Sel Mammoth yang Berusia 28.000 Tahun Berhasil Dibangkitkan

 
Sel Mammoth yang Berusia 28.000 Tahun Berhasil Dibangkitkan

Oleh BECKY FERREIRA

LADUNI.ID, Jakarta - Sebagian sel dari mammoth berbulu yang matilebih dari 28.000 tahun lalu, baru-baru ini berhasil dibangkitkan kembali lewat sebuah sel telur tikus. Terobosan ilmiah ini dipublikasikan di Scientific Reports beberapa waktu lalu.

Capaian ini menunjukkan bila aktivitas biologis dapat dilakukan dalam sel mahluk yang sudah ribuan tahun meninggal. Namun, jangan buru-buru berharap para ilmuwan bakal mengkloning mammoth dalam waktu dekat. Masih panjang prosesnya.

Tim yang dipimpin oleh Kazuo Yamagata, seorang pakar biologi dari A team led Kindai University, Jepang, berhasil mengekstrak sel dari sisa tubuh “Yuka”, mammoth betina muda yang jasadnya ditemukan di Selat Dmitry Laptev, Rusia.

Jasad Yuka terkubur dalam permafrost, lapisan tanah beku yang acap kali bisa menjaga kulit, bulu, otak hingga jaringan lunak jasad hewan tetap itu. Lantaran jasad Yuka ditemukan dalam kondisi yang sangat bagus, tim Yamagata berhasil mengekstrak 88 stuktur mirip nukleus dari jaringan otot Yuka yang terawetkan secara alami.

Sel mammoth tersebut disuntikan pada sel telur tikus, yang memiliki fungsi vital dalam perkembangan embrio mamalia pengerat ini. Tak lupa, para periset juga menyuntikan sel gajah ke sel telur tikus sebagai sampel kontrol.

Begitu inti sel mammoth masuk tahan inkubasi, sel-sel telur tersebut terkesan kembali hidup—meski cuma sebentar. Sel-sel tersebut tak membelah diri, tapi melewati tahap-tahap sebelum pembuahan sel. Misalnya, inti sel mammoth melewati proses yang disebut “spindle assembly,” yang memastikan kromosom menempel dengan benar pada struktur mikroskopik berbentuk poros sebelum sel induk membelah jadi dua sel anak.

Sekitar sepuluh tahun lalu, sebuah tim lain bereskperimen dengan teknik serupa terhadap mumi mammoth berumur 15.000 tahun. Sayangnya mereka gagal memicu aktivitas biologis dari sel yang mereka dapatkan.

Temuan fakta bahwa sel Yuka memperlihatkan aktivitas bioogis adalah perkembangan yang menggembirakan sekaligus menantang bagi para ilmuwan yang bermimpi mengkloning satwa yang sudah punah.

Di satu sisi, aktivasi ulang sel hewan mati sampai level tertentu bisa dilakukan. Sementara di sisi lain, Yuka adalah spesimen istimewa tapi selnya tak mampu mencapai proses pembelahan sel yang lengkap—kendala utama yang menghantui para periset yang ingin membangkitkan hewan yang sudah lagi dijumpai di muka Bumi.

"Hasil ini menunjukkan kemustahilan mengkloning mammoth dengan teknologi yang ada saat ini," tulis Yamagata dan beberapa koleganya dalam laporan penelitian mereka. Kendati begitu, hasil penelitian ini minimal "membuka jalan bagi mereka yang ingin meniliti secara mendalam aktivitas biologi pada sel hewan yang telah punah." (Motherboard).