Kajian Kitab Hikam Pasal 12, 'Menghilangkan Kemelekatan dari Cinta Duniawi'

 
Kajian Kitab Hikam Pasal 12, 'Menghilangkan Kemelekatan dari Cinta Duniawi'


LADUNI.ID, Jakarta - Kajian Kitab Al-Hikam Pasal 12, tenang 'Menghilangkan Kemelekatan dari Cinta Duniawi dan Hanya Melekat Kepada Allah.'
(Uzlah Ruhani)

Oleh: Asy-Syaikh Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan

Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari berkata dalam kitab Al-Hikam, Pasal 12:

مانفعَ القَلبَ شَيءٌ مثلُ عُزْلةٍ يَدْخُلُ بها ميدان فِكرةٍ

"Tidak ada sesuatu yang sangat berguna bagi hati [jiwa], sebagaimana menyendiri dalam Tauhid untuk masuk ke medan tafakur Ruhani yang terdalam."

Penjelasan (Syarah)
Seorang murid/salik kalau benar-benar ingin sampai ruhaninya (wushul) kepada Allah, pastilah ia berusaha bagaimana supaya hatinya tidak lupa dan tidak lalai dari Allah, bisa selalu mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam usaha ini tidak ada yang lebih bermanfaat kecuali uzlah (menyendiri dari pergaulan umum dan menyendiri dari segala kesibukan duniawi).

Dan dalam kondisi uzlah murid mau Tafakkur (berfikir ruhaninya tentang makhluknya Allah, kekuasaan Allah, keagungan Allah, keadilan Allah dan belas kasih nya Allah) yang bisa menjadikan hati timbul rasa takzhim kepada Allah. Menambah keyakinan dan ketaqwaan kepada Allah.

Adapun bahayanya murid yang tidak uzlah itu banyak sekali,

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Perumpamaan seorang sahabat yang tidak baik, bagaikan pandai besi yang membakar besi, jika kamu tidak terkena oleh percikan apinya, maka kamu terkena bau busuknya."

Allah Ta'ala mewahyukan kepada Nabi Musa alaihissalam: "Wahai putra Imran! Waspadalah selalu dan pilihlah untuk dirimu seorang sahabat [teman], dan sahabatmu yang tidak membantumu untuk membuat taat kepada-Ku, maka ia adalah musuhmu."

Dan juga Allah mewahyukan kepada Nabi Dawud Alaihissalam: "Wahai Dawud! Mengapakah engkau menyendiri? Jawab Dawud: Aku menjauhkan diri dari makhluk untuk mendekat kepada-Mu . Maka Allah berfirman: Wahai Dawud! Waspadalah selalu, dan pilihlah untukmu sahabat, dan tiap sahabat yang tidak membantu untuk taat kepada-Ku, maka itu adalah musuhmu, dan akan menyebabkan membeku hatimu serta jauh dari-Ku."

Nabi Isa Alaihissalam bersabda : "Jangan berteman dengan orang-orang yang mati, niscaya hatimu akan mati. Ketika ditanya: Siapakah orang-orang yang mati itu? Nabi Isa menjawab: Mereka yang rakus kepada dunia."

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Yang paling aku khawatirkan pada umatku, ialah lemahnya iman dan keyakinan."

Nabi Isa Alaihissalam bersabda: "Berbahagialah orang yang perkataanya dzikir, diamnya tafakur dan pandangannya tertunduk. Sesungguhnya orang yang sempurna akal ialah yang selalu mengoreksi dirinya, dan selalu menyiapkan bekal untuk menghadapi hari setelah mati."

Sahl at-Tustary Radhiallahu 'Anhu berkata: Kebaikan itu terhimpun dalam empat macam, dan dengan itu tercapai derajat wali [di samping melakukan semua kewajiban-kewajiban agama], yaitu:
1. Lapar
2. Diam
3. Menyendiri
4. Bangun tengah malam [sholat tahajjud]

Kesimpulan,
Uzlah adalah menyendiri secara Ruhani dari keterikatan duniawi, dan hanya bersama Allah saja.

Referensi,  Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari, Kitab Al-Hikam, Pasal 12. (*)