Kisah Heroik Kakek Samsul Kikis Gunung Sendirian Demi Jalan Desa

 
Kisah Heroik Kakek Samsul Kikis Gunung Sendirian Demi Jalan Desa

LADUNI.ID, Bulukumba - Sebuah dusun bernama Benteng yang terletak di Bulukumba adalah lokasi yang terpencil dan terisolasi membuat warga harus menempuh perjalanan berat untuk ke mana-mana. Tapi kini, mereka sudah punya akses jalan yang lebih dekat. Semuanya berkat Kakek Samsul, seorang berusia lanjut yang seorang diri mengikis gunung dengan sebuah lingggis untuk membuat akses jalan bagi warga kampungnya. Berikut perjuangan beliau yang mengharukan.

***

Desa Benteng yang terletak di Kelurahan Borongrappoa, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bukumba. Lokasinya sangat terpencil dan terisolir, yang jaraknya sekitar 1,5 jam dari pusat kota dengan kendaraan. Dulu, warga dusun Benteng harus menempuh perjalanan yang terjal dan memutar, melewati hutan, memanjati gunung, dan menyeberangi sungai. Itupun harus ditempuh dengan berjalan kaki, karena kendaraan roda 2 dan 4 tidak bisa mengakses ke sana.

Kakek Samsul merasa kasihan melihat warga dusunnya harus menempuh jalan memutar untuk bepergian, Kakek Samsul memutuskan untuk membuka jalan melewati sebuah gunung. Prihatin dengan perjuangan warga kampungnya untuk mobilisasi, Kakek Samsul memutuskan untuk membuka sebuah jalan baru melalui gunung. Selain memotong jarak, jalan ini juga memungkinkan untuk diakses kendaraan. Usaha ini jelas tidak mudah. Kakek Samsul memerlukan waktu 10 tahun untuk membuka jalan ini. Upaya Kakek Samsul juga sempat diragukan karena medan yang dianggap terlalu sulit dan terjal.

Yang lebih mengharukan, Kakek Samsul hanya memanfaatkan linggis untuk mengikis gunung sedikit demi sedikit dan membuat jembatan seadanya. Melakukan upaya ini seorang diri, Kakek Samsul membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Kini, keinginan Kakek Samsul terwujudkan. Sebuah jalan berhasil dibuka, dan sangat memudahkan akses bagi warga dusunnya.

“Sekarang kan sudah bisa dilalui kendaraan, setelah Pak Samsul menggali gunung meski jalannya terjal,” ungkap Andi Sudirman Sulaiman, Wagub Sulawesi Selatan, seperti dilansir dari Tribunnews.com (12/11).

Akhirnya, aksi heroik Kakek Samsul ini didengar oleh Pemerintah Sulawesi Selatan. Pemerintah Provinsi bersama Kodim, telah menyisir jalan yang dibuka oleh Kakek Samsul dan memberikan bantuan berupa alat-alat berat serta bahan-bahan sederhana. Untuk selanjutnya, pemerintah juga akan melanjutkan perjuangan Kakek Samsul untuk memperbaiki jalan tersebut sehingga ke depannya lebih gampang dilalui warga.

Perjuangan Kakek Samsul mengingatkan kita pada sosok Mbah Sadiman, pria 68 tahun yang menjadi pahlawan bagi Desa Geneng di Kabupaten Wonogiri. Mbah Sadiman menanami dua bukit di dekat desanya yang sangat gersang, yaitu Bukit Gendol dan Ampyang. Area gersang tersebut sering menjadi masalah bagi warga desa. Longsor dan banjir material saat musim penghujan, dan paceklik panjang saat musim kemarau tiba.

Selama 24 tahun menanami kedua bukit itu, upaya Mbah Sadiman ada hasilnya. Kini bukit Gendol dan Ampyang yang dulu gersang jadi hijau. Air di Desa Geneng pun tetap mengalir meski kemarau. Mbah Sadiman dianggap pahlawan, setelah dulu sering dianggap gila karena kegiatannya menanam beringin di bukit gersang dianggap aneh.

Apa yang bisa kita tiru dari aksi heroik dari dua orang lanjut usia ini adalah komitmen serta semangatnya untuk mengubah keadaan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti bertemu banyak kesulitan. Entah itu yang sifatnya personal, ataupun yang menyangkut banyak orang seperti kemacetan dan banjir. Kita selalu saja mengeluh begini dan begitu, namun jarang langsung mengambil tindakan untuk sebuah solusi.

Atau contoh yang lebih mudah, adalah hal-hal yang terkait diri sendiri. Kita sering mengeluh tidak punya uang, sulit menabung, dan merasa mustahil membeli properti yang harganya makin mahal setiap hari. Namun, kita juga tidak melakukan sesuatu, meski sesederhana menghemat pengeluaran dan memangkas keinginan yang tak perlu. Aksi Kakek Samsul dan Mbah Sadiman semestinya bisa menjadi tamparan. Keadaan tak bisa diubah sendiri, jika tidak ada usaha yang mendahului.

Tapi aku kan cuma orang biasa, yang tidak bisa apa-apa. Mungkin begitu pembelaan yang sering muncul di pikiran kita. Namun setiap perubahan itu bisa berawal dari hal-hal kecil kok. Bisa diawali juga dari diri sendiri. Kalau dipikir-pikir, usaha Kakek Samsul dan Mbah Sadiman memang terdengar sangat mustahil. Tantangan yang dihadapi dan sumber daya yang dimiliki jelas tidak sepadan. Namun, jika ditambah dengan semangat optimis dan komitmen, ternyata bisa berhasil juga, bukan? Setiap hal kecil bisa membawa perubahan, selama niat baik itu diubah menjadi kenyataan.

Optimisme Kakek Samsul perlu kita tiru. Karena, nyatanya, memang tidak ada yang mustahil di dunia ini. Terlihat mustahil, mungkin karena kita kurang semangat dan komitmen untuk mencobanya. Sementara keadaan tak akan berubah, jika kita tida mencoba mengubahnya.