Adab dan Niat Menghadiri Maulid Nabi SAW

 
Adab dan Niat Menghadiri Maulid Nabi SAW
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Merayakan Maulid Nabi SAW merupakan bentuk kebahagian dan rasa syukur umat Islam atas dilahirkannya Baginda Nabi Muhammad SAW di dunia ini tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal silam. Di dalam tradisi perayaan maulid Nabi SAW terdapat nilai-nilai ibadah bagi siapa saja yang merayakannya selama tidak disertai dengan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam. Dan perayaan tersebut bisa diekspresikan dalam berbagai bentuk sesuai dengan tradisi dan budaya masing-masing daerah yang menyelenggarakannya, asalkan tidak ada perkara yang menyimpang di dalamnya.

Menurut Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani sebagaimana dikutip oleh Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawi cara untuk memperingati Maulid Nabi di antaranya adalah dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an, memberi makan orang lain, bersedekah, dan melantunkan pujian kepada Nabi SAW. Pujian-pujian yang dibaca itu sebagaimana terdapat dalam berbagai kitab maulid, seperti Kitab Maulid Barzanji, Maulid Ad-Diba'i, Maulid Simthud Durar, dan kitab-kitab maulid yang lainnya.

Namun jika peringatan Maulid Nabi SAW dilakukan dengan cara yang berlebihan, seperti dengan cara melakukan hal-hal yang makruh, atau apalagi dengan perbuatan yang haram sebagaimana kemaksiatan, maka tentu hal itu dilarang keras di dalam Islam dan harus dihindari.

وَمَا كَانَ حَرَامًا أَوْ مَكْرُوْهًا فَيُمْنَعُ وَكَذَا مَا كَانَ خِلَافُ الْأَوْلَى انتهى

"Perbuatan yang haram atau makruh, maka (dalam peringatan Maulid Nabi) hendaknya dicegah. Demikian pula perbuatan yang "khilaful aula" atau yang tidak sesuai dengan keutamaan." (Al-Hawi lil Fatawi, Juz I, hlm. 282)

Selain harus memperhatikan bentuk dan ekspresi dalam peringatan Maulid Nabi SAW, kita juga diharuskan menjaga adab dan tata krama ketika merayakan peringatan Maulid Nabi SAW.  

Berikut adab dan tata krama dalam menghadiri peringatan Maulid Nabi SAW menurut Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari yang disarikan dari kitab beliau yang berjudul An-Nur Al-Mubin fi Mahabbat Sayyid Al-Mursalin.

Adab Para Salaf Sholeh sebelum Hadir ke Tempat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Sebelum menghadiri acara Maulid Nabi SAW, terlebih dahulu para salaf sholeh melakukan hal-hal berikut ini:

  1. Berwudhu dengan baik dan sempurna
  2. Dalam keadaan masih basah dengan air wudhu, membaca, "Shallallahu ‘ala Muhammad" 33x tanpa diselingi berbicara dengan yang lain
  3. Lalu diusapkan ke wajahnya dan membaca doa sehabis wudhu
  4. Kemudian melakukan shalat sunnah dua rakaat dengan niat shalat sunnah wudhu. Rakaat pertama setelah membaca Surat Al-Fatihah membaca Surat Al-Kafirun, rakaat kedua setelah membaca Surat Al-Fatihah membaca Surat Al-Ikhlas
  5. Setelah salam membaca dzikir Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, masing-masing 3x
  6. Lalu boleh ditambahkan shalat sunnah Hajat dua rakaat. Rakaat pertama setelah membaca Surat A-Fatihah membaca Surat Al-Kafirun 3x, rakaat kedua setelah membaca Surat Al-Fatihah membaca Surat Al-Ikhlas 3x
  7. Setelah salam membaca istighfar 21x dan shalawat 3x
  8. Lalu berdoa membaca niat untuk hadir Maulid Nabi SAW. Contoh doa niat untuk hadir Maulid Nabi SAW:

اَللَّهُمَّ يَااللهُ، نَوَيْتُ أَنْ اَحْضُرَ مَوْلِدَ النَّبِيِّ بِنِيَّةٍ لِرِضَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَفَاعَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ وَعَلَى نِيَّةٍ أَنَّ اللهَ يَقْضِى حَاجَاتِنَا وَيَقْبَلُ دَعْوَاتِنَا وَيَشْرَحُ صُدُوْرَنَا وَيُيَسِّرُ أُمُوْرَنَا وَ أُمُوْرَالْمُسْلِمِيْنَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَيَجْعَلُنَا مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ.

"Allahumma ya Allah, kami niat untuk hadir Maulid Nabi-Mu SAW, dengan niat agar mendapat ridho Allah dan Rasulullah SAW serta syafaat Rasulullah di dalam agama, dunia dan akhirat. Serta dengan niat agar Allah memberikan semua hajat (kebutuhan) kami, mengabulkan doa-doa kami, melapangkan kesulitan kami, memudahkan semua urusan kami dan urusan kaum muslimin di dalam hal agama, dunia dan akhirat, dan jadikanlah kami hamba-Mu yang sholeh."

Selain niat tersebut, bisa juga dengan membaca niat seperti dibawah ini:

نَوَيْتُ أَنْ أَحْضُرَ مَوْلِدًا مِثْلَ مَا نَوَى أَسْلَافُنَا الصَّالِحُوْنَ وَبِنِيَّةِ تَعْظِيْمِ شَهْرِ وِلَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَ سَلَّمَ وَبِنِيَّةِ زِيَادَةِ الْإِيْمَانِ وَ زِيَادَةِ التَّقْوَى وَالْمَحَبَّةِ وَالْقُرْبِ إِلَى اللهِ وَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَسْلَافِنَا الصَّالِحِيْنَ وَبِنِيَّةِ اِتِّبَاعِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا فِي الْقَوْلِ وَالْفِعْلِ وَالنِّيَّةِ. وَبِنِيَّةِ أَنَّ اللهَ يُحْسِنُ أَخْلَاقَنَا وَاَدَابَنَا وَأَنَّ الله يَرْزُقُنَا النَّظَرَ إِلَى وَجْهِ الْحَبِيْبِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ يَقَظَةً وَمَنَامًا فِي الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ وَ فِي الْبَرْزَخِ وَهُوَ رَاضٍ عَنَّا، وَعَلَى كُلِّ نِيَّةٍ صَالِحَةٍ فِي خَيْرٍ وَلُطْفٍ وَعَافِيَةٍ وَسَلَامَةٍ.

"Saya niat hadir maulud seperti niatnya para salaf yang sholeh, dengan niat bertambahnya iman dan takwa, bertambahnya cinta serta mendekatkan diri kepada Allah, Rasulullah SAW dan Salafuna Shalihin. Dengan niat untuk mencontoh/meneladani/mengikuti Rasulullah SAW secara dzahir dan bathin, baik dalam perkataan, perbuatan dan niat. Dengan niat semoga Allah memperbaiki akhlak dan adab kita serta Allah memberi rezeki kepada kita untuk dapat memandang wajah kekasih kita Rasulullah SAW, baik secara langsung ataupun mimpi di dunia maupun di akhirat serta di alam barzah dalam keadaan beliau Rasulullah SAW ridho kepada kita dan kami berniat dengan semua niat yang sholeh dalam kebaikan, kelembutan, 'afiyah (kebahagiaan) dan keselamatan."

Seyogyanya berbagai hal tersebut dilakukan mulai berwudhu hingga shalat sunnah Wudhu sampai shalat sunnah Hajat, dengan tanpa diselingi perbuatan dan pembicaraan yang tidak berarti, serta dilakukan dengan tertib pelaksanaannya dan berkesinambungan. Jika waktu tidak memungkinkan, paling tidak melaksanakan shalat sunnah Wudhu lebih diutamakan.

Adab Para Salaf Sholeh saat Hendak Hadir ke Tempat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Setelah melakukan sejumlah amal sholeh di atas, barulah para salaf sholeh berjalan menghadiri Maulid Nabi SAW. Dalam masa perjalanan itu, hal-hal yang mereka lakukan adalah sebagaimana berikut ini:

  1. Bertawakkal kepada Allah SWT
  2. Sangat mengharapkan limpahan berkah, rahmat dan maghfirah (ampunan) Allah tercurahkan kepadanya
  3. Berjalan penuh rasa tawadhu’ dan tadharru’ (menghadirkan perasaan khusyu’, seakan-akan hendak menemui Baginda Nabi SAW bersama para sahabatnya dan para Auliya-Nya, yang disaksikan oleh Allah SWT serta para Malaikat-Nya).

Menanamkan adab batin ini sungguh sangat utama di dalam menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, karena Allah melihat dan menyaksikan hati para hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam sebuah Hadis Qudsi,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِيْ

 "Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba terhadap-Ku."

Adab Para Salaf Sholeh saat Berlangsungnya Acara Maulid Nabi Muhammad SAW

Biasanya para salaf sholeh memperbanyak membaca shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, baik ketika dalam perjalanan, saat dan selama Maulid Nabi Muhammad SAW berlangsung, baik dibaca secara sirr (dalam hati) ataupun jahr (diucapkan dengan lisan).

Momentum yang paling baik dan berkah dalam pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah pada saat Mahallul Qiyam (saat berdiri), dengan melantunkan syair-syair pujian kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. 

Di antara bait-bait syair pujian dalam Mahallul Qiyam tersebut adalah momentum terbaik bagi kita untuk berdoa memohon kepada Allah SWT atas segala hajat baik kita. Insya Allah Mustajabah.

Tidak kalah pentingnya juga adalah dianjurkannya untuk menghadirkan orang-orang yang kita cintai seperti sanak keluarga, sahabat dan kerabat yang kita kehendaki ketika itu. Hadirkan dengan perasaan kita, bahwa mereka ikut hadir (bil ghaib) dalam pelaksanaan Maulid Nabi SAW. Insya Allah, rahmat, berkah dan syafaat-Nya akan meliputi kepada mereka semua, yang walaupun secara lahiriah mereka tidak turut serta hadir.

Demikian itu tidak lain adalah sebagai wujud keyakinan kita atas kebesaran Allah SWT dan kasih sayang-Nya kepada umat Baginda Nabi SAW yang semua itu tidak lain adalah karena Baginda Nabi Muhammad SAW itu sendiri. 

Di dalam pelaksanaan pembacaan Maulid Nabi SAW seyogyanya juga mempertautkan hati dengan Baginda Nabi SAW sebagaimana yang dilakukan oleh para salaf sholeh. Menghadirkan Baginda Nabi Muhammad SAW di dalam hati seakan-akan beliau hadir dan menyambut shalawat dan salam yang kita ucapkan. Sebab pada hakikatnya, Baginda Nabi Muhammad SAW juga bisa hadir di tengah-tengah kita meski kita tidak bisa menyaksikan secara kasat mata. Tapi yakinlah bahwa beliau selalu menjawab shalawat dan salam kita semua.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Momentum untuk Memperbaiki Diri

Maulid Nabi SAW adalah salah satu ajang yang sangat sakral untuk mengembalikan jati diri kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Baginda Nabi SAW. Oleh karena itu, seyogyanya kita bisa memperhatikan dengan seksama arti atau makna yang terkandung di dalam pembacaan Maulid Nabi SAW. Hal ini tentu sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hati kita menuju derajat ihsan di sisi Allah dan Rasul-Nya. Tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga meresapi maknanya, hingga seakan tampaklah Baginda Nabi Muhammad SAW di hadapan kita.

Hal itu merupakan sesuatu yang sangat penting karena dapat mengantarkan kita mendapatkan sirr (rahasia) dari pelaksanaan Maulid Nabi SAW. Sehingga ketika kembali dari acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu, hati akan semakin bercahaya, Insya Allah. Hati sanubari akan mendapatkan ketenangan yang merasuk menjalar ke seluruh relung anggota tubuh kita, mengikis habis segala karat penyakit-penyakit lahir maupun batin dan semakin bertambahlah keimanan dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya, sehingga buahnya menjadikan kita semakin taat dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. 

Allahumma Sholli wa Sallim 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Alihi wa Shohbihi Ajma'in. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 31 Oktober 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Editor: Hakim