Kesombongan Hanya akan Mewariskan Kehinaan

 
Kesombongan Hanya akan Mewariskan Kehinaan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Kesombongan itu menyebabkan dihinakan Tuhan. Ada seorang sholeh bercerita, "Aku melihat seorang laki-laki sedang thawaf dengan dikelilingi para pengawalnya sehingga menghalangi orang-orang yang sedang thawaf lainnya. Setelah itu aku melihatnya berada di jembatan Baghdad sedang meminta-minta."

Lalu ketika ditanyakan kepada orang tersebut apa penyebabnya, ia menjawab, "Aku telah sombong di tempat semua orang berlaku tawadhu, maka Allah swt menghinakan aku ditempat yang semua orang berlaku sombong." 

Dalam Shahih Muslim dijelaskan, bahwa kesombongan itu adalah karena menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain."

Bahkan dalam Hadis yang sama juga disebutkan betapa bahayanya orang yang berlaku sombong itu. Rasululllah SAW bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

"Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." (HR. Muslim)

Mengenai sifat sombong ini, terdapat kisah menarik mengenai Asiyah dan suaminya, Fir'aun. 

Suatu ketika istri Fir'aun tersebut menantang suaminya.

"Aku ingin berlomba denganmu, yang kalah harus dengan telanjang sampai ke pintu istana," kata Asiyah menantang.

Fir'aun setuju dan terjadilah perlombaan itu. Akhirnya, ternyata yang menang adalah Asiyah. 

Lalu Asiyah berkata, "Penuhilah janjimu. Keluarlah sambil telanjang."

"Beri keringanan untukku, maka engkau ku berikan gudang permata," jawab Fir'aun.

Namun Asiyah menolak dan berkata., "Jika engkau benar-benar Tuhan, penuhilah janjimu. Karena memenuhi janji adalah sifat Tuhan."

Disebutkan bahwa sebelumnya, Asiyah berkata kepada dayang-dayang itu, bahwa jika Fir'aun benar-benar Tuhan, maka bentuk tubuhnya bagus dan menawan. 

Fir'aun lalu mencopot pakaiannya. Ia berlari ke gerbang istana. Dan pada saat para dayang melihatnya, maka mereka akhirnya mengingkari Fir'aun sebagai Tuhan, karena bentuk tubuhnya sangat buruk. Lalu mereka beralih menjadi beriman kepada Allah SWT. Akhirnya Fir'aun yang mengaku Tuhan itu tiada lain hanyalah seorang yang sangat hina sama sekali. Kesombangannya itu menjerumuskan pada kehinaan dirinya.

Dalam kisah lain, diriwayatkan bahwa ketika Nabi Nuh AS naik kapal, iblis ikut bergantung di kapalnya. Saat itu Nabi Nuh bertanya kepadanya.

"Siapakah engkau...?," tanya Nabi Nuh AS.

"Aku Iblis," jawab Iblis.

Nabi Nuh AS bertanya lagi, "Apa yang engkau inginkan...?"

"Mintakanlah kepada Tuhanmu permohonan taubat untukku," jawab Iblis sambil meminta.

Atas peristiwa itu, lalu Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh AS, bahwa taubat Iblis akan diterima jika mau ziarah ke makam Nabi Adam AS dan bersujud di situ. Tapi ketika Nabi Nuh AS memberitahukan hal tersebut, Iblis justru berkata, "Aku tidak sujud kepadanya saat ia masih hidup, bagaimana mungkin aku sujud kepadanya sesudah ia meninggal?"

Kesombongan di dalam diri Iblis itu membuatnya menjadi makhluk paling hina di dunia dan akhirat. Padahal, jika dilihat di dalam banyak riwayat, Iblis itu pernah menjadi pemimpin di surga, tetapi karena kesombongannya itulah kemudian Allah SWT menjadikannya makhluk paling terlaknat selamanya.

Kesombongan, selain dihinakan Tuhan, juga dapat menyebabkan kesengsaraan di Akhirat. Orang yang sombong akan selalu membesarkan sesuatu yang tidak ada pada dirinya dan merasa dirinyalah yang memiliki. Berbeda dengan orang yang tawadhu' kepada Allah SWT, ia tidak mengandalkan daya dan kekuatannya, melainkan hanya berpegang teguh kepada daya dan kekuatan Allah SWT. Wallahu A'lam. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 25 Agustus 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Syarif Cakhyono (NU Jaktim)

Editor: Hakim