Ziarah di Makam KH. Idham Chalid, Ketua PBNU Tiga Zaman

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Idham Chalid, Ketua PBNU Tiga Zaman

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Idham Chalid adalah ulama besar dari Nahdlatul Ulama dan politisi yang berpengaruh bagi Bangsa Indonesia, atas jasanya KH. Idham Chalid diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011 tertanggal 7 November 2011.

Tidak banyak orang yang memiliki pengalaman seperti almarhum Mantan Ketua Umum PBNU KH. Idham Chalid dengan berbagai peran dan jabatan yang disandangnya.

Beliau memiliki pengabdian dan pengalaman yang begitu beragam.Kh. Idham Chalid telah memimpin NU selama 28 tahun, dalam karirnya selalu berada dalam tiga sosok, yaitu ketua NU sebagai ormas, NU sebagai parpol dan sebagai pejabat negera. Beliau juga pernah memimpin tiga partai yaitu Masyumi, NU dan PPP.

KH. Idham Chalid pernah menduduki tiga jabatan menteri, yaitu wakil perdana menteri, menkopolkam, dan menteri sosial. Di posisi legislatif, beliau juga menduduki berbagai jabatan mulai dari anggota DPRD Kalsel, DPR dan MPR.

Mengenai kemampuannya membawa NU dalam berbagai situasi, hal ini dikarenakan beliau merupakan orang moderat yang selalu berada di tengah, disertai sikap kesantunan sehingga bisa diterima oleh semua pihak. KH. Idham Chalid juga telah berhasil membawa NU keluar dari masa-masa pelik, bahkan genting saat Indonesia masih berusia muda dengan dinamika politik yang luar biasa.

KH.Idham Chalid tercatat sebagai tokoh yang paling muda sekaligus paling lama memimpin ormas Islam yang didirikan para ulama pada tahun 1926 tersebut. Dalam ormas berlambang bola dunia dan bintang sembilan itu, beliau menapaki karir yang sangat cemerlang hingga menjadi pucuk pimpinan.

Dalam usia 34 tahun, KH. Idham Chalid dipercaya menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Jabatan tersebut diembannya selama 28 tahun, yaitu hingga tahun 1984. Selanjutnya posisi KH. Idham Chalid di PBNU digantikan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Setelah tidak berkiprah di panggung politik praktis yang telah membesarkan namanya, waktu KH. Idham Chalid dihabiskan bersama keluarga dengan mengelola Pesantren Darul Ma'arif di Bilangan Cipete, Jakarta Selatan.

Profil

 KH. Idham Chalid lahir pada tanggal 27 Agustus 1922 di Setui, dekat Kecamatan Kotabaru, bagian tenggara Kalimantan Selatan, adalah anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya H. Muhammad Chalid, penghulu asal Amuntai, Hulu Sungai Utara, sekitar 200 km dari Banjarmasin.

Guru-guru beliau di antaranya:
1. KH. Sahal
2. KH. Muhammad Chalid

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Idham Chalid

Lokasi Makam

Makam KH. Idham Chalid berada di pemakaman keluarga Pesantren Darul Qur'an Cisarua, Bogor.

Haul

Haul  KH. Idham Chalid  diadakan diadakan pada bulan Safar di tahun hijriah, Acara haul diadakan di pesantren Darul Ma'arif Cipete, Jakarta Selatan.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam  KH. Idham Chalid banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Bogor saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Cisarua, Bogor.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Idham Chalid, maka akan dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam mencapai cita-cita yang diinginkannya, dimudahkan dalam kelancaran rezekinya.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Bogor di antaranya:
Roti Unyil, Lapis talas, Macaroni panggang, Asinan Bogor, Pie Apel, Kacang bogor, Ubi cilembu, dan Klapetart.

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan