turki dan Turki-NATO.

"Pembelian senjata—ini adalah kerja sama jangka panjang dan kebijakan jangka panjang—adalah momen kunci karena itu menunjukkan bahwa Turki telah berputar ke arah Rusia," kata Sokolov kepada The Moscow Times.

"Sebagai mantan perwira pertahanan udara, saya dapat mengonfirmasi bahwa (S-400) sangat baik dalam kondisi pertempuran dan pelatihan," kata Sokolov