Ziarah di Makam KH. Ali Maksum, Ulama Visioner, Rais 'Aam PBNU Periode 1981-1984

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Ali Maksum, Ulama Visioner, Rais 'Aam PBNU Periode 1981-1984
Sumber Gambar: Ilustrasi Laduni.ID

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta -  KH. Ali Maksum adalah sosok ulama berwibawa dari Krapyak Yogyakarta, beliau adalah ulama yang sangat berjasa besar dalam mengajar santri, banyak para santri yang telah berhasil menjadi ulama-ulama besar, intelektual, dengan pengasuhan yang sangat dekat dengan santri dan disiplin dalam pengajaran.

KH. Ali Maksum juga adalah kiai yang visioner dengan merombak pesantren dengan pengajaran modern di pesantren Tremas dan pesantren Krapyak, Yogyakarta. Sistem modernisasi yang dikelola KH. Ali Maksum bukan meninggalkan pengajaran tradisional tapi menguatkan dalam pengajaran pesantren. Untuk melakukan pembaharuan di bidang metode pengajaran dan kurikulumnya, di antaranya dengan cara memasukkan kitab-kitab baru karya ulama modern kedalam kurikulumnya, seperti kitab Qiroatur Rosyidah, An-Nahwul Wadhih dan lain-lain.

KH. Ali Maksum ketika mondok di pesantren Tremas, dikalangan para santri, teman-teman dan keluarga pesantren lebih dikenal dengan panggilan Wak Ali, nampak paling menonjol diantara para santri yang lain dan sudah menampakkan bakat-bakat keulamaannya. Hal ini bukan disebabkan oleh kebesaran nama ayah beliau, akan tetapi disebabkan oleh kejeniusannya, ketekunan belajarnya, kedalaman ilmunya, keluasan wawasannya, penguasaannya terhadap kitab-kitab kuning, kreatif, inovatif, kekuatan pribadinya, jiwa kepemimpinannya, dan hal-hal lainnya.

Profil

KH. Ali Maksum adalah putra dari KH. Ma’shum bin KH. Ahmad Abdul Karim dengan Nyai. Hj. Nuriyah binti KH. Muhammad Zein Lasem, yang lahir pada tanggal 2 Maret 1915 di desa Soditan Lasem kabupaten Rembang.

Keluarga KH. Ali Maksum, sejak dari zaman kakek-kakeknya dahulu hingga sekarang adalah keluarga besar yang kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari nilai-nilai kepesantrenan. Ayah beliau terkenal dengan panggilan Mbah Ma’shum ini merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah di desa Soditan, Lasem, Rembang.

Sejak kecil, KH. Ali Maksum belajar dan dididik secara keras di pesantren ayah beliau sendiri yang saat itu menjadi pusat rujukan para santri dari berbagai daerah, terutama dalam pengajaran kitab Alfiyah Ibnu Malik beserta syarahnya Ibnu ‘Aqil (Nahwu, Shorof dan Balaghah), dan kitab Jam’ul Jawami’.

Ayah beliau berharap agar putranya nanti menjadi seorang ulama ahli fiqih, sehingga beliau menggembleng KH. Ali Maksum kecil setiap harinya dengan pelajaran kitab-kitab fiqih. Sementara itu, beliau juga mengajarkan kitab-kitab lainnya kepada para santri, terutama kitab-kitab ilmu nahwu, shorof dan balaghah. Akan tetapi kecenderungan KH. Ali Maksum kecil justru lebih senang mempelajari kitab-kitab nahwu dan shorof. KH. Ali Maksum kecil kemudian belajar beberapa waktu di pondoknya KH. Amir di Pekalongan.

Guru-guru beliau saat menuntut ilmu di antaranya:

  1. KH. Ma'shum
  2. KH. Dimyati
  3. Sayyid Alwi Abbas Al-Maliki (ayah Sayyid DR. Muhammad Alwi Abbas Al-Maliki)
  4. KH. Amir Idris Pekalongan
  5. KH. M. Munawwir Krapyak Yogyakarta

Murid-murid beliau yang menjadi ulama besar di antaranya:

  1. Prof.DR.KH A Mukti Ali (Guru Besar Fak Usuluddin IAIN Yogya, mantan Menteri Agama RI)
  2. KH. A Mustofa Bisri (Rembang)
  3. KH. M Cholil Bisri (Rembang)
  4. KH. Maksum Ahmad (tanggulangin Sidoarjo : Pengasuh pesantren dan muballigh)
  5. KH. A Masduqi Mahfudh (Malang, mantan Rois Syuriyah PWNU Jatim)
  6. KH Abdul Aziz Masyhuri (Jombang: Pengasuh pesantren)
  7. KH. A Asrori Usman Al-Ishaqi (PP Al-Fithroh Sby, Mursyid Thoriqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah)
  8. KH. Abdurrahman Ar-Roisi (Jakarta: penulis dan muballigh)
  9. KH. Masdar Farid Mas’udi
  10. Drs. H. Slamet Efendi Yusuf
  11. Prof. Dr. KH. Said Agiel Siroj., MA
  12. KH. Drs. Muhd. Hasbullah SH
  13. KH. Drs. Masyhuri AU
  14. Prof. Dr. Yudian Wahyudi
  15. KH. Zainal Abidin Muanwwir (Pengasuh pesantren)
  16. KH. Ahmad Warson Munawwir (Pengasuh pesantren, penulis Kamus Al-Munawwir)
  17. KH. Drs. Asyhari Abta., M.Pd.I
  18. KH. Munawwir AF
  19. KH. Drs. Henry Sutopo
  20. KH. Drs, Asyahri Marzuki., L.c
  21. KH. Dr. Malik Madani., MA
  22. Drs. H. As'ad Said Ali (mantan Waka BIN, Waketum PBNU), dan lain-lain.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ali Maksum

Lokasi Makam

KH. Ali Maksum wafat pada hari Kamis malam Jum’at, tanggal 7 Desember / 15 Jumadil Awwal 1989 dalam usia 74 tahun, ketika adzan Maghrib berkumandang pada pukul 17.55 WIB. Jenazah beliau dilepas dari Masjid Pesantren Krapyak setelah shalat Jum’at dan dikebumikan berdampingan dengan makam KH. M Munawwir di dusun Senggotan (Dongkelan) Tirtonirmolo Kasihan Bantul, Yogyakarta.

Haul

Haul KH. Ali Maksum diperingati pada bulan Jumadil Awwal. Biasanya untuk tanggal haul pihak keluarga dan dzurriyah beliau yang akan memberitahu acara haul diperingati.


Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi Al-Bantani dalam Kitab Nashoihul 'Ibad

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadhilah

Berdoa kepada Allah melalui wasilah KH. Ali Maksum atas izin Allah, Insya Allah akan mendapatkan fadhilah antara lain: 
1. Diberi kemudahan dalam memperoleh kedudukan
2. Diberi kemudahan dalam menuntut ilmu yang bermanfaat
3. Diberi kemudahan dalam mencari rezeki yang barokah
4. Diberi kemudahan dalam memperoleh keturunan anak yang sholeh dan sholehah


Oleh-oleh 
Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Yogyakarta di antaranya: Gudeg, Bakpia, Yangko, Geplak, Tiwul, Peyek belut, Peyek Tumpuk, Wedang Uwuh.

Sumber: Diolah dan dikembangkan dari www.almunawwir.com dan berbagai sumber lain.


Editor: Abdul Hakim Abidin