Sebuah Nasihat untuk Para Pecinta dan Pembenci

 
Sebuah Nasihat untuk Para Pecinta dan Pembenci
Sumber Gambar: pngtree.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam menjalani kehidupan ini, setiap orang tidak mungkin terlepas sama sekali dengan persoalan. Masalah akan terus ada dan silih berganti. Sebab kehidupan ini tidak lain adalah fase ujian yang memang harus dilalui. Allah SWT menguji setiap orang, siapakah yang paling baik amalnya. Hal ini sebagai keterangan yang ada di dalam firman Allah SWT berikut ini:

تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

“Maha Berkah Dzat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 1-2)

Mencintai dan membenci adalah hal yang lumrah dan wajar ada di dalam diri setiap orang. Semuanya berpotensi mengalami dua hal tersebut. Tetapi bagaimana kemudian mengelola kedua hal itu agar tetap seimbang, tidak boleh diabaikan. Agar kehidupan yang dijalani itu selalu diliputi keberkahan dan rahmat dari Allah SWT, maka sebagai seorang Muslim, kita harus mengikuti petunjuk dari Baginda Nabi Muhammad SAW yang pernah bersabda:

اَحْبِبْ حَبِيبَك هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَك يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيضَك هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَك يَوْمًا مَا

“Cintailah orang yang engkau kasihi sekedarnya saja karena boleh jadi kelak engkau akan membencinya. Bencilah orang yang engkau benci juga sekedarnya saja karena boleh jadi kelak dia akan menjadi orang yang engkau cintai.” (HR. At-Tirmidzi)

Demikianlah nasihat yang selalu relevan bagi semua umat manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Selaras dengan hal itu, Sayyid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani pernah berwasiat sebagai berikut:

ﺇِﺫَﺍ ﻭَﺟَﺪْﺕَ ﻓِﻲ ﻗَﻠْﺒِﻚَ ﺑُﻐْﺾَ ﺷَﺨْﺺٍ ﺃَﻭْ ﺣُﺒَّﻪَ ﻓَﺎَﻋْﺮِﺽْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻭَﺍﻟﺴُّﻨَّﺔِ ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻣَﺤْﺒُﻮْﺑَﺔً ﻓِﻴْﻬِﻤَﺎ ﻓَﺄَﺣِﺒَّﻪُ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻣَﻜْﺮُﻭْﻫَﺔً ﻓَﺎﻛْﺮِﻫْﻪِ لِئَلَّا ﺗُﺤِﺒَّﻪَ ﺑِﻬَﻮَﺍﻙَ ﺃَﻭْ ﺗُﺒْﻐِﻀُﻪُ ﺑِﻬَﻮَﺍﻙَ

"Ketika di hatimu ada rasa benci atau cinta kepada seseorang, maka perilaku orang tersebut timbanglah dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jika prilakunya sesuai (disukai atau diridhoi) dalam keduanya, maka cintailah dia. Jika perilakunya tidak sesuai dalam keduanya, maka bencilah dia. Hal itu supaya tidak menyukai karena hawa nafsu atau benci karena hawa nafsu."

Mungkin nasihat itu sering kali dijumpai dalam banyak pengajian, namun sering kali pula dilalaikan oleh kita. Apalagi jika kedua hal tersebut sudah menyangkut dengan kontestasi politik. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 15 September 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustadz Hidayat Nur

Editor: Hakim