Pemimpin Iran Mengutuk Rencana Damai Israel-Palestina Gagasan AS

 
Pemimpin Iran Mengutuk Rencana Damai Israel-Palestina Gagasan AS

LADUNI.ID, Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin tertinggi Iran, mendesak seluruh jemaah haji untuk menolak proposal perdamaian Israel-Palestina gagasan Amerika Serikat.

Khamenei melaknat rencana damai yang disebut Presiden Donald Trump 'Kesepakatan Abad Ini' sebagai kejahatan terhadap manusia.

Pada Minggu (11/8), Khamenei mengatakan "Trik yang disebut 'Kesepakatan Abad Ini' yang digagas AS si tukang penindas dan rekan-rekan pengkhianatnya adalah bentuk kejahatan bukan saja terhadap warga Palestina tapi terhadap kemanusiaan,".

Khamenei menambahkan "Kami menyerukan kepada semua orang untuk mengambil peran aktif demi mengalahkan kecurangan dan penipuan oleh musuh ini,". 

Pesan itu diutarakan Khamenei di depan para calon jemaah haji Iran seperti yang disiarkan melalui stasiun televisi pemerintahnya beberapa hari lalu.

Selain itu, otoritas Arab Saudi telah meminta para jemaah haji untuk fokus beribadah dan tidak mempolitisasi proses ibadah. Hal itu diutarakan Riyadh menyusul pelaksanaan haji tahun ini yang berlangsung ketika ketegangan antara Iran dan Saudi memanas dalam beberapa waktu terakhir.

Agenda perdamaian Palestina-Israel gagasan pemerintahan Trump memang telah lama menjadi kontroversi sebab proposal itu dibuat AS setelah Gedung Putih secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Padahal, Yerusalem telah lama menjadi salah satu sumber konflik Palestina dan Israel, di mana kedua belah pihak sama-sama mengklaim kota suci bagi tiga agama itu sebagai ibu kota masa depan mereka.

Amerika Serikat juga berkeras memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. 

Sejak itu, Palestina memutus kontak dengan pemerintahan Trump. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuding AS di tangan Trump condong ke Israel.

Baru-baru ini, penasihat sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, telah memaparkan rencana ekonomi dari proposal damai gagasan AS itu. Dalam rencananya, AS akan mencarikan dana US$50 miliar untuk Palestina dan negara tetangganya seperti Mesir, Yordania, dan Libanon.

Palestina berkeras menolak rencana itu yang dianggap dilakukan AS untuk "membeli" hak kemerdekaan negaranya.