Ziarah di Makam KH. Muhammad Ilyas, Mursid Tarekat di Banyumas

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Muhammad Ilyas, Mursid Tarekat di Banyumas

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Sejak awal 1880-an, KH. Muhammad Ilyas adalah mursyid (guru tarekat) terkemuka yang amat disegani, bahkan sampai di luar daerah Banyumas. Beliau adalah salah satu khalifah wilayah Jawa dari guru beliauSyech Sulaiman Zuhdi, guru tarekat Naqsabandiah Kholidiyah di Makkah yang berasal dari Turki.

KH. Muhammad Ilyas menyebarkan ajaran tarekat dari musholanya di Kedungparuk, namun sambutan luas masyarakat membuat pemerintah Belanda khawatir, sehingga KH. Muhammad Ilyas ditahan pada 1888 dengan tuduhan melawan pemerintah. Saat berada di penjara Belanda dekat Alun-alun Banyumas itu, pada malam harinya terlihat sinar terang keluar dari sel dimana KH. Muhammad Ilyas ditahan.

Berita itu terdengar oleh Syech Abu-bakar, seorang Penghulu Landraad kota Banyumas. Lalu beliau mengunjungi penjara KH. Muhammad Ilyas. Hasil kunjungannya, Syekh Abu-bakar ingin mengeluarkan KH. Muhammad Ilyas dengan syarat KH. Muhammad Ilyas jadi menantunya, karena Syech Abubakar tahu bahwa calon mantunya ini orang alim.

Profil

KH. RM. Muhammad Ilyas merupakan salah satu anak dari KH. RM. Ali Dipawangsa, (Makbarohnya terletak di Kedung Paruk). dan Kakek dari Mbah Ilyas yaitu Kanjeng P. Haryo Diponegoro II (yaitu RM Muhammad Ngarip), Anak mbarep dari Pangeran Diponegoro (Ontowiryo, Sultan Abdul-Hamid). Dan P. Diponegoro yaitu anak dari Sultan Hamengku Buwono III.

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. Syekh Sulaiman Zuhdi
  2. Syekh Abu-bakar

Lokasi Makam

KH. Muhammad Ilyas meninggal dunia Tahun 1333 H / 1912 M. Dan perjuangan beliau diteruskan oleh putra beliau yang bernama Muhammad Abdul Malik, atau dikenal dengan mbah Malik, anak dari istri muda. Mbah Malik ini meneruskan perjuangannya di daerah Kedung paruk, dan di Sokaraja diteruskan oleh putra mbah Ilyas yang bernama Syeich Muhammad Afandi, anak dari istri tua. KH. Muhammad Ilyas saat meninggal mempunyai usia kurang lebih 147 tahun dan makbarohnya di Pondok Thoriqah Sokaraja Lor, dibawah pimpinan Kiai Afandi.

Makbaroh KH. Muhammad Ilyas tepat dibelakang Masjid dan tertulis: 'Kyai Haji Raden Mas Muhammad Ilyas Bani Pangeran Diponegoro'

Poster tersebut atas dasar surat (layang kakancingan) nomor (angka) 11553 yang dikeluarkan tanggal 18 September 1960 M oleh petinggi keraton Yogyakarta, yaitu Pangageng Tepas Dwarapura, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Muhammad Ilyas banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Banyumas saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Muhammad Ilyas, maka akan dimudahkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam mencari rezekinya, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam mendapatkan derajat.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Banyumas di antaranya:
Getuk goreng, Mendoan, Klanting, Nopia,Jenang jaket, Keripik tempe, Jalabia.

 

 

 

yang Sudah Mengunjungi Ziarah di Makam KH. Muhammad Ilyas, Mursid Tarekat di Banyumas

  • sumarno sumarno