Wujud Nasionalisme, Pengarang Kitab Tafsir Sematkan Istilah ‘al-Indunisy’

 
Wujud Nasionalisme, Pengarang Kitab Tafsir Sematkan Istilah ‘al-Indunisy’
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta - Pengarang kitab Jam’ul ‘Abiir fi Kutub al-Tafsir karya KH. Dr. M Afifudin Dimyathi atau Gus Awis asal Jombang, Jawa Timur, yang baru terbit pertengahan bulan Agustus lalu, kini diterbitkan oleh penerbit dari Mesir. Gus Awis menyematkan kata “al-Indunisy” sebagai wujud cinta Tanah Air atau nasionalisme.

“Nama saya ditambahi “al-Indunisy” atas usulan beberapa mahasiswa al-Azhar, agar mudah diketahui bahwa penulisnya adalah orang Indonesia,” terang Gus Awis, beberapa pekan lalu melalui akun Facebook-nya.

Selain itu, alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga mengatakan bahwa di Mesir terdapat kota bernama Dimyath sehingga memunculkan anggapan, ayah Gus Awis yakni Almarhum KH Dimyathi Romli berasal dari kota tersebut.

“Penambahan kata al-Indunisy untuk menafikan anggapan tersebut,” tegas Awis, yang menulis kitab tersebut dengan dua jilid.

Penerbitan karya terbarunya di Mesir diharapkan para pengakji kitab tafsir di Timur Tengah tertarik untuk mempelejari atau setidaknya mengetahui tafsir yang ditulis oleh ulama nusantara maupun tafsir yang ditulis oleh ulama dari Asia Tenggara.

Alumnus Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember ini menyebutkan dalam karya terbarunya itu, dirinya mengkaji metodologi tafsir dari ulama nusantara, asia tenggara serta karya tafsir dari negara-negara lainnya.

Kitab tafsir dari ulama Malaysia yang dikaji dalam kitab Katib PBNU ini di antaranya Tafsir Nur al Ihsan, karya Tuan Haji Muhammad bin Said bin Umar (Hal 371), Tafsir Pimpinan al Rahman Kepada Pengertian al Quran, karya Syeikh Abdullah Basmeih (Hal 509), Tafsir Harian al Quran al Karim, karya Haji Abdullah Abbas Nasution (Hal 482) serta Tafsir Khulasah al Quran, karya Maulana Abdullah Nuh (Hal 384)

Sedangkan kitab tafsir dari ulama Singapura yang turut dikaji dalam kitab “Jam’ul ‘Abiir fi Kutub al-Tafsir” ini di antaranya Tafsir Pelita al Quran, karya Syeikh Abdillah al Jufri (Hal 523), Tafsir Abr al Athir, karya Ustad Ahmad Shonhaji (Hal 547). Adapun kitab karya ulama Thailand di antaranya Tafsir al Zikr al Hakim dan Tafsir al Bayan, karya Dr Ismail Lutfi Chapakia (Hal 605).

“Insya Allah Mahasiswa Asia Tenggara yang kuliah di Mesir, bisa segera mendapatkan kitab ini di Dar an Nibros, kawasan kampus al Azhar,” pungkas pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum ini.

Sumber: Masjidatuna


Editor: Daniel Simatupang